Satu Malam Di Tahun Baru

Oscar dengan cepat berlari kearah Nica dan memeluknya dengan hangat.

"Nica! Mengapa kau menghilang selama ini! Kami sangat menghawatirkan mu!" tukas Oscar membuat Nica tertegun.

"Siapa kamu? Apa kamu mengenalku?" tanya Nica dengan suara pelan membuat semua orang terkejut. Termasuk Oscar dan Darren keluarga kandung Nica.

"Apa yang terjadi padamu?" tanya Oscar membuat Nica kebingungan.

"Sepertinya saudari kembarmu mengalami amnesia." celetuk Mark membuat Oscar dan Darren terkejut.

"Apa kamu mengalami amnesia?" tanya Oscar membuat Nica mengangguk.

Dengan mata berkaca-kaca. Oscar kembali memeluk Nica dan berkata dengan lirih. "Aku adalah saudara kembarmu. Aku lebih tua 4 menit darimu."

Deg

Nica terdiam mendengar ucapan lirih Oscar. Nica tidak tahu apakah pertemuan mereka adalah suatu kebetulan atau tidak.

"Jauhkan dirimu dari istri dan putraku bajingan!"ujar Luiz dengan rahang mengeras menatap mereka dari kejauhan.

Nica melepaskan pelukan Oscar dan menatap wajah Oscar dengan seksama. Ia melihat kemiripan diantara mereka. Bahkan mereka juga memiliki bola mata berwarna yang sama. Ia tidak peduli dengan peringatan suaminya. Yang Nica inginkan adalah bertemu dengan keluarga kandungnya dan mengembalikan semua memori ingatannya yang sudah lama hilang.

"Apa dia putramu?" tanya Oscar dengan wajah ragu. Pertanyaan Oscar membuat Darren yang sedari tadi mendengar interaksi mereka tertegun. Darren tidak menyangka kalau keponakannya sudah memiliki seorang anak tanpa sepengetahuan keluarga besar Arnold dan Gultom.

Nica mengangguk dengan pelan.

"Ikut kami pulang ke Italia. Madre dan Padre sangat merindukanmu. Mereka tidak pernah lelah menunggu kepulauan mu." ujar Oscar membuat Nica terdiam.

Nica mengalihkan pandanganya kearah Luiz yang menatap tajam kearah mereka.

Nica menunduk dan berkata dengan lirih. "Tapi aku sudah menikah."

"Pernikahan mu tidak akan pernah sah jika tidak ada restu dari keluarga Arnold maupun Gultom!" tegas Darren membuat Luiz dan Gustavo yang mendengarnya terkejut.

"Tuan muda! Beliau merupakan pemimpin The Devil dan Black Mamba" bisik Philips mendekati Luiz.

"Sudah saatnya keponakan ku kembali ke keluarga kandungnya! Kau tidak memiliki hak menahannya lagi disini!" lanjut Darren membuat tangan Luiz mengepal.

"Nica istriku! Pernikahan kami sah di mata agama maupun negara! Kalian tidak memiliki hak membawanya!" teriak Luiz dengan aura kemarahan berapi-api.

"Jika keponakan ku mengingat masa lalunya. Maka kau tidak akan berarti apa-apa untuknya!" balas Darren membuat Luiz semakin ketakutan. Ia takut kalau Nica dan putranya akan dibawa pergi oleh keluarganya.

Dor

Dor

Dor

Luiz menembakkan tiga peluru kearah Darren dan Oscar. Namun keduanya dengan cepat menghindar hingga tembakan itu meleset kearah laut.

"Luiz! Apa yang kau lakukan?" tanya Nica dengan wajah merah padam. Sementara Christian menangis histeris mendengar suara tembakan itu.

"Nica! Cepat kemari! Jangan mudah percaya dengan omongan orang asing!" teriak Luiz dengan penuh permohonan.

"Tapi mereka keluarga ku!"kata Nica dengan cepat. Nica merasa memiliki ikatan batin dengan Oscar.

"Bisa saja mereka membual!" tegas Luiz menjawab perkataan istrinya.

"Jangan samakan mereka denganmu! Bukankah selama ini kau juga membohongiku!"balas Nica membuat Luiz terdiam.

"Aku melakukannya karena aku tidak ingin kau menghilang lagi seperti sebelumnya!" kata Luiz membuat Nica bingung dengan maksud perkataan pria itu.

"Berhenti meracuni pikiran adikku! Aku akan tetap membawanya bersamaku! Karena aku adalah keluarga kandungnya!" tegas Oscar dengan rahang mengeras menatap tajam kearah satu persatu orang-orang yang ada di depannya.

"Kami sudah menikah! Kau tidak memiliki hak mengatur rumah tangga kami!" teriak Luiz dengan nyaring membuat putranya ketakutan.

