Keluarga Grand Duke Chamberlain yang hidup dalam keharmonisan dikejutkan dengan kedatangan Putri asli setelah 20 tahun usai insiden yang menewaskan Amrielle, Grand Duchess Chamberlain sebelumnya.
Kedatangan Calista otomatis mengusik Faelynn, Sang Putri palsu yang selama ini di besarkan tanpa kekurangan apapun.
"Apa Kau tidak merasa janggal dengan dirinya yang tiba-tiba ada di Kediaman ini ? Putri asli yang muncul setelah sekian lama, kira-kira apa pemicunya ? Kita tidak akan tahu sampai Dia bertindak. Aku bahkan tidak mendapat gambaran sedikit pun untuk masa mendatang. Calista itu terlalu tenang. Terlalu sunyi. Terlalu tersembunyi. Dia bermain terlalu rapi." —Putra Mahkota, Davendra Czar Aberstwyth
“Jangan sentuh Aku dengan tangan kotor Mu! Ayah tidak mungkin memihak Mu hanya karena hal yang terjadi malam ini!” —Faelynn Lirael Chamberlain
“Tapi Kau di tampar ‘Hanya karena’ hal yang terjadi malam ini Faelynn, sebanyak dua kali malah. Huhuhu," —Calista
=> Silahkan dibaca♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32
Kereta yang di naiki oleh Calista melaju dengan kecepatan normal. Empat Kesatria menunggangi kuda mengapit kereta kuda, dua di depan dan dua di belakang. Jarrel nampak gila karena ingin mengutus 10 kesatria untuk mengawal, namun setelah di bujuk sedikit oleh Calista dan di dukung Oleh Fiorrela yan tidak ingin Calista mendapatkan banyak penjagaan. Dia pun berangkat dengan 4 kesatria saja.
Untuk pelayan Pribadi, Calista tidak membawa Desi. Karena pasti pelayan Pribadi tidak di ijinkan masuk dan hanya akan membuat Desi menunggu seorang diri di kereta kuda, Calista memutuskan untuk meninggalkan Desi di kediaman Chamberlain.
...***...
Beberapa jam kemudian, Kereta kuda yang di pakai oleh Calista langsung di ijinkan masuk tanpa melakukan pemeriksaan ketat. Raja Victor sepertinya sudah menghimbau kepada semua pekerja istana bahwa Calista akan mengunjungi Istana hari ini.
Setelah turun dari Kereta kuda dengan di bantu oleh salah satu kesatria, Calista langsung mengucapkan terimakasih dan mengikuti langkah seorang pelayan Raja yang sudah menunggu kedatangannya.
“Baginda Raja sangat menantikan kedatangan Anda, Nona Calista.” Tutur pelayan yang memperkenalkan diri sebagai Marco pada awal pertemuan tadi.
“Aku pun menantikan pertemuan ini, Marco. Sekarang pun Aku sudah sangat gugup.”
“Lucu sekali melihat Anda berkata gugup padahal mata Anda terlihat sangat tenang. Anda tidak terlihat takut seperti tamu atau Bangsawan lain yang datang menemui Baginda Raja pertama kali.”
“Terimakasih, Aku anggap itu pujian Marco. Namun sungguh, Aku sangat gugup sekarang.”
“Baiklah Nona Calista, Karena Anda bersikeras seperti itu... Saya akan mempercayai nya, walau mata dan feeling ini tidak pernah salah.”
“Marco itu sangat peka pada semua nya, yaa... Pantas saja menjadi pelayan pribadi Raja.”
“Itu merupakan kelebihan yang harus di miliki jika ingin bekerja di Istana, Nona Calista. Baiklah, Kita sampai.” Tutur Marco saat sudah tiba di depan pintu besar yang di ukir dengan sangat indah.
Tok tok tok
“Baginda Raja, Nona Calista sudah tiba.”
“Persilahkan Dia masuk!” Sambung Victor dari dalam tanpa jeda satu detik pun.
Klekk
Pintu sudah terbuka lebar, Calista langsung melangkah dengan tenang dan saat sudah berhenti tepat beberapa langkah sebelum anak tangga menuju tahta, pintu langsung tertutup dan Calista berlutut dengan hormat. Satu tangan mendarat di atas jantungnya kemudian Calista memberi salam.
“Saya menyapa Matahari yang menyinari kerajaan Nethoria dan memberikan kesejahteraan bagi seluruh penduduk di Kekaisaran ini.”
“Aku menerima salam Mu, Calista. Kau sudah boleh berdiri.”
“Terimakasih Baginda Raja.”
Walau Victor merasa tidak harus menerima sapaan sampai berlutut seperti itu, tetapi ini merupakan tradisi turun temurun di Kekaisaran Nhetoria. Bangsawan siapa saja yang berkunjung pertama kali ke Istana Raja, harus memberikan sopan santun seperti yang Calista lakukan beberapa saat yang lalu.
“Calista, Kau pasti sudah bisa menduga-duga apa yang akan Ku katakan dengan Mu.”
“Hamba yang hina ini tidak mungkin mengetahui jalan pikiran Baginda Raja—”
“Aku tumbuh dewasa di lingkungan Istana Calista.” Potong Victor sambil menorehkan senyum. “...Istana yang di pandang sangat indah bagi orang-orang luar dan penuh dengan pertumpahan darah di dalam. Saat masa kepemimpinan Ku barulah tidak terjadi perebutan tahta lagi. Aku sudah bertemu dengan banyak orang, mempelajari banyak watak, Aku bisa merasakan kehadiran Mu dengan jelas. Kemunculan Mu di Kediaman Chamberlain pastilah memilik sebuah tujuan pasti kan ?”
“...” Calista terdiam, namun Victor tidak berniat berhenti bersuara.
“Kau bebas mengatakan apa saja. Tidak ada siapapun di ruangan ini. Aku bahkan sudah mengaktifkan segel pelindung di depan pintu maupun jendela agar suara Kita tidak terdengar. Sekali lagi Kau bebas mengatakan apa saja.”
“Terimakasih Baginda Raja, tetapi Saya sempat terdiam barusan karena perkataan Anda sungguh mirip dengan Yang Mulia Putra Mahkota.”
“Hm ? Davendra ? Jangan bilang Dia sudah bertemu dengan Mu— Pfftt! Puahahahaha!!! Dia memang Putra Ku. Dia sungguh-sungguh Putra Ku.”
“Anda benar, Baginda Raja. Instingnya setajam milik Anda. Jadi boleh Saya jawab pertanyaan Anda di awal ?”
“Umm... Tentu saja,”
