NovelToon NovelToon
Sang Ketua Dark Dragon

Sang Ketua Dark Dragon

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Mafia / Selingkuh / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ridwan01

Dark Dragon adalah sebuah kelompok yang di buat oleh anak anak sekolah di tahun dua ribuan. mereka yang merupakan teman sekolah juga teman di tempat balapan setuju untuk membuat kelompok dengan nama itu agar mereka bisa tetap kompak dan punya wadah yang tepat untuk menyalurkan hobi mereka.
sang ketua yang bernama Adrian Wijaya merupakan anak dari seorang Kiai ternama di kotanya tapi dia tidak bisa meneruskan tanduk kepemimpinan pesantren di karenakan dia lebih suka tinggal dan sekolah di Jakarta dan mengelola bisnis orang tuanya.
hingga hidupnya berubah, dari yang hanya mengurus usaha keluarga dan Dark Dragon, tiba tiba ada seseorang yang masuk ke dalam hidupnya. siapakah dia? dan bagaimana kisah mereka juga teman temannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Begal 2

Hendra yang saat itu di bonceng Samuel di belakang, langsung di sabet samurai dari belakang dan mengenai bahu kirinya, motor yang di kendarai Samuel langsung oleng dan terjatuh, bahkan tanpa menunggu lagi ketiga orang itu langsung turun, yang satu merampas motor, yang satu orang langsung menusuk perut Samuel yang belum siap melawan dan satu orang lagi mengambil tas dan handphone milik Hendra juga Samuel, kemudian langsung pergi dari sana.

Hendra yang mencoba untuk tidak panik dan masih kaget dengan kejadian tersebut, segera menghampiri Samuel yang meringis kesakitan dengan perut yang sudah berlumuran darah, bahkan bahu Hendra juga sama mengeluarkan banyak darah

"Sam.. Lo masih kuat jalan nggak?" Tanya Hendra sambil memegang bahu kirinya yang terasa sakit

"Gue nggak kuat DRA, perut gue sakit!" Ucap Samuel meringkuk sambil memegang perutnya

"Gimana nih, mana sepi banget disini, jarak rumah sakit juga lumayan jauh" gumam Hendra yang juga meringis menahan sakit di bahunya

"Lo lihat plat nomor kendaraan mereka nggak DRA" tanya Samuel di sela sela rasa sakitnya

"Jangan mikirin itu dulu, yang penting sekarang Lo harus ke rumah sakit!" Pekik Hendra serius

Dalam kegusaran dan bantuan yang tak kunjung lewat, handphone satu-satunya alat komunikasi mereka juga di ambil si begal, Hendra memutuskan untuk menggendong Samuel sampai dia mendapatkan bantuan

"Sam.. Lo jangan tidur! Awas Lo kalau sampai mati duluan!" Pekik Hendra yang langsung menggendong Samuel ke punggungnya, setelah memastikan posisi Samuel nyaman, Hendra lalu mulai berjalan mencari bantuan

"DRA, gue ngantuk" gumam Samuel meracau

"Jangan tidur Bego! Lo harus temani gue jalan sampai dapat bantuan" bentak Hendra cemas bahkan Hendra bisa merasakan baju belakangnya sudah basah oleh darahnya dan Samuel

"Turunin gue DRA, luka Lo juga parah ini, mana darahnya nempel ke bibir gue" gumam Samuel yang kesadarannya mulai hilang

"Maafin gue ya, gue mungkin nggak bisa temani Lo sampai Lo nikah dengan Vania" ucap Samuel semakin melantur dan tak terdengar lagi suaranya

"Samuel anjin*! Lo harus bangun, Lo belum boleh pergi dan cita cita Lo masih banyak Sam!" Pekik Hendra yang sudah mulai menangis. Dia mempercepat jalannya meskipun lukanya juga terasa sakit dan pandangannya mulai kabur

"Ya ALLAH tolong kami, tolong Samuel teman hamba, dia masih belum merasakan kebahagiaan dalam mendapatkan kasih sayang keluarganya" batin Hendra terus mendo'akan Samuel 

Setelah berjalan selama tiga puluh menit sambil menggendong Samuel di punggungnya, akhirnya sebuah mobil pickup terlihat melintas di kawasan tersebut dan Hendra langsung berdiri di tengah jalan agar mobil itu berhenti

Ckiittt.....

Suara rem mobil diinjak mendadak, supir yang tadinya akan mengumpat seketika langsung diam, melihat seorang pemuda menggendong pemuda lain dengan berlumuran darah dan nafas yang ngos ngosan. Supir itu langsung turun dan segera membantu Hendra memasukkan Samuel ke dalam mobilnya dengan hati hati dan membawa mereka ke rumah sakit terdekat untuk segera di tangani.