"Luiz! Berhenti! Aku akan ikut dengan saudara ku kembali ke Italia! Bukankah sedari awal pernikahan kita berawal dari sebuah kebohongan!" celetuk Nica membuat hati Luiz hancur. Ia tidak menyangka kalau Nica akan mengatakan kalimat itu.

"Apa kau yakin dengan ucapanmu?" tanya Luiz dengan suara lirih. Ia tidak mampu membendung rasa kecewa sekaligus amarah yang bercampur menjadi satu di dalam hatinya.

"Ya. Aku yakin. Aku ingin mengingat semua masa laluku." kata Nica membuat Luiz speechless. Ia tidak tahu lagi harus berkata apa membujuk Nica agar tetap tinggal bersamanya. Karena sedari awal Nica ingin mengingat masa lalunya.

"Baiklah..." balas Luiz dengan suara pelan.

Hingga suara tembakan terdengar menggema di pendengaran mereka.

"Aku akan mengijinkan kalian keluar dari pulau ini hidup-hidup. Tapi sebelum itu langkahi dulu mayat ku!"

Dor

Dor

Dor

Lagi-lagi Luiz memuntahkan tiga tembakan kearah Oscar, Darren dan juga Mark. Oscar yang tidak ingin adiknya kenapa-kenapa dengan cepat memeluk tubuh Nica.

"Lebih baik kamu naik ke kapal. Kami yang akan membereskan masalah disini." ujar Oscar menuntun adiknya menuju kapal Ferry yang ada di pesisir pantai.

"Tapi--"

"Aku tidak ingin kalian kenapa-kenapa. Suamimu merupakan seorang mafia. Mereka adalah musuh keluarga kita." sela Oscar membuat tubuh Nica membatu.

"Nica! Jangan dengarkan perkataannya sayang!" teriak Luiz bersembunyi di balik pohon.

Oscar mengintruksikan beberapa anggota bersenjata agar segera mundur setelah Nica naik ke atas kapal. Darren dan Mark terlihat mengikuti langkah Nica dan Oscar naik ke atas kapal. Christian tidak kunjung berhenti menangis hingga membuat kedua mata anak itu sembab.

Beberapa anggota bersenjata melindungi kapal yang ditumpangi oleh Oscar, Nica, Christina, Darren dan Mark. Mereka tidak ingin anggota Luiz menggagalkan rencana mereka keluar dari pulau tersebut.

Setelah berlayar kurang lebih 500 meter. Sebuah helikopter terbang di atas mereka. Sebuah tali terulur turun dari atas. Oscar mengikatkan tali tersebut ke tubuh Nica.

"Untuk memastikan keamanan kalian.Lebih baik kalian kembali menggunakan helikopter." tukas Oscar membuat Nica ragu.

"Tapi--"

"Dengarkan perkataan ku. Aku jamin mereka bisa melindungi kalian berdua." potong Oscar membuat Nica menurut.

"Kakak menyayangi mu." ujar Oscar mengecup kening adiknya sekilas.

"Jangan menangis lagi. Uncle tidak memiliki niat buruk sama sekali. Sebentar lagi kau akan bertemu dengan ke-lima sepupumu." lanjut Oscar membuat Christian berhenti menangis. Anak itu seakan paham dengan perkataan Oscar.

Christian dan Nica akhirnya kembali ke Barcelona menggunakan helikopter. Anak buahnya sudah tahu kemana mereka harus membawa keduanya.

Nica menatap pertarungan mereka dari atas helikopter. Hingga tak beberapa lama. Nica mendengar suara ledakan beberapa kali.

"Tuan muda, kapal yang ditumpangi Tuan besar dan tuan muda diledakkan oleh anggota kartel Medellin."

[Jangan khawatir! Sepertinya Oscar sudah memprediksi peristiwa tersebut sebelumnya. Bawa Nica sekarang juga ke Barcelona! Aku akan menunggunya di apartemen.]

Di bawah sana

Oscar, Darren dan Mark berenang menuju pesisir pantai. Mereka melihat Luiz,. Philips, Gustavo dan juga Travis menatap tajam kearah mereka.

"Kembalikan istri dan putraku!" tegas Luiz dengan wajah merah padam menatap Oscar.

"Adikku bukan istrimu! Kau hanyalah seorang penipu yang mengaku-ngaku sebagai tunangan saudari kembarku . Sayangnya saudari kembarku yang polos itu mempercayai mu!" jawab Oscar tanpa rasa takut sedikitpun.

"Aku akan mewakili saudari kembarku meminta cerai kepadamu." lanjut Oscar membuat darah Luiz mendidih.

"In your dream! Aku tidak akan melakukannya! Jika kau sangat menginginkannya. Maka langkahi dulu mayat ku!"

Dor

Dor

Dor