NovelToon NovelToon
Bersaing Dengan Masa Lalu

Bersaing Dengan Masa Lalu

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Duniahiburan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Susah payah Jasmine berjuang meluluhkan hati Juna, pria yang terkena kaku dan sangat sulit di dekati wanita mana pun. 2 Tahun berjuang hingga akhirnya dia dan Juna resmi menjalin hubungan. Jasmine pikir, dia telah berhasil mendapatkan hati Juna, menjadi satu-satunya wanita yang menempati hatinya.

Namun ternyata anggapannya salah besar, sebab ada seseorang di masa lalu yang mampu bertahta di hati Juna selama bertahun-tahun lama. Jauh sebelum Jasmine mengenal Juna.

Di saat Jasmine dan Juna sudah menikah, Tiba-tiba sosok wanita di masa lalu Juna muncul kembali dan mengalihkan semua perhatian Juna. Haruskah Jasmine meneruskan pernikahannya, atau melepaskan Juna begitu saja setelah melewati perjuangan yang sulit.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Sudah 5 hari rumah tampak sepi. Mama Dewi sepertinya masih betah tinggal di rumah anak perempuannya, karna setiap kali bertukar kabar dengan Jasmine, beliau tidak pernah membahas kapan akan kembali lagi ke rumah Juna. Jasmine pun enggan menanyakan hal itu, dia mencoba memahami kekecewaan Mama mertuanya yang mungkin butuh waktu untuk tidak berinteraksi dengan Juna.

Pagi ini Jasmine dan Juna sudah bersiap berangkat ke perusahaan. Semenjak pengakuan Juna 2 minggu yang lalu, pria itu tidak pernah mengijinkan Jasmine berangkat sendiri. Juna sedang berusaha membangun kedekatan yang lebih intim dan harmonis dengan sang istri, demi memperbaiki hubungan yang sempat rusak akibat ulahnya.

"Mas,," Panggil Jasmine seraya mendekati Juna yang tengah memakai jasnya.

Kening Juna sedikit berkerut melihat ekspresi sendu di wajah Jasmine.

"Kenapa.?" Juna dengan lembut mengusap sebelah pipi istrinya.

"Aku masih mengkonsumsi pil KB sampai sekarang." Aku Jasmine jujur. Sebelumnya keduanya memang sepakat untuk menunda, karna waktu itu Jasmine mengatakan belum siap. Juna juga memaklumi, meski dia sangat berharap bisa segera memiliki anak dengan Jasmine. Namun sejak hubungan keduanya membaik, Jasmine tidak pernah bercerita kalau sampai saat ini dia masih minum pil KB.

Juna tersenyum lega, dia pikir ada masalah yang sangat serius sampai raut wajah Jasmine terlihat sendu seperti itu.

"Aku sudah tau. Kamu diam-diam sering bangun tengah malam untuk meminumnya." Ujar Juna. Dia beberapa kali pernah memergoki Jasmine meminum pil KB yang di sembunyikan di dalam tas. Namun Juna tetap pura-pura tidur dan membiarkan Jasmine meminum pil itu. Dia enggan memaksa dan mendesak Jasmine untuk menuruti permintaannya. Jadi memilih diam dan menunggu sampai Jasmine berkata padanya kalah dia sudah siap memiliki anak.

"Maaf karna tidak jujur." Ucap Jasmine.

Juna menggeleng cepat, memberi reaksi bahwa apa yang dilakukan Jasmine bukan sebuah kesalahan, melainkan pilihan. Jadi tidak perlu meminta maaf.

"Kamu berhak menunda selama belum siap, aku tidak mempermasalahkan itu. Nanti kita bicarakan lagi setelah pulang kerja, sudah waktunya kita berangkat." Sahut Juna yang sempat melirik arloji di tangannya sudah menunjukkan pukul 7.50.

Mereka langsung berangkat tanpa makan lebih dulu karna tidak punya waktu lagi untuk sarapan di rumah, sebab hari ini bangun kesiangan. Tapi Jasmine sempat meminta pada asisten rumah tangganya supaya menyiapkan bekal yang akan dia makan bersama Juna selama dalam perjalanan menuju.

Mobil yang di kendarai Juna sudah keluar dari halaman rumahnya. Jasmine segera membuka kotak makan dan mulai menyuapi Juna.

