Diabaikan dan tidak diakui oleh keluarganya yang seorang konglomerat
Keberadaannya harus dirahasiakan atas perintah ayahnya
Memiliki kelainan pada tenggorokannya sejak kecil, dimana setiap hari dia harus mengkonsumsi pil khusus
Kehilangan seorang paman yang sangat dia sayangi mengubah seluruh kehidupannya
Bahkan dia rela menjadi pembunuh yang dikenal kejam
Raiga kali ini diperintahkan untuk membunuh anak konglomerat saingan keluarganya untuk bisa menggantikan keluarga itu
Namun, kebenaran satu-persatu terungkap seiring berjalannya waktu
banyak hal baru yang terjadi ,disaat dia mencoba menyamar menjadi seorang pelajar disebuah Universitas Island
Apakah dia berhasil membunuh dan menyelesaikan tugasnya????
Atau apakah dia memilih jalan lain???
Meski begitu dia selalu dikelilingi orang yang melindungi nya. Simak terus cerita nya dijamin seru, sangkyuuu 🙏✌️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hanwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terlalu kecil untuk merasakan rasa sakit
Raiga menaiki kereta bawah tanah, dia ingin pergi ke suatu tempat sebelum pergi ke toko roti untuk bekerja, Raiga duduk dan memegangi tasnya kedepan
*Stasiun tujuan......
Raiga berdiri, dia keluar dari kereta dan berjalan ke pintu keluar
Dari stasiun dia naik lagi bus untuk mencapai tempat yang ingin dia datangi
Tidak terlalu jauh namun jika berjalan kaki jaraknya lumayan
Raiga berhenti di halte sesuai dengan tujuannya , dia menyeberang dan berjalan sedikit, lalu tempat yang ditujunya sudah terlihat
Dia pergi ke arah rumah itu, ternyata itu adalah panti asuhan , dimana anak-anak yang tidak memiliki orang tua, terlantar dan lainnya
Banyak tinggal disini, mereka semua tinggal bersama dan menjadi satu keluarga
*Tokk..tokkk , Raiga mengetuk pintu
" Ya , sebentar". Terdengar suara teriakan wanita dari dalam rumah itu
" Raigaa". Ucapnya
Wanita itu membuka pintu dan kaget dengan kedatangan Raiga, dia memeluk Raiga dengan sangat erat, lalu menarik Raiga untuk masuk
" Duduklah dulu sebentar ,bibi akan kembali lagi".
Raiga duduk di sofa yang ada diruang tamu itu, dia membuka tasnya dan mengeluarkan bayi yang diselimuti nya dengan beberapa kain.
Ternyata Raiga tidak membunuh bayi itu, obat yang dia beri ke bayi itu adalah obat agar dia tertidur dalam waktu yang lama
Agar bayi itu bisa dibawa dengan tenang
Raiga tahu ini cara yang salah dan sedikit menakutkan ,namun hanya itu satu-satunya cara agar tidak ada yang melihat nya membawa bayi ini
Dia menaruh bayi itu disebelah tempat duduknya, bayi itu masih tertidur sangat pulas
Efek obat ini akan berakhir jadi bayi itu akan bangun saat efek obatnya habis
Obat itu tidak berbahaya karena hanya membuat tertidur lelap saja, dan Raiga memberi nya juga tidak banyak
Melihat wajah tidur bayi itu, Raiga sendiri tidak percaya dia melakukan ini
Entah mengapa rasa genggaman bayi itu , membuat nya tidak jadi membunuh bayi kecil itu
Bibi itu kembali dari urusannya, dia tampak kaget melihat bayi disamping Raiga
" Bayi siapa itu Raiga, kenapa ada bayi". Ucap nya dengan terburu-buru mendekat
" Bibi Ayana, boleh aku menaruh nya disini?". Raiga bertanya dengan pelan
Bibi itu bernama Ayana , dia pemilik panti asuhan ini
Panti ini sudah lama sekali, mulai dari neneknya bahkan orang tuanga, lalu sekarang dialah yang melanjutkan apa yang sudah dibangun oleh keluarga nya
