Bagaimana jadinya jika kamu harus menanggung dendam dari masalah yang tidak pernah kau perbuat sama sekali.
Amanda Monata, terpaksa menjadi tawanan bos ayahnya karena sang kakak yang pergi melarikan diri saat pesta pertunangannya dengan pria tersebut hingga membuat dirinya lah yang menanggung semua beban dan hutang milik ayahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Perhatian
Arthur baru saja kembali dari luar, dan ketika dia masuk ke dalam ruangannya, dia langsung kaget ketika melihat Amanda yang sudah turun dari tempat tidur pasien.
"Mau kemana kau?" tanya Arthur dengan wajah datarnya. dia sudah mengatakan pada wanita itu untuk tidak turun dari atas tempat tidur, bahkan dia juga sudah memerintahkan seorang suster untuk menjaga Amanda. Lalu bagaimana bisa wanita itu turun begitu saja tanpa memikirkan keadaan yang sedang mengandung calon anaknya.
"Hah, Hem...maaf," jawab Amanda karena jujur saja saat ini dia merasa sesak ingin buang air kecil. Lagi pula dia sudah baik-baik saja jadi kenapa tidak boleh pergi ke kamar mandi sendirian?
"Aku tanya mau ke mana, bukan minta maaf!" Arthur menghampiri Amanda dan mendudukkan wanita itu kembali ke atas tempat tidur dan menatap wajah cantik Amanda yang sudah terlihat tidak sepucat beberapa waktu yang lalu. Setidaknya tenang ketika melihat Amanda sudah jauh lebih baik.
"Katakan, kemana kau ingin pergi?" tanya Arthur lagi hingga membuat Amanda mau tidak mau harus jujur.
"Aku ingin pergi ke kamar mandi tuan," jawab Amanda hingga tiba-tiba tubuhnya di angkat oleh Arthur dalam gendongannya dan membuat wanita itu langsung berteriak.
"Ahk...." Amanda berteriak saat tubuhnya melayang dalam gendongan Arthur.
"Diam dan jangan berisik!" titah Arthur membuat Amanda langsung terdiam.
Arthur membawa Amanda masuk ke dalam kamar mandi dan mendudukkannya di kloset. Tapi, saat Amanda sudah duduk di atas kloset, Arthur masih berada di depannya dan berdiri di sana hingga membuat Amanda terus saja menatapnya.
"Ada apa lagi?" tanya Arthur ketika melihat Amanda yang diam saja padahal dia sudah membawanya ke kamar mandi.
"Bukankah kau ingin buang air kecil? Lalu apa yang kau tunggu?" lanjut Arthur membuat Amanda merasa bingung harus menjawab apa saat ini.
"Bagaimana aku ingin buang air kecil jika tuan masih berada di sana?"
"Memangnya kenapa? Jangankan melihatmu buang air kecil, melihat mu telanjang pun aku sudah lalu apa lagi?"
Blush...
Wajah Amanda tersipu malu ketika mendengar apa yang Arthur katakan. Sungguh, rasanya tidak biasa sekali berada di dalam situasi seperti ini. Sulit untuk di jelaskan karena Amanda sangat malu.
"Sudah cepat! Aku akan berbalik arah!" Arthur membalikkan tubuhnya memunggungi Amanda agar wanita itu tidak merasa malu lagi. Walau pada kenyataannya Amanda tetap malu, tapi tetap saja dia tidak bisa menahannya karena memang dia sangat ingin buang air kecil.
Akhirnya dia selesai buang air kecil dan menekan tombol air untuk menyiram bekas kegiatannya tadi. Setelah mendengar apa yang Amanda lakukan, Arthur langsung berbalik arah dan menatap pada wanita itu.
"Sudah selesai?"
Amanda hanya bisa menganggukkan kepalanya ketika Arthur bertanya seperti itu padanya. Tubuhnya kembali di angkat Arthur untuk kembali ke atas tempat tidur. Dari dalam gendongan Arthur, Amanda bisa melihat betapa tampannya wajah pria itu walau terkesan kejam tapi ada setitik perhatian yang membuat Amanda tidak bisa mengalihkan pandangannya.
"Jangan terlalu menatapku jika tidak ingin jatuh cinta pada ku!"
"Lalu bagaimana jika aku sudah mencintai Tuan?" jawab Amanda hingga membuat Arthur terdiam tanpa bisa menjawab apa yang Amanda katakan.
Sedangkan Amanda sendiri juga diam karena dia tau bahwa Arthur tidak akan pernah mencintainya sampai kapan pun. Tapi jawaban dari pria itu membuatnya kaget.
"Jika seperti itu terus cintai aku sampai akhir!"
***