NovelToon NovelToon
Di Nafkahi Istri Karena Suamiku Pemalas

Di Nafkahi Istri Karena Suamiku Pemalas

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Konflik etika / Cerai / Penyesalan Suami / istri ideal / bapak rumah tangga
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: HRN_18

Kisah ini mengisahkan kehidupan rumah tangga yang tidak lazim, di mana sang istri yang bernama Rani justru menjadi tulang punggung keluarga. Suaminya, Budi, adalah seorang pria pemalas yang enggan bekerja dan mencari nafkah.

Rani bekerja keras setiap hari sebagai pegawai kantoran untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Sementara itu, Budi hanya berdiam diri di rumah, menghabiskan waktu dengan aktivitas yang tidak produktif seperti menonton TV atau bergaul dengan teman-teman yang kurang baik pengaruhnya.

Keadaan ini sering memicu pertengkaran hebat antara Rani dan Budi. Rani merasa lelah harus menanggung beban ganda sebagai pencari nafkah sekaligus mengurus rumah tangga seorang diri. Namun, Budi sepertinya tidak pernah peduli dan tetap bermalas-malasan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HRN_18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

eps 27 langkah demi langkah

Setelah memutuskan untuk memberikan Budi kesempatan terakhir, Rani membantu suaminya dengan penuh kesabaran dan semangat. Ia menyadari bahwa perubahan tidak akan terjadi dalam semalam, tetapi membutuhkan proses panjang yang harus dilalui langkah demi langkah.

Langkah pertama, Rani mendorong Budi untuk memulai mencari pekerjaan. Ia membantunya merapikan CV dan melamar ke berbagai tempat. Meskipun awalnya penuh keraguan, lambat laun Budi mulai termotivasi oleh antusiasme istrinya.

Ketika panggilan interviu datang, Rani memberinya nasihat dan memastikan Budi mempersiapkan diri dengan baik. Ia bahkan meminjamkan setelan jasnya agar Budi terlihat profesional. Usaha mereka terbayar saat Budi akhirnya diterima bekerja di sebuah perusahaan.

Langkah selanjutnya, Rani mengajari Budi untuk mengatur keuangan dengan bijak. Ia membantunya menyusun anggaran belanja bulanan agar penghasilan Budi dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kebutuhan keluarga. Perlahan tapi pasti, hutang-hutang lama mereka mulai terlunasi.

Rani juga mendorong Budi untuk membangun disiplin diri dengan bangun pagi dan melakukan olahraga rutin. Ia berharap perubahan gaya hidup sehat dapat membantu Budi memiliki stamina yang baik untuk bekerja.

Tentu saja masih ada rintangan yang harus dihadapi. Terkadang Budi merasa putus asa dan ingin kembali ke kebiasaan lamanya. Namun Rani selalu ada di sisinya, mengingatkan akan mimpi masa depan yang ingin mereka raih bersama. Sedikit demi sedikit, langkah kecil mulai terlihat. Rani dan Budi telah menapaki jalan perubahan yang panjang dan berliku, namun mereka melakukannya bersama.

Meskipun mulai membaik, perjalanan Budi dan Rani masih mendaki dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi. Kadang Budi merasa lelah dan ingin menyerah, namun Rani selalu ada untuk memberikan semangat dan dukungan.

Pada suatu hari, Budi mendapat teguran dari atasannya karena kedisiplinannya yang masih kurang. Rani mendengarkan keluhan suaminya dengan sabar dan kemudian memberikan nasihat.

"Kita sudah sejauh ini, sayang. Jangan menyerah begitu saja. Ingatlah perjuangan kita selama ini untuk bisa hidup lebih baik," kata Rani lembut.

Budi mengangguk dan berjanji akan lebih bersungguh-sungguh lagi dalam pekerjaannya. Rani lega melihat tekad kembali berkobar dalam diri suaminya.

Lambat laun, langkah demi langkah mulai membuahkan hasil. Budi semakin bertanggung jawab dan disiplin dalam pekerjaannya. Usahanya tak sia-sia ketika akhirnya ia dipromosikan menjadi supervisor.

Rani bahagia melihat perkembangan Budi. Ia memeluk suaminya dengan bangga. "Kita berhasil melewati masa-masa sulit itu. Aku tahu kamu pasti bisa!"

Budi terharu dan berjanji akan terus bekerja keras untuk membahagiakan Rani dan membangun masa depan keluarga kecil mereka. Dia bersyukur memiliki istri seperti Rani yang tak pernah meninggalkannya meski dalam keadaan tersulit sekalipun.

Kini hidup mereka berangsur membaik. Kebutuhan tercukupi dan mereka bahkan mulai menabung untuk membeli rumah sendiri. Kebahagiaan pun menghampiri setelah sekian lama melalui perjalanan terjal dan berliku. Harapan masa depan telah menanti di ujung jalan yang telah mereka tapaki langkah demi langkah dengan penuh kebersamaan.

Seiring berjalannya waktu, Budi semakin solid dalam pendiriannya untuk berubah menjadi lebih baik. Ia tak lagi mudah tergoda kemalasan dan terus mendisiplinkan diri dalam pekerjaannya. Rani merasa lega melihat perubahan positif suaminya yang kini jauh dari bayangan pria pemalas di masa lalu.

Meski begitu, mereka tetap melewati rintangan dalam perjalanan panjang ini. Terkadang kesibukan Budi di kantor membuatnya kurang memperhatikan Rani. Suasana rumah yang dulu sering dihiasi pertengkaran, kini justru terlalu sepi dan hambar.

Rani pun membuka pembicaraan dengan Budi suatu malam seusai makan malam bersama. "Aku bahagia melihat kesuksesanmu di kantor, tapi aku juga merindukan kehangatan kebersamaan kita," ungkap Rani sambil meraih tangan Budi.

Budi tersadar dari kesibukannya selama ini. Ia merasa bersalah karena terlalu fokus bekerja hingga melupakan istri yang selalu berdiri di sampingnya. "Maafkan aku, Rani. Aku terlalu keras mendaki hingga lupa untuk sesekali menikmati pemandangan di sekitar," ucapnya tulus.

Mulai saat itu, Budi berusaha menyeimbangkan antara karir dan kehidupan rumah tangganya. Ia menyempatkan waktu untuk membawa Rani berkencan di akhir pekan, atau sekedar bersantai menonton film bersama di rumah. Kebersamaan dan keharmonisan keluarga kecil mereka pun berangsur pulih.

Melihat Budi yang kembali memprioritaskan keluarga, hati Rani menghangat. Langkah demi langkah, mereka terus memupuk kebahagian sederhana yang dibangun dengan pengorbanan dan keringat selama ini. Perjalanan masih panjang, namun kini ada secercah cahaya terang di ufuk yang menanti untuk diraih bersama-sama.

Setelah berhasil memperbaiki keseimbangan antara karir dan keluarga, Budi dan Rani merasa kehidupan mereka semakin membaik. Meski masih ada rintangan kecil yang harus dihadapi, mereka kini telah memiliki fondasi yang kuat untuk mengarungi bahtera rumah tangga.

Suatu hari, Budi tiba-tiba mengajak Rani untuk jalan-jalan di akhir pekan. Rani yang merasa aneh dengan sikap Budi yang terburu-buru itu pun penasaran. Namun Budi hanya tersenyum dan memintanya untuk menunggu saja nanti.

Ternyata, Budi membawanya ke sebuah perumahan yang masih baru dan sedang dipasarkan. Mata Rani membelalak tak percaya ketika Budi mengajaknya melihat-lihat satu unit rumah yang mereka idam-idamkan selama ini.

"Bagaimana menurutmu? Aku sudah menabung cukup lama untuk bisa membeli rumah ini," ujar Budi sambil merangkul istrinya.

Air mata bahagia mengalir di pipi Rani. Ia teringat perjuangan panjang yang telah mereka lalui hingga tiba di titik ini. Menggenggam erat tangan Budi, Rani berkata, "Aku bahagia melihat sejauh mana kita telah melangkah bersama."

Mereka pun mengunjungi kembali rumah itu keesokan harinya untuk melakukan survei. Langkah demi langkah, impian mereka untuk memiliki rumah idaman akan segera terwujud. Kehidupan yang dulunya suram, Kini bersinar cerah berkat kegigihan menghadapi semua cobaan.

Rani dan Budi saling berpelukan dengan haru, bahagia dan bangga dengan pencapaian mereka. Perjuangan tak pernah sia-sia selama masih ada tekad dan kebersamaan untuk menapaki setiap langkah meski terjal dan berliku jalannya. Kini rumah baru mereka, menjadi tonggak awal untuk membuka lembaran kehidupan yang lebih indah dan membahagiakan di masa depan.

Beberapa minggu kemudian, hari yang dinanti pun tiba. Budi dan Rani resmi menandatangani kontrak untuk membeli rumah baru mereka. Keduanya tidak dapat menyembunyikan kebahagian saat menerima kunci rumah dari pihak pengembang perumahan.

"Ini adalah langkah awal dari mimpi-mimpi kita yang lain, Rani. Kita bisa mewujudkan apa pun selama tetap bersama dan terus melangkah," ujar Budi sambil menggenggam erat tangan istrinya.

Rani mengangguk terharu. "Ya, selama ada tekad dan kebersamaan, kita pasti bisa meraihnya suatu hari nanti."

Mereka kemudian sibuk mempersiapkan kepindahan dari rumah kontrakan ke rumah baru. Dibantu kerabat dan teman-teman dekat, barang-barang mulai dipindahkan satu per satu. Setiap sudut rumah baru itu membawa aroma harapan dan kenangan perjuangan yang telah ditempuh.

Malam harinya, Budi dan Rani berbaring di ranjang kamar baru mereka. Lelah namun bahagia menyelimuti. Dalam keheningan, Rani merangkul suaminya erat.

"Kita akhirnya punya rumah sendiri, Budi. Terima kasih sudah terus melangkah bersamaku hingga titik ini," bisik Rani tulus.

Budi mencium kening istrinya dengan penuh cinta. "Tidak, justru aku yang berterima kasih padamu, Rani. Engkaulah yang tak pernah meninggalkanku dan selalu memberiku kekuatan untuk terus melangkah."

Itulah momen bahagia mereka yang telah dirajut dengan usaha dan pengorbanan bertahun-tahun lamanya. Melangkah menapaki jalan berliku dan terjal bukanlah hal mudah. Namun dengan kebersamaan dan tekad membaja, tak ada yang tak mungkin terwujud asalkan terus melangkahkan kaki ke depan untuk meraihnya.

1
HRN_18
🔥🔥🔥🔥
Diamond
Jalan ceritanya keren abis.
Oralie
Author, kapan mau update lagi nih?
HRN_18: sabar ,😩
total 1 replies
SugaredLamp 007
Menghanyutkan banget.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!