Ibunya masuk rumah sakit jiwa
Ayahnya sedari dulu tidak pernah mengakuinya
dan kekasihnya malah berpaling pada Kaka tirinya.
Inilah kisah Naina, gadis sejuta luka tapi tetap tersenyum.
ketika usia Naina berusia 12 tahun, ibunya masuk ke dalam rumah sakit jiwa akibat ulah ayahnya, dia juga dibuang ke panti asuhan.
6 tahun berlalu ayahnya memanggilnya, Dia pikir ayahnya memanggilnya untuk meminta maaf tapi ternyata Naina salah.
ayahnya menyuruh dia datang, meminta dia melepaskan Gerald yang tak lain kekasihnya, yang juga sama-sama berasal dari panti asuhan. ayahnya melakukan ini karena ternyata, Kakak tirinya menyukai kekasihnya. yang paling membuat Naina sesak, ternyata kekasihnya juga menyetujui ucapan ayahnya.
Dan pada akhirnya Naina jatuh di luka paling dalam, tapi tanpa Naina sadari balik luka yang dia derita ada kebaha
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berubah
4
.Mata Naina membulat ketika melihat Carlos membuka kulkas, apalagi ketika melihat Carlos mengambil beberapa daging steak serta sayuran. Berjuta tanya berputar-putar di otak Naina, Kenapa Carlos memasak, dan untuk siapa Carlos memasak. Tidak mungkin Carlos memasak untuknya, karena semingu lalu Carlos berteriak hanya karena dia ingin makan tengah malam.
Setengah jam kemudian
Carlos sudah selesai dengan acara memasaknya, lelaki tampan itu membuat dua steak berukuran besar dan juga beberapa sayuran, tak lupa dia juga menuangkan jus untuk minum istirnya.
Lalu setelah itu Carlos langsung keluar dari area dapur membawa makanan yang tadi dia buat, sedangkan Naina tentu saja hanya melihat gerak-gerik Carlos, berharap makanan itu untuknya Walaupun dia tahu itu tidak mungkin.
“Ayo, semua makanan sudah siap.”
Lamunan Naina buyar ketika mendengar suara Carlos, hingga dia menoleh ke arah suaminya. “I-itu untukku!” Naina menjawab dengan mata yang berbinar, dia seperti anak kecil yang diberikan mainan. Tapi, tak lama Naina tersadar, dia menormalkan ekspresinya
“Apa itu untukku?" Naina kembali mengulangi pertanyaannya, tentu saja kali ini dia berbicara dengan ekspresi biasa saja. Dan Carlos bisa menangkap ekspresi Naina yang pertama, di mana Naina tampak senang.
“Hmm, untukmu. Ayo!” Carlos menarik lembut tangan Naina kemudian membantu Naina turun dari kursi dan berjalan ke meja makan.
“Wah!” Naina berdecak kagum ketika melihat makanan yang tampak lezat. Tentu saja ekspresi Naina tertangkap oleh Carlos. Entah kenapa Carlos merasa senang ketika melihat ekspresi Naina seperti ini.
Beberapa waktu ini Carlos sengaja berubah agar Nayla tidak terlalu berani padanya, dan itu terbukti Naina tidak pernah membantah lagi dan tidak pernah melawan lagi. Tapi, entah kenapa Carlos merasa tidak senang dengan sikap Naina yang seperti itu. Tapi, sekarang ketika melihat Naina bahagia hanya karena hal sederhana membuat Carlos juga ikut bahagia.
“Ayo duduk!” Carlos menggeser kursi untuk Naina, hingga Naina pun langsung duduk begitupun dengan Carlos yang juga ikut duduk di sebelah istrinya berencana menemani Naina makan.
Ketika Sudah duduk, Naina langsung menarik piring, baru saja dia akan menyuapkan makanan ke dalam mulutnya, tiba-tiba Naina terpikirkan sesuatu, hingga dia pun langsung melihat ke arah Carlos.
“A-apa, aku boleh memakan ini semua?” rasa senang yang dirasakan oleh Naina karena mendapat makanan, berganti dengan rasa takut ketika melihat Carlos.
Di tengah rasa senangnya karena Naina terlihat bahagia dengan makanan buatannya, tiba-tiba Carlos merasa sesak ketika melihat ekspresi Naina yang menatapnya dengan takut.
Dia mempunyai segalanya di kastil ini, tdiak akan kekurangan makanan sedikit pun, tapi lihatlah istrinya malah ketakutan ketika akan memakan makanan buatannya.
“Hmm, makanlah. Habiskan!" Tita Carlos lagi kali ini dia tersenyum, hingga Naina yang sedang lapar langsung menoleh ke arah depan lalu memulai acara makannya.
Akhirnya acara makan pun selesai, makanan yang dibuat oleh Carlos benar-benar tandas. Hingga Carlos pun langsung bangkit dari duduknya, “Ayo, kita istirahat," ajak Carlos, dia langsung mengulurkan tangannya pada Naina, hingga Naina menerima uluran tangan Carlos.
