Queen memilih memendam perasaannya pada Safir, karena tidak ingin merusak hubungan persahabatan mereka berdua. Queen pikir, selama ini Safir juga memiliki perasaan yang sama seperti dirinya. Perasaan itu semakin bersemi di hati Queen karena sikap Safir yang begitu perhatian terhadap dirinya. Meskipun perhatian tersebut tidak terang-terangan di tunjukkan oleh safir karena sikapnya yang pendiam dan juga dingin. Namun, siapa yang bisa menduga jika setelah mereka lulus kuliah, Safir datang ke rumah untuk melamar. Bukan Queen yang di lamar oleh Safir, tapi Divya. Bagaimana kisah selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nia masykur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27 Keluarga dari Jakarta
Sore hari. Sudah sejak tadi semua keluarga berkumpul di kediaman Reina dan Hendri. Termasuk dari keluarga Adam dan juga Amira. Karena saat ini mereka sedang menunggu kedatangan Yusuf dan seluruh keluarga yang menetap di Jakarta. Jika sudah seperti ini. Artinya pernikahan Safir dan Divya kurang 1 minggu lagi. Hingga sampailah deru dua mobil memasuki halaman rumah tersebut. Suara klakson membuat semua orang yang menungu di ruang tamu langsung keluar untuk menyambut orang-orang yang begitu di rindukan.
"Assalamualaikum ..." Salam dari Yusuf dan yang lainnya yang sudah keluar dari dalam mobil lebih dulu.
"Waalaikum salam ..." Semua orang secara serentak menjawab salam.
Semua keluarga tentunya lebih dulu bersalaman dengan Yusuf dan juga Nissa. Sebagai orang yang paling tua runtutannya diantara semua orang yang ada di sana.
"Shakaaa ... Shakiii ... Sahanuuummm ..."
Dan inilah yang paling di tunggu di antara yang lainnya. Tiga balita yang masih berusia 2 tahun tersebut adalah yang paling di rindukan. Tingkah tengil ketiganya yang bisanya hanya bisa di saksikan melalui video yang selalu di kirimkan oleh Nissa di group chat keluarga.
Saat ini, Shaka dan Shanum ada di gendongan Zen. Sedangkan Shaki ada di gendongan Ruby.
"Shakaaa ..." Queen mendekati Ruby dan mendaratkan banyak kecupan di pipi berisi balita tersebut.
"Aku Shaki, Ante. Shaka yang itu," ucap Ruby sambil menunjuk anaknya yang lain yang ada di gendongan Zen.
"Mama," ucap Shaki dengan suaranya yang khas anak balita. Kedua tangannya mengekang erat pada leher Ruby.
"Salah ya? Maafin Ante. Ayo gendong," ajak Queen sambil mengulurkan tangannya.
Namanya juga tidak pernah bertemu. Satu balita pun tidak akan ada yang mau di gendong Queen maupun yang lainnya.
"Sudah jangan di paksa. Sebentar lagi juga pasti mau," ucap Zen memperingati Queen karena sejak tadi ingin sekali menggendong salah satu dari si kembar tiga tersebut.
Kini semua orang berkumpul di ruang keluarga. Saling berbincang membicarakan pernikahan yang akan di selenggarakan. Saling bersenda gurau seolah begitu bahagianya mereka menyambut pernikahan cucu pertama bagi Yusuf dan Nissa.
"Papa mau lihat ikan," ucap Shaka sambil menunjuk akuarium. Suara balita tersebut bahkan terdengar belum begitu jelas.
"Ayo lihat sama Ante. Kita kasih makan ikannya," Queen sepertinya sedang berusaha merayu agar berhasil mengajak bermain salah satu saudara sepupunya tersebut.
"Makan ikan?" tanya Shaka untuk memastikan.
"Tentu," Queen mengangguk dan tersenyum manis. "Mau?" tawarnya sambil mengulurkan tangan agar Shaka mau ia gendong.
"Mau, Ante."
Betapa senangnya Queen karena kini ia sudah bisa menggendong salah satu dari si kembar. Mencium pipi Shaka dengan bebas. Hampir setiap hari video call, membuat Queen semakin gemas jika melihat langsung seperti ini. Selain itu, tingkah lucu si kembar rasanya tidak pernah absen untuk Queen lihat videonya.
Sedangkan sejak tadi Divya dan Reina sudah bersama dengan Shanum. Si kembar bungsu yang bisa lebih cepat akrab dengan orang lain di banding dengan ke dua Kakaknya. Sedangkan sejak tadi Shaki ada di pangkuan Yusuf. Si kembar nomor dua yang sangat dekat dengan Yusuf di antara yang lainnya.
Mumpung tidak sedang bersama dengan si kembar, Ruby segera beranjak. Ia mencari keberadaan Queen dan Shaka yang entah kemana setelah memberi makan ikan.
"Tumben sekali Shaka langsung mau sama kamu, Queen," ucap Ruby setelah menemukan Queen yang sedang menemani Shaka memberi makan kelinci.
"Aku juga terkejut. Bukannya kata kamu Shaka itu lebih pendiam di antara kedua adiknya?"
"Benar," Ruby tersenyum. Padahal saat ini dirinya sedang prihatin melihat Queen yang jelas tubuhnya terlihat kurusan. Ruby sangat tahu perasaan Queen bagaimana, sekalipun Queen tidak pernah mengakui perasaannya dengan Ruby terkait Safir.
"Kalau di pikir-pikir, Shaka ini nurun siapa pendiamnya. Perasaan kamu sama Om Zen sama-sama tengiknya," ucap Queen kemudian terkekeh.
"Entahlah."
Ruby menepuk punggung Queen. Mendapat perlakuan seperti ini, membuat Queen jadi ingin menangis lagi.
Queen ingat sekali, kalau Ruby yang selalu semangat memintanya untuk mengungkapkan perasaan terlebih dahulu dengan Safir. Hal yang jelas tidak mungkin di lakukan Queen. Tapi kini, Queen tidak mau menangis lagi. Cukup seorang diri saja ia menangisi diri karena perasaan cinta yang bertepuk sebelah tangan. Karena Queen kehilangan sahabatnya juga.
"Allah sudah memberikan takdir untuk setiap hambanya. Aku yakin, jika menurutmu itu adalah keputusan yang tepat, maka kamu akan mendapatkan yang lebih baik," ucap Ruby. Ia tersenyum saat Queen menatapnya. "Soal kuliahmu," ucap Ruby untuk mengelabuhi pesan tersirat yang ia tunjukkan untuk hati Queen. "Kita sudah pernah membuat rencana untuk membuka toko kue bersama kan? Bagaimana kalau aku mengajukan negosiasi sama kamu, lanjut kuliah saja di Jakarta. Aku sudah di buatkan toko kue sama Mas Zen. Kita tinggal mengembangkannya lagi. Tapi, kalau kamu ingin liburan ke Australia dulu tidak masalah. Akan banyak kesibukan jika kamu kuliah dan juga kita mengurus toko kue bersama-sama. Bagaimana?" tanya Ruby mengingatkan rencana yang pernah mereka buat. "Kita bisa berangkat bersama saat kuliah kalau jadwal kita bertepatan," rayu Ruby. Perempuan yang masih berusaha menyelesaikan pendidikan S1, setelah cuti hamil dan melahirkan.
"Bagaimana ya?" tanya Queen yang kini sedang memikirkan segala tawaran Ruby.
"Tapi apapun keputusan kamu, aku akan dukung."
Hai guys, mampir juga yuk di novel akak aku yang kehce abis ini
demo rumah emak guys