Pria yang sedang menyetir itu sempat mengusap lembut pucuk kepala Jasmine setelah menerima suapan makanan darinya.

"Kamu juga makan sayang." Ucapnya. Jasmine mengangguk dan ikut menyantap makanannya.

"Semalam bicara apa saja dengan Mama.?" Tanya Juna penasaran. Sebab keduanya cukup lama berbicara lewat telfon.

"Hanya bertanya kabar, cerita keseharian Flora dan Bryan." Sahut Jasmine. Dia kembali menyuapkan makanan ke mulut Juna.

Pria berwajah tampan itu hanya mengangguk dan tidak bertanya lagi. Dia tidak tau sampai kapan Mamanya akan menghindarinya dan tidak mau berkomunikasi dengannya. Setiap hari Juna sudah berusaha mengirimkan pesan permintaan maaf, tapi hanya di baca saja oleh Mama Dewi. Mungkin memang butuh waktu untuk mengobati rasa kecewanya.

"Mas, sepertinya aku sudah siap untuk hamil." Perkataan Jasmine membuat Juna terkejut saking senangnya. Dia memelankan laju mobilnya dan sedikit menepi.

"Kamu sudah mempertimbangkannya.? Ini bukan keterpaksaan kan.?" Juna melihat wajah Jasmine lekat-lekat, khawatir keputusan Jasmine bukan dari hatinya sendiri, melainkan karna faktor lain.

Jasmine menundukkan pandangan, dia tampak menarik nafas dalam-dalam, seolah ada beban berat yang memenuhi dadanya hingga terasa sesak.

"Aku beritahu nanti saja setelah pulang kerja." Jasmine kembali menatap Juna dan memaksakan senyum.

"Baiklah,," Juna tidak memaksa, dia mencoba memahami situasi. Jasmine tidak mau bicara sekarang, itu artinya bukannya permasalahan yang sederhana.

Juna menghentikan mobilnya di depan perusahaan milik mertuanya. Dia membantu Jasmine melepaskan seatbelt, lalu mendaratkan kecupan singkat di bibir Jasmine.

"Aku turun dulu,," Pamit Jasmine yang hendak membuka pintu mobil, namun dering ponsel milik Juna mampu menarik perhatian Jasmine. Entah kenapa sejak mendengar pengakuan Juna dan Juna hanya menggunakan satu ponsel untuk berkomunikasi dengan Vierra, telinga Jasmine jadi lebih sensitif setiap kali ponsel suaminya bunyi.

Jasmine reflek melirik ponsel Juna yang tergeletak di sebelah kursi kemudi. Instingnya cukup tajam, sebab sesuai dengan apa yang ada di pikirannya ketika mendengar ponsel itu berdering.

Juna menjadi tidak enak hati dan ragu-ragu mengangkat panggilan dari Vierra.

"Mungkin ada hal penting yang harus di bicarakan soal Joshua, angkat saja." Ujar Jasmine ketika menyadari suaminya tampak enggan menerima panggilan.

Juna akhirnya mengangguk karna di ijinkan oleh Jasmine. "Kamu jangan turun dulu, aku tidak mau kamu berfikir macam-macam kalau tidak ikut mendengarnya." Pinta Juna.

Jasmine mengangguk patuh, meski dalam hatinya harus menahan cemburu. Tidak bisa di pungkiri, ada perasaan cemburu yang mampu mengiris hati setiap kali melihat Juna harus berkomunikasi dengan Vierra, sekalipun komunikasi itu hanya sebatas tentang Joshua.

Namun Jasmine juga tidak mau di bayang-bayangi rasa curiga jika tidak melibatkan diri dalam interaksi keduanya. Posisinya serba salah, tapi lebih baik memang mendengar obrolan mereka, daripada menerka-nerka sesuatu yang belum pasti kebenarannya.

"Ada apa.?" Suara Juna mendadak berubah datar dan ketus saat bicara dengan Vierra di seberang sana.

Jasmine mengalihkan pandangan lurus ke depan, dia tidak perlu menatap Juna selama suaminya itu berkomunikasi dengan Vierra. Yang penting bisa mendengar obrolan mereka.

"Sejak kemarin Joshua menanyakan mu, hari ini dia tidak mau pergi ke sekolah karna ingin bertemu dengan mu." Nada bicara Vierra terdengar sendu dan gelisah.