Setelah perutnya kenyang, Naina mulai terpikirkan sesuatu. Kenapa tiba-tiba Carlos berubah, Kenapa tiba-tiba Carlos memasakkan makanan untuknya. Padahal seminggu lalu Carlos begitu murka ketika dia mengatakan lapar.
“Sadar, Naina. Kau tidak boleh terlalu larut dala kebaikannya.” Naina membatin, walaupun Carlos bersikap baik, tapi dia harus tetap bersikap seperti biasa dengan artian kata tidak boleh berani pada Carlos.
Ketika sampai di kamar, Naina langsung pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi, sedangkan Carlos langsung mendudukkan dirinya di ranjang. Tanpa sadar tiba-tiba Carlos tersenyum ketika mengingat Naina tampak menikmati makanan buatannya dengan mata yang berbinar seolah sedang bahagia.
Carlos baru menyadari ternyata ketika melihat Naina bahagia karena perlakuannya, dia pun juga ikut bahagia, Dia memutuskan untuk tidak bersikap seperti kemarin lagi, jika dipikir lebih menyenangkan jika sikap Naina seperti biasa daripada sikap Naina yang pendiam dan terlihat ketakutan padanya.
Tak lama, lamunan Carlos buyar ketika mendengar suara pintu kamar mandi terbuka hingga dia pun menoleh ke arah depan, di mana Naina sedang berjalan ke arahnya.
“Ca-carlos, terima kasih," ucap Naina, Carlos tidak menjawab Dia membaringkan tubuhnya di ranjang. Lalu menepuk sisinya menyuruh Naina untuk berbaring di sebelahnya, seperti biasa Naina pun langsung menurut kemudian memberikan tubuhnya di sebelah suaminya.
Tiba-tiba tubuh Naina diam mematung ketika Carlos memeluknya, biasanya mereka akan tidur saling memunggungi. Tapi sekarang Carlos malah memeluknya
etika memeluk Naina Carlos tersenyum, berminggu-minggu dia tidur membelakangi Naina dan selalu merasa aneh, dan sekarang ketika dia memeluk lagi Naina dia merasa perasaannya lebih tenang.
***
Malam berganti pagi.
Naina terbangun dari tidurnya, dia membulatkan matanya ketika melihat Carlos masih berbaring di sisinya. Biasanya setelah dia bangun Carlos sudah tidak ada, lelaki itu sudah pergi ke kantor. Tapi sekarang Carlos masih berada di sampingnya padahal ini bukan hari libur..
Tak lama Naina menggeleng, seharusnya dia tidak penasaran kenapa Carlos masih berbaring dan tidak pergi ke kantor karena Tentu saja itu tidak ada urusan dengannya.
Perlahan, Naina pun bangkit dari berbaringnya berniat untuk pergi ke kamar mandi. Namun baru saja bergerak tiba-tiba tubuh lainnya dia mematung ketika Carlos memeluk pinggangnya.
“Ca-Carlos!” panggil Naina dengan terbata. Karena rupanya Carlos sudah bangun sedari tadi, hanya saja ketika Naina membuka mata Carlos berpura-pura tertidur.
“ini masih pagi, tidurlah lagi," titah Carlos. Naina yang takut untuk menolak, kembali menurut. Dia kembali membaringkan tubuhnya di samping Carlos.
Namun sekarang dia membelakangi lelaki itu, hingga kini Carlos memeluk Naina dari belakang, tangan lelaki itu dengan lues mengelus perut istrinya.
Ketika Carlos mengelus perutnya, mata Naina membasah. Tiba-tiba dia merasa mellow. Hingga tanpa sadar bulir bening langsung terjatuh dari pelupuk mata wanita itu, Entah kenapa tiba-tiba dia merasa sedih.
“A-aku ngin pergi ke kamar mandi," ucap Naina yang memberanikan diri untuk berbicara. Naina tidak ingin Carlos mendengarnya terisak.
Hingga Carlos pun langsung menjauhkan tangannya, “Sekalian saja bersiap, kita berbelanja Aku akan memberikanmu apapun yang kau mau. Kita juga harus membeli barang-barang untuk anak kita,” ucap Carlos, dia melihat pakaian Naina yang longgar hanya sedikit, hingga dia ingin membelikan banyak pakaian untuk istrinya dan dia akan membiarkan Naina menyimpan di lemari yang Naina mau.
“Ba-Baiklah.” Naina pun langsung turun, ranjang kemudian dia berjalan ke arah kamar mandi tanpa menoleh ke arah Carlos karena matanya sudah memerah akibat menangis barusan, dan ketika Naina sudah pergi ke kamar mandi, Carlos pun langsung bangkit dari berbaringnya.
mengsedih terus dari bab 1 sampai bab ini