NovelToon NovelToon
Where Are You?

Where Are You?

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Persahabatan / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Agnettasybilla

Kalea Ludovica—murid paling keras kepala seantro SMA Bintang dan salah satu murid yang masuk dalam daftar jajaran murid paling disegani disekolah. Masa lalunya yang buruk karena sering dikucilkan keluarga sampai kematian sang adik membuatnya diusir dari rumah ketika masih berusia tujuh tahun.
Tuduhan yang ia terima membuat dirinya begitu sangat dibenci ibunya sendiri. Hingga suatu ketika, seseorang yang menjadi pemimpin sebuah geng terkenal di sekolahnya mendadak menyatakan perasaan padanya, namun tidak berlangsung lama ia justru kembali dikecewakan.

Pahitnya hidup dan selalu bertarung dengan sebuah rasa sakit membuat sebuah dendam tumbuh dalam hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnettasybilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 24

...- happy reading, dear -...

...***...

"Lo gak nganterin Kalea pulang? Gue dengar lo ngajak tuh cewek pulang bareng, jadi kenapa lo masih disini?" Adit bertanya setelah ia teringat dengan apa yang Gabriel sampaikan padanya saat di kantin siang tadi.

Adit menatap Gabriel yang masih serius bermain billiard bersama anak-anak Vesarius lainnya. Gabriel langsung menepuk jidat. Ia benar-benar lupa dengan janjinya. Gawat! Ia menatap arloji dipergelangan tangannya, setengah jam sudah ia membuat gadis itu menunggu kedatangannya.

"Sialan!"

Gabriel mengembuskan napas beratnya kemudian berjalan menuju sebuah meja panjang, meraih jaket dan kunci mobilnya. Bisa-bisanya ia lupa dengan gadis itu.

"Bang Gabriel!! I-itu bang, Kalea..."

"Kalea? Kenapa?!" seru Adit mengerutkan dahinya menatap sosok yang menerobos masuk ke dalam dengan kasar.

"Kalea ditahan anak Cempaka didepan halte sekolah bang!"

Sontak rahang Gabriel mengeras. Ia bergegas sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi.

"Gue bilang juga apa Bob kayaknya sahabat lo udah mulai pikun. Habis tuh anak dihajar Zion kalau sampe Kalea kenapa-napa. Mana Kalea baru sembuh..."

"Parah tuh si Gabriel. Mana Kalea lagi tahap penyembuhan," tutur Adit mengenakan jaket kulitnya.

"Cabut!" titah Bobby.

***

Halte sekolah

"Lepasin tangan gue! Gue bukan Grace, lo salah orang!" rintih Kalea ketika laki-laki itu mengeratkan pegangannya dengan wajah kian mendekat di wajah Kalea.

"G-gue bakalan teriak kalau lo gak lepasin tangan gue!"

"See... hanya lo dan gue ditempat ini. Lagian kalau mereka niat nolongin lo, mereka bakalan mikir sepuluh kali nolongin gue. Lo gak kenal gue siapa?"

"Gak penting gue kenal cowok sekasar lo! Lepasin! Jangan sampai gue laporin lo ke pihak berwajib karena melakukan pelecehan!" cecar Kalea.

Sayangnya bukannya merasa takut, cowok itu justru mencengkram dagu Kalea dengan kuat.

"Lo cantik juga ya kalo dilihat dari dekat. Mau jadi pacar gue?"

"Lo mau apa sih?! Gue gak akan mau punya cowok kasar seperti lo! dan satu lagi, gue bukan Grace yang lo maksud dan gue sama sekali gak kenal sama lo!"

"Mata gue gak pernah salah menilai orang..." ucap cowok itu lalu mengelus pipi Kalea begitu perlahan. Kalea risih dan itu terasa sangat menjijikkan.

Kesabarannya sudah begitu menepis—dipermainkan dua cowok, Kalea langsung mendaratkan pukulannya tepat di tulang pipi cowok itu membuat sudut bibirnya mengeluarkan cairan merah. Untuk pertama kalinya, tangan mungilnya sanggup melukai seseorang.