Selama ini bibi merawat anak-anak yang terlantar ataupun mereka yang sudah tidak memiliki orang tua
Raiga bertemu dengan bibi saat waktu dia selesai mengerjakan tugas dari ayahnya
Waktu itu dia terluka karena target adalah seorang atlet, dia beradu dengan sangat sengit sehingga membuat nya cedera, tapi Raiga akhir nya menang dan bisa membunuh atlet itu
Dengan keadaan terluka parah Raiga pulang menuju rumah nya
Namun saat itu hujan turun, lukanya sangat banyak mengeluarkan darah , semakin terkena air hujan luka itu sangat sakit
Kebetulan untung saja sedang hujan jadi tidak banyak orang yang melihat
Raiga berjalan terus , saat merasa kaki nya hampir terjatuh
Tiba-tiba ada yang membantu nya agar tidak terjatuh, orang itu adalah bibi Ayana
Bibi menawarkan bantuan, awalnya Raiga menolak dan terus berjalan
Namun kaki nya benar-benar tidak bisa bergerak, jadi bibi membantu nya berjalan, dan membawanya ke panti asuhan ini
Disini Raiga di obati dengan sangat baik oleh bibi, dan dipinjamkan baju
Karena hari sedang hujan Raiga disuruh menginap agar tidak sakit
Raiga pun menerima semua bantuan dari bibi, saat melihat Raiga diobati oleh bibi
Beberapa anak dari balik tembok melihat ke arah Raiga, mereka terlihat sangat penasaran
Raiga tidak terlalu memperdulikan mereka, dan hanya diam saja
" Ini adalah panti asuhan, anak-anak itu adalah anak-anak bibi". Ucap bibi sambil membalut luka Raiga yang ditangan
" Mereka kehilangan orang tua dan tempat untu menaung, padahal mereka masih kecil tapi sudah merasakan pedih nya kehidupan, mereka masih terlalu kecil untuk merasakan rasa sakit". Tambah bibi
Kata-kata itu lah yang Raiga dengar dari bibi,terasa sangat peduli dan hangat sekali
" Ouh iya siapa namamu". Bibi selesai membalut semua luka Raiga
" Raiga". Jawab Raiga sambil melihat seluruh lukanya sudah diperban dengan sangat baik dan rapih, seperti nya bibi ini sudah berpengalaman
" Raiga". Tiba-tiba dari balik tembok itu seorang anak meneriaki nama Raiga
Raiga melihat ke arah mereka, sontak semua anak yang berada disitu juga meneriaki nama Raiga
Bibi yang melihat itu tertawa dan memanggil mereka semua, dengan lambaian tangan bibi mereka datang menghampiri Raiga
" Mereka semua adalah anak bibi disini".
Raiga hanya terdiam tapi melihat dengan lurus
Memperhatikan anak-anak itu, laku melihat bibi yang sangat menyayangi mereka
Dia melihat kehangatan yang tercipta walaupun tidak ada ikatan darah
Sejak itu Raiga sesekali berkunjung ke panti asuhan dan membantu bibi mengurus panti asuhan saat datang berkunjung
" Kemana orang tua anak ini?" Tanya bibi dengan wajah sangat kawathir
Dia mengambil bayi disebelah Raiga dan menggendong nya dengan sangat lembut
Raiga hanya diam dan tidak mengatakan apapun, bibi yang mengerti bagaimana Raiga, jika dia tidak ingin menjawab maka dia hanya diam dan menunduk saja
" Baik lah , anak ini boleh disini".
Raiga mengangkat kepalanya, matanya terlihat bersinar, dan diapun mengucapkan terima kasih ke Bibi
" Kalau begitu aku pergi dulu bi, nanti aku akan datang lagi secepatnya". Ucap Raiga, dia harus buru-buru kembali agar tidak telat ke toko roti
" Baiklah kalau begitu hati-hati Raiga". Ucap bibi sambil tersenyum
Bayi itu kini akan dirawat oleh bibi, di panti asuhan