Seorang gadis cantik berusia 20 tahun yang bekerja sebagai barista di sebuah cafe tiba tiba membuat seorang CEO jatuh hati pada nya.
Entah apa yang dia perbuat sehingga pria tampan dan kaya itu jatuh hati pada nya.
Bagaimana kah kisah mereka selanjutnya, yuk mampir di karya author.
Dan mohon dukungan nya semua yah..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deby cahya Karmila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kebahagiaan Edward dan Alisa.
"Apa kau bahagia dengan perjodohan ini,"ucap Edward.
Alisa terdiam dan menatap ke arah Edward, "tentu saja, apa kau tidak bahagia,"ucap Alisa.
"Siapa bilang? Aku bahkan lebih bahagia dari kau, ini bagaikan mimpi untuk ku, jika bisa meminta aku tidak mau bangun dari mimpi ini,"ucap Edward.
Alisa seketika langsung mencubit lengan Edward.
"Awwwhh, sakit,"ucap Edward.
"Ini bukan mimpi, ini kenyataan "ucap Alisa.
Edward tersenyum dan mencubit hidung Alisa.
"Aku sangat bahagia Alisa, aku bahagia kita bisa hidup bersama,"ucap Edward.
"Kamu siap kan jadi istri ku,"ucap Edward.
Alisa mengangguk, Edward dengan spontan memeluk tubuh Alisa.
"Aku benar benar bersyukur Alisa, orang tua kita menjodohkan kita, aku kira kita tidak akan bersama, tapi takdir Allah memang benar benar luar biasa,"ucap Edward.
"Ekkhhmm, belum muhrim,"ucap Ramzi.
Alisa segera melepas kan pelukan Edward, sedangkan Edward salah tingkah dan berpura-pura merapikan jas nya.
"Seperti nya pernikahan kalian harus di perlambat deh, aku mau liat apa kalian bisa tahan sampai berapa lama,"ucap Ramzi.
"Eh kak jangan begitu, aku tidak sanggup jauh jauh dari Alisa, aku mau pernikahan ku di percepat saja, agar Alisa bisa ikut ke mana pun aku pergi,"ucap Edward.
"dasar pasangan bucin,"ucap Ramzi.
"Kakak sepertinya cemburu deh, sana cari pacar supaya enggak kelamaan jomblo,"ucap Alisa.
Edward,Rafi dan Kevin yang mendengar ucapan Alisa menutup mulut nya rapat rapat agar tak tertawa.
Sedang Ramzi yang terkejut mendengar ucapan adik nya segera pergi karena merasa malu.
...----------------...
Waktu pun berlalu begitu cepat dan sekarang sudah menunjukkan pukul 5 sore.
Tuan Brian dan nyonya Melinda pun pamit pulang, sedang Edward, pria itu seperti tak rela jika harus kembali ke Jakarta secepat ini.
"Edward tahan sedikit kenapa sih, cuma seminggu doang kok,"ucap nyonya Melinda.
" tadi pagi Muka nya lemes banget, eh pas udah tau calon istri nya malah gak mau berpisah,"ucap Reza.
Nyonya Melinda tertawa, "benar sayang, dia benar benar bucin,"ucap nyonya Melinda.
Tuan Gunawan pun maju dan menarik tubuh putri nya masuk ke dalam pelukan.
"Eh pulang sana, kamu belum jadi suami putri ku jadi jangan sentuh sentuh putri ku dulu, biarkan aku menghabiskan banyak waktu bersama Putri ku dulu sebelum kau membawa nya pergi,"ucap tuan Gunawan.
Tuan Brian tertawa, "benar sekali Gunawan, kau harus menghabiskan banyak waktu bersama Putri mu, sebelum kami membawa nya,"ucap tuan Brian.
"Tapi paman, aku masih merindukan nya,"ucap Edward.
"Masih rindu? Dasar anak muda jaman sekarang, dari tadi kan kalian berdua terus, masa masih rindu sih,"ucap tuan Gunawan.
"Sudah sudah, pulang sana, kami ingin menghabiskan banyak waktu bersama Alisa dulu,"
Edward pun akhirnya pasrah dan pulang.
Di dalam mobil Edward terus menatap Alisa, yang masih di dalam pelukan ayah nya.
Hati nya benar benar gelisah meninggalkan Alisa.
"Ibu kenapa pernikahan ku harus seminggu lagi sih? kenapa bukan besok saja,"ucap Edward.
"Ih dasar anak nakal, memang nya pernikahan itu tidak butuh persiapan apa?, masih mending cuma seminggu kalau 2 bulan apa kamu sanggup Manahan rindu,"ucap nyonya Melinda.
"Hahhh, ibu ini benar benar tidak mengerti perasaan ku,"ucap Edward.
"Sabar kak, kan bisa telfonan,"ucap Reza.