Jasmine dengan jelas bisa mendengar suara Vierra di seberang sana. Juna memang sengaja mengaktifkan mode speaker supaya Jasmine mendengarnya.

"Aku ubah dengan panggilan video, berikan ponselnya pada Joe." Pinta Juna sembari menekan tombol kamera.

Kali ini Jasmine menoleh dan menatap layar ponsel Juna. Sekilas dia melihat wajah Vierra dan langsung berganti dengan wajah masam Joshua.

"Daddy,, kenapa lama sekali pulangnya. Aku juga ingin di antar ke sekolah dengan Daddy, sama seperti teman-temanku." Ujar Joshua dengan nada protes.

Sebelum menjawab perkataan putranya, Juna lebih dulu melirik Jasmine untuk memastikan istrinya baik-baik saja. Jasmine buru-buru mengulas senyum, dia bersikap seolah baik-baik saja. Padahal hatinya terasa ngilu.

"Pekerjaan Daddy masih sangat banyak, Daddy akan pulang jika pekerjaannya sudah selesai. Nanti Daddy antar Joe berangkat sekolah. Tapi Joe harus janji tidak boleh bolos sekolah lagi, baik.?" Ujar Juna. Cara bicara Juna pada Vierra dan Joshua berbeda 180 derajat. Juna tampak lembut dan antusias ketika bicara dengan Joshua.

Tidak sampai 5 menit, Juna mengakhiri panggilannya dengan alasan harus bekerja. Padahal dia berusaha menjaga perasaan Jasmine.

"Mas Juna hati-hati di jalan, aku turun dulu." Jasmine buru-buru membuka pintu mobil, tepat setelah Juna mematikan sambungan teleponnya dengan Joshua.

"Aku akan menelfon setelah sampai." Ucap Juna sebelum Jasmine keluar. Jasmine mengangguk seraya tersenyum tipis, lalu bergegas keluar dengan perasaan yang berkecambuk.

Sambil memasuki gedung perusahaannya, Jasmine mengulas senyum miris.

"Bersaing dengan masa lalu untuk seumur hidup." Gumamnya pilu.

1
Sull viaa
lanjut
sherly
bahaya banget situasi kayak gini... hadewww Juna hrs lebih waspada... Jojo kayaknya hanya modus tu nikah
sherly
gitulah Jasmine tetep bertahan dan berpikir positif, kamu tu stress makanya ngk hamil2... apa lg Juna tu sampai bab ini msh setia dan cinta banget Ama kamu... jgn menyerah, semnagat
sherly
emang sulit diposisi Jasmine, smua dia punya tp blm hamil jdnya kan minder sendiri... smoga aja Juna tetep setia Ama jasmine
sherly
shaka kenapa diam saja si Juna tuh dah nyakitin hati adekmu
Ayna Adam
Kak Othor q masih menunggu kelanjutan kisah ini kak
Ditunggu kelanjutannya kak
sherly
siapkan hati yg banyak yg jas kayaknya bakalan sering sakit hati Ama kelakuan juna
dian sadiyah
Luar biasa
Goragori
ko gaada lnjtnnya lgi si?
Chorie Rizkiana
Lumayan
Ririndiyani
Luar biasa
mba mawar
bagus
🍓🍓🍓
harusnya si kampret ini bilang suruh patuh sama daddy dan momy sambungnya tp ya gitu sih klo burik mah tetep burik
🍓🍓🍓
bangke emang vierra
🍓🍓🍓
oh bangke emang mantan nya mokondo itu pakek anak kecil jd senjata ...udah sih bikin metong ja ketabrak truck atau apa kek itu si vierra atau anaknya ribet..
🍓🍓🍓
udah jas pergi aja biar si mokondo besok2 pakai otak nya dulu biar bisa berfikir meskipun bobroknya sebelum nikah tp jujur itu modal utama rumah tangga..wis berjuang bertahun tahun sendiri dah gitu di bohongi elah cinta boleh baik boleh bodoh jangan
🍓🍓🍓
udah sih buang aja si mokondo biar nyesel..berjuang sendiri itu capek apalagi kalo yg di perjuangin kembali ke zona nyaman mantan
Ira
k
Devi Devi
/Drool/
Silvi Vicka Carolina
itulah orang lain yang hanya melihat hasil nya tanpa tau prosesnya ...mencibir ...tanpa tau awalnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!