Alda Vanya Atmajaya dengan senang hati menerima perjodohan dengan Araga Argantara, pria dingin yang telah membuatnya jatuh cinta. Araga juga merupakan cinta pertama Alda. Namun pernikahan yang Ia impikan akan membawa kebahagiaan justru membawa duka baginya.
Di malam pertama pernikahannya dengan Araga wanita itu justru harus menerima sebuah kenyataan yang menyakitkan. Ternyata Araga telah memiliki istri pertama yang dinikahi secara siri. Tak hanya sampai disitu saja, Araga juga menjadikan pernikahan mereka sebagai pernikahan kontrak selama enam bulan.
Alda menyetujui kontrak pernikahan itu dengan sebuah persyaratan yang Ia yakini bisa menjerat Araga untuk tetap hidup dengannya.
Apakah Alda mampu membuat Araga terikat dengannya ? Atau Alda harus menerima kenyataan jika pria itu tidak akan pernah bisa menjadi miliknya ?
Yuk, ikuti cerita mereka dalam kisah " Istri Sah Rasa Istri Siri" !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sa Ekha IG: @sa.ekhaupri_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Begini Lebih Baik
Selesai sarapan Febby memberikan piring kosong itu kepada Ajeng. Perutnya terasa begitu begah karena makan terlalu banyak di saat perutnya terlalu kosong karena belum sempat makan kemarin.
"Tunggu sebentar !" ucap Febby menahan Ajeng sebelum wanita itu berhasil membuka pintu.
"Apa aku boleh ikut keluar ?" tanyanya penuh harap. Ia merasa sepi berada di dalam kamar yang cukup luas ini.
"Maaf Non, saya nggak bisa membawa Non Febby keluar, saya takut ketahuan sama Tuan" ucap Ajeng dengan perasaan bersalah.
"Tapi bisa saja kan majikan Mbak sudah ke kantor" balas Febby.
"Tapi rumah ini banyak CCTVnya, kalaupun Tuan pergi ke kantor Tuan tetap bisa melihat situasi rumah ini dari jauh" jelas Ajeng.
Febby tampak terdiam sejenak lalu mengedarkan pandangannya di setiap sisi kamar. Ajeng yang melihat ekspresi Febby yang tampak was-was terkekeh karena merasa lucu.
"Non Febby tidak perlu khawatir ! Kamar ini tidak diberikan CCTV ! Setiap kamar tidak dipasangkan CCTV karena itu termasuk ruangan pribadi" jawab Ajeng.
"Ya kan siapa tahu ? Majikan Mbak kan aneh" jawab Febby tetap merasa cemas jika terdapat CCTV di kamar yang Ia tempati.
"Hahaha, itu cuma perasaan Non Febby saja. Ya sudah kalau begitu saya permisi dulu Non, masih banyak tugas di luar yang menunggu saya" pamit Ajeng segera menutup pintu kamar Febby dan menguncinya dari luar.
Febby kembali duduk di kasurnya, Ia merasa tubuhnya begitu lengket.
"Pantas saja lengket, kemarin sore aku belum sempat mandi" ucapnya.
Ya Febby memang belum mandi sama sekali karena tidak memiliki pakaian di rumah ini. Bahkan wanita itu tidur dengan baju yang sedikit basah karena ulah Adnan yang menyiramnya air kemarin.
"Bagaimana aku mau mandi kalau nggak ada baju ganti ?" Tanyanya bingung.
Akhirnya Febby memberanikan diri untuk membuka sebuah lemari baju. Wanita itu mencari pakaian yang menurutnya cocok untuk ukuran tubuhnya. Walaupun yang ada dalam lemari tersebut hanyalah pakaian lelaki namun Ia tidak ada pilihan lain.
"Pakai ini saja deh" ucapnya setelah mendapat baju kaos hitam dan celana training.
Febby masuk kamar mandi dan segera berendam di dalam bathtub dengan air hangat. Sejenak wanita itu melamun memikirkan bagaimana keadaan Araga.
Ada perasaan rindu yang menyeruak di hatinya. Febby tidak bisa menghindari perasaan yang menyiksa itu.
"Bagaimana aku bisa melupakan kamu sementara hatiku sudah terikat begitu erat dengan dirimu ?"
Febby kembali merasakan sesak di dadanya, air mata wanita itu luruh membasahi pipinya. Untuk pertama kalinya Ia merasakan patah hati karena cinta.
"Aku harus kuat demi kebahagiaan Araga. Begini lebih baik daripada harus tinggal bersama dan hanya bisa saling menyakiti" ucapnya mencoba menguatkan diri sendiri.
Iya mencoba menyakinkan diri jika suatu saat Ia bisa menghapus nama Araga dihatinya. Dan Ia berharap semoga waktu itu cepat datang.
Setelah puas berendam Febby pun segera memberikan dirinya dan keluar dari kamar mandi menggunakan bathrobe. Namun betapa terkejutnya wanita itu saat melihat Adnan duduk di atas kasur dengan pakaian kantornya.
"Se-sedang apa kamu ?" tanyanya gugup.
Febby menutupi dadanya dengan kedua tangan yang berbentuk silang. Mata wanita sempat melotot namun sekarang berubah menjadi tatapan yang ketakutan. Ia takut jikalau Adnan memiliki niat buruk terhadapnya.
"Cih... Aku tidak akan tergoda dengan tubuhmu, bahkan kamu tela-njang pun aku tidak akan bernafsu melihat tubuhmu yang rata itu" ucap Adnan mengejek Febby.
"Berhentilah berpikir macam-macam ! Aku masuk kesini hanya untuk memberikan kamu pakaian" lanjutnya melemparkan beberapa paper bag yang berisi pakaian wanita untuk Febby lengkap dengan **********.
Dengan keadaan yang tidak siap Febby hanya mampu menangkap dua paper bag selebihnya jatuh berhamburan.
'Ya Tuhan, kasar sekali pria ini' umpatnya begitu kesal dengan perlakuan Adnan.
"Jangan mengumpat ku seperti itu ! Seharusnya kamu tahu diri dan mengucapkan terima kasih dengan benar !" ucap Adnan seolah tahu batin Febby sedang mengumpatnya.
Pria itu berjalan melewati Febby yang kini berjongkok memunguti pakaian yang berhamburan itu. Adnan hendak keluar dari kamar Febby namun sebelum berhasil menutup pintu dengan rapat Ia mendengarkan teriakan Febby.
"Terima kasih" ucap Febby sedikit berteriak.
Adnan tak menjawab dan segera mengunci pintu tersebut. Langkah kakinya menuntunnya keluar dari rumahnya. Hari ini Ia berniat mengunjungi rumah adik iparnya sebelum ke kantor.
Ia merindukan kecerewetan adiknya yang manja itu. Memang Adnan belum sempat bertemu dengan Alda karena sebelum pernikahan sang adik Ia memilih untuk ke luar negeri dan hingga sekarang Ia belum pernah melihat wajah adiknya itu.
Adnan mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, tak lupa pria itu singgah di toko kue kesukaan sang adik. Adnan membeli beberapa red Velvet cake dan matcha cake, itu adalah kue favorit Alda.
"Anak itu pasti merasa sangat senang" ucapnya setelah masuk kembali dalam mobil. Ia tidak sabar melihat ekspresi wajah Alda saat melihat kedatangannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
dirimu pelakor wanita lsknat.