"Suster tolong mereka segera, sepertinya mereka korban begal yang akhir akhir ini sering terjadi" pinta si sopir pickup panik saat sudah sampai di rumah sakit

"Apa anda keluarga korban?" Tanya suster yang ada disana

"Bukan suster, tapi saya akan bertanggung jawab untuk biaya mereka di sini" jawab sang supir yang bernama Budi Haryanto

"Baiklah kalau begitu anda bisa ke bagian administrasi untuk mendaftarkan mereka dan mengurus biayanya" jawab sang suster dan diangguki Budi

Hendra dan Samuel langsung di bawa ke ruang UGD untuk di tangani,  bahkan Samuel sudah tak sadarkan diri dan membuat Hendra khawatir. Sebelum masuk ruang UGD, Hendra sempat meminta Budi untuk menghubungi Rendi, ayah dari Hendra untuk memberitahukan keberadaanya

Saat Rendi dan Ranti datang, ternyata di rumah sakit sudah ada Adrian, Septian, Mandala dan Mahesa yang juga datang kesana setelah Adrian di telepon Rendi

"Bagaimana Rian?" Apa Hendra dan Samuel baik baik saja?" Tanya Rendi khawatir, dia lngsung pulang setelah mendapatkan telepon dari Budi

"Dokternya belum keluar om, dan itu pak Budi yang menolong Hendra juga Samuel" jawab Adrian sopan sambil menunjuk Budi yang duduk bersama Mandala Mahesa dan Septian

"Anda pak Budi?" Tanya Rendi sopan dan diangguki Budi yang kaget

"Pak Rendi disini? Apa ada keluarga bapak yang sakit?" Tanya Budi bingung

"Anak yang pak Budi tolong adalah putra saya" jawab Rendi tersenyum lembut

"Oh, jadi salah satu dari mereka adalah anak pak Rendi?" Tanya Budi serius

"Terima kasih banyak karena bapak sudah menolong anak saya" ungkap Rendi sambil menggenggam tangan Budi, dia bersyukur Hendra bertemu dengan orang baik yang mau menolongnya dengan ikhlas

"Sama sama pak, ini juga kewajiban saya untuk menolong pak, karena anak saya meninggal akibat di begal belum lama ini, melihat anak bapak saya seperti melihat kondisi anak saya saat itu" ucap Budi menunduk sedih

"Maaf karena saya jadi mengingatkan bapa dengan anak bapa yang meninggal, dan saya turut berdukacita pak" ucap Rendi tulus dan diangguki Budi

"Kalau begitu saya pamit pak, karena bapak dan ibu sudah ada disini, saya harus mengantar pesanan pelanggan" pamit Budi sopan

"Sekali lagi terima kasih pak, dan saya akan menyimpan nomor telepon bapak untuk saya hubungi nanti" jawab Rendi lalu ikut mengantarkan Budi sampai ke area parkir rumah sakit

"Kenapa belum keluar juga ya dokternya" gumam Ranti khawatir

"Sabar Tante, kata suster yang tadi sempat keluar, Hendra masih dalam keadaan sadar dan sedang di jahit lukanya" jawab Adrian mencoba menenangkan Ranti

"Hendra dan Samuel pasti baik baik saja Tante" ucap Mandala serius

"Hendra dan Samuel lukanya nggak parah kan Rian?" Tanya Ranti serius

"Samuel di tusuk di perutnya Tante, itu yang di katakan pak Budi tadi" jawab Adrian sopan dan membuat Ranti kembali cemas

"Apa keluarganya sudah di hubungi?" Tanya Ranti serius

"Orang tuanya masih di luar negri dan kakaknya di luar kota Tante, saya tidak punya nomor telepon keluarga Samuel" jawab Adrian jujur

"Pasien Samuel membutuhkan darah karena stok darah di rumah sakit ini habis, apa ada anggota keluarga yang memiliki golongan darah A negatif?" Tanya sang dokter yang baru saja keluar dari ruang IGD tempat Samuel ditangani.

1
darsih
aduh Samuel kasihan keluarga nya ga ada
lanjut KA penasaran
Ridwan01: siap kak terima kasih 🙏☺️
total 1 replies
darsih
jngn berharap ferdinad sari ga bisa d rayu 😀
Ridwan01: benar sekali kak, Sari cuma bisa di rayu pakai bolu pisang 🤭
total 1 replies
Ridwan01
alur ceritanya Santai dan menarik, silahkan mampir👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!