"Bangsat!!"

Tidak ingin kalah karena seorang perempuan, laki-laki itu mengangkat tangannya tinggi-tinggi namun tertahan di udara saat suara teriakan memasuki gendang telinganya.

"Cari mati jangan dengan cara rendahan!!"

Cowok itu menolehkan kepalanya ke belakang. Sudut bibirnya terangkat sempurna saat menatap kedatangan sosok yang selama ini menjadi musuh bebuyutannya.

Sekilas Gabriel menatap Kalea dari ujung kepala sampai ujung kaki, tidak ada luka sedikitpun. Namun, saat mata mereka bertemu, Kalea langsung mengalihkan tatapannya.

Gabriel berdiri satu langkah di hadapan cowok itu—melindungi Kalea yang berdiri di sisinya.

"Sejak kapan lo belain cewek seperti ini? Apa lo udah lupain Grace, mantan pacar lo itu!!" Serangan itu langsung menohok Gabriel dengan pernyataan yang nyaris membuat semua kuku-kukunya memutih. Rahangnya ikut menegang.

"Gue gak tertarik buat ganggu ini cewek, berhubung karena gue cuman numpang lewat dan gue perhatiin dia berasa mirip seseorang jadi gue samperin. Tau-taunya dia mirip dengan masa lalu lo, dia mirip dengan Grace."

"Gue bukan Grace, gue Kalea," ucap Kalea jelas dan mengundang tatapan tajam dari laki-laki di dekatnya.

Kalea langsung diam membisu cepat saat Adit menaruh jari telunjuknya tepat di depan mulut. Ya, pasukan inti Vesarius sudah berkumpul di pinggir jalan.

Dengan santainya, Gabriel melangkah lebih dekat pada cowok itu dengan kontak mata terfokus dan tidak mengerjap.

Kesempatan itu tidak dibiarkan Adit begitu saja, ia langsung menarik tangan Kalea, membawanya menjauh dari tempat itu.

Sepuluh menit menunggu, akhirnya Gabriel kembali dengan perasaan bersalah menatap manik Kalea yang berusaha menghindari dirinya. Gadis itu duduk di pos satpam bersama teman-temannya. Gabriel mendekat dan dengan cepat sebuah tamparan keras mendarat mulus di pipinya.

"Leaaa..." ucap Bobby.

"Kakak tau gak seberapa lama gue nungguin kakak di halte? sadar gak sih salah kakak dimana? Gue cewek bukan cowok Kak Gabriel—kalau cowok tadi apa-apain gue gimana? Gue senang hati terima tawaran kakak tapi kakak—"

Kalea menitikkan air matanya. "Paling buat gue gak nyaman ketika semua orang menyebut nama gue dengan sebutan Grace..Grace dan Grace. Siapa Grace hah?!"

Kalea kian emosi seraya memukul dada bidang cowok itu. Tangisnya meluruh membuat Gabriel dengan gerakan cepat memeluk tubuh bergetar itu dengan erat.

"Gue Kalea bukan Grace... Kalau gue tau semuanya bakalan gini gue gak akan mau sekolah disini. Gue capek, gue takut untuk hidup."

Kalea sesenggukan dan mengeratkan pegangannya pada kaos hitam milik Gabriel. Tatapan cowok itu kini mengarah pada teman-temannya yang meminta Gabriel segara membawa Kalea kembali sebelum semuanya terlambat.

"Tenang please.... Gue minta maaf udah biarin lo nungguin gue, sekali lagi gue minta maaf. Gue bakalan jelasin siapa Grace tapi bukan saat ini," ujarnya mengelus rambut perempuan itu.

"Sekarang kita pulang.." lanjutnya menuntun Kalea menuju mobil di luar tempat itu.

"Gawat kalau sampai Zion tau Gabruel lakuin itu sama Kalea. Zion gak pernah pandang bulu soalnya..."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!