NovelToon NovelToon
Hati Kedua Sang Mafia

Hati Kedua Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:15.6k
Nilai: 5
Nama Author: aksaraprabu

Novel ini Season Kedua Janda Judes....

Daniel Arandra Hampir seluruh hidupnya diliputi kebencian sebelum akhirnya segala kebenaran terungkap. Ia yang dulu tumbuh tanpa kasih sayang kini berada dalam kehangatan dan limpahan kasih keluarga tercintanya.

Namun agaknya Tuhan ingin mengujinya sekali lagi. Entah itu karma atas perbuatannya di masalalu atau inilah awal dari kebahagiaan yang sesungguhnya.

Saat hatinya terpaut pada seorang gadis keadaan menjadi dinding penghalang untuk cintanya.

Dena Syavira adik dari sang kakak ipar adalah gadis yang mampu membuat hatinya bergetar. Gadis yang ceria yang memiliki senyum yang hangat.

Akankah Cinta mereka bisa bersatu? Mari kita ikuti kisah Daniel dan Dena...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aksaraprabu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecerdikan Ramon

Daniel baru akan menginjakkan kaki di tangga ruangan itu, saat langkahnya terhenti oleh Joe yang menarik tubuhnya.

"biar aku terlebih dahulu tuan, kita tidak tahu apa yang ada di bawah sana," ucap Joe dengan tegas.

Tanpa menunggu jawaban Joe langsung melangkah turun dengan sangat waspada.

Hingga ia tiba di ujung tangga Joe memberikan isyarat agar yang lain turun setelah memastikan di bawah situ aman.

Daniel mulai turun diikuti dua pengawal, meninggalkan Juii dan Zyan di atas. Dengan hati-hati Daniel menyisir seluruh ruangan yang hanya berukuran 4×4 meter itu.

"tidak ada apapun disini tuan..." ucap seorang pengawal. Joe hanya memberikan lirikan tajam sehingga si pengawal tertunduk diam.

Daniel memincingkan mata, "jika ada sebuah benda di seret dan lalu hilang di sebuah ruangan, kemana kau akan menyimpannya untuk tidak bisa di lihat orang lain Joe?" Tanya Daniel. Namun Joe hanya diam sibuk memperhatikan setiap dinding di dalam ruangan itu.

"Jika tidak ada tempat untuk menyembunyikan sebuah bukti, maka itu hanyalah jebakan, atau memang bukti itu di simpan di ruangan yang tidak akan terpikirkan oleh orang lain," Daniel bermonolog, lalu ia mengetuk-ngetuk dinding di ruangan itu. Melihat Daniel melakukan hal itu, dua pengawal dan Joe juga melakukan hal yang sama.

Tidak berselang lama apa yang mereka cari membuahkan hasil, Joe menemukan satu titik ketika ia pukul terdengar menggema. Berarti di dalam sana ada ruangan hampa.

Daniel maju, "biar aku cek Joe..." Joe mundur beberapa langkah, memberikan ruang untuk Daniel memeriksanya.

Daniel mengetuk-ngetuk dengan pistolnya lalu menempelkan telinganya pada pada dinding itu.

Deg

Samar-samar ia bisa mendengar isakan tertahan di dalam sana.

"Joe, buka..." perintah Daniel. Hatinya merasa tidak karuan setelah mendengar tangisan di dalam sana.

Braakkk

Dinding itu di bongkar paksa oleh Joe, dan dua pengawalnya.

Sebuah karung, berada di pojok ruang kecil yang seperti lemari itu. Daniel maju tangannya sedikit gemetar saat akan meraih karung dihadapannya.

Dengan terburu-buru ia membuka ikatannya,

Dan saat seluruh karung itu terbuka, betapa terkejutnya Daniel mendapati apa yang ada di dalamnya.

Ramon...

Nafas Daniel memburu matanya merah menahan amarah, Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Joe ikut berjongkok, membantu Daniel membuka ikatan pada kaki dan tangan bocah kecil itu, juga membuka lakban yang menutup mulutnya.

Daniel merengkuh tubuh putranya dengan sangat erat, "Daddy..." panggil bocah itu dalam dekapan sang ayah.

"tenang sayang, disini ada Daddy, jangan takut." ia mengusap-usap punggung putranya dengan lembut menyalurkan rasa aman.

Daniel memberi isyarat pada Joe untuk memeriksa tempat lain, ia sendiri segera mengendong putranya keluar dari ruangan itu.

Di lantai atas ...

Ramon masih terisak di dalam dekapan sang ayah. Ini bukan kali pertama putranya menjadi korban penculikan. Terlihat jelas wajah pria itu mengeras menahan amarahnya yang memuncak.

"Daddy..." panggil Ramon.

"ya sayang, Ramon jangan takut, Ramon sudah aman bersama Daddy, ok..."

"Daddy... me..mereka me..menyekap aunty Dena... mereka menyakiti aunty Dena," mulut kecilnya menjelaskan dengan sedikit gemetar. "selamatkan aunty daddy, aunty dipukul saat memohon pada pria itu agar aku dibebaskan, aunty dipukul karena melindungi ku daddy, aunty rela mati asalkan aku mereka lepaskan..."

Deg

Dada Daniel terasa semakin sesak mendengar penjelasan sang putra. "tenang sayang, Daddy akan mencari aunty, Daddy akan menyelamatkannya, kita akan berkumpul bersama lagi sayang .."

Tidak lama Joe sudah ada di hadapan mereka, "tidak ada yang lain tuan, mereka juga tidak meninggalkan petunjuk apapun." Joe mengusap lembut pucuk kepala Ramon.

Daniel bangkit dari duduknya, ia menggendong Ramon dalam dekapannya. "tinggalkan tempat ini." perintah Daniel.

Joe, Zyan dan Juii berjalan mengiringi Daniel, menjadikan diri mereka perlindungan untuk ayah dan anak itu. Semua orang masih bersikap siaga, bagaimanapun tempat ini bukannya wilayah mereka. Bahaya bisa datang dari mana saja.

Sudah di dalam mobil...

Ramon masih memeluk tubuh sang ayah, tubuhnya tidak lagi bergetar hebat seperti beberapa saat yang lalu.

Kini ia sudah mulai tenang, Daniel dengan setia terus mengusap dan memberikan rasa aman untuk sang putra.

"apa sama sekali tidak ada petunjuk yang tertinggal Joe?" tanya Daniel, hatinya begitu resah ia takut hal buruk akan terjadi pada Dena. Joe menggeleng.

"kita masih belum mengetahui siapa dalang di balik semua ini, kemana kita harus mencari mereka." gumam Zyan, namun masih bisa terdengar oleh yang lain.

"Zy..." Daniel menggeram pada pria itu, ia tidak ingin sang putra semakin ketakutan jika tahu mereka akan kesulitan mencari keberadaan Dena.

"daddy..." panggil Ramon lirih.

"ya sayang? Daddy akan menemukan aunty Dena, kamu jangan cemas ok.."

"aku memasukkan gelang pemberian daddy ke saku aunty Dena sebelum mereka memisahkan kami, daddy bilang gelang itu tidak boleh aku lepas kan karena Daddy bisa tahu dimana aku berada dengan gelang itu kan?" Ramon menjelaskan dengan menggenggam tangan Daniel.

Daniel tersenyum mendengar penuturan sang putra, ia benar-benar tidak menduga putranya akan bertindak begitu cerdas.

Kenapa aku bisa melupakan gelang itu. Batin Daniel.

"Juii... Kau tahu apa tugas mu sekarang?" titah Daniel, Juii mengangguk lalu membuka laptopnya.

Sedangkan Joe memerintahkan semua rombongan untuk meninggalkan tempat itu. Deru mobil kembali memecah keheningan hutan itu.

Tepat sebelum mereka tiba di jalan raya, Juii sudah mendapatkan lokasi dimana Dena berada.

"Tuan..." Juii menunjukkan laptopnya pada Daniel. "tempat ini cukup terpencil tuan, kita butuh waktu sekitar satu jam dari sini,"

"apa terlihat ada pergerakan lain?" tanya Daniel.

"tidak tuan, mereka tiba di sana sekitar dua jam yang lalu tuan, aku yakin inilah markas mereka." jawab Juii penuh keyakinan.

"jika itu markas mereka, berarti kita harus bekerja lebih keras untuk menerobos masuk kesana." kali ini Daniel terlihat resah, bukan karena dia takut tapi karena ia membawa sang putra bersama mereka.

"apa kita minta bantuan tuan Samuel saja tuan, wilayah ini seharusnya masih ada dalam cakupan kekuasaan tuan Samuel," Daniel mengerutkan keningnya.

"apa kau yakin?"

"ya tuan aku yakin, aku beberapa kali meretas sistem tim tuan Samuel jadi aku tahu benar ini masih dalam kekuasaannya, "

" itu melanggar aturan Ju.." ketus Zyan "apalagi tuan Samuel itu keponakan tuan besar,"

"memangnya kenapa aku hanya ingin tahu, lagi pula ada untungnya juga kan," jawab Juii tak kalah ketus.

"berhenti berdebat," Joe buka suara.

"jika benar ini wilayahnya, Joe segera hubungi Samuel katakan kita butuh bantuan, dan Juii segera kirimkan posisi Dena berada." titah Daniel.

Ia melirik putranya yang sudah terlelap, Daniel perlahan meneliti tubuh putranya. Ia sedikit bernafas lega karena tidak menemukan luka pada tubuhnya.

"terima kasih karena kecerdikan mu, memudahkan daddy mencari aunty mu sayang..." cekupan mendarat di pucuk kepala sang putra.

......................

Next...

1
Maya Kurnia
lanjuuut lg dooongg Thor... semangat 💪💪
Aksara Prabu: jangan lupa kasih like ya kakak 🙏❤️
total 1 replies
Sofia Lowing
😭😭😭😭
Veive
semangat thor ❤️
Veive
semangat author ..
Cahya Laela Tsaniya
semangat!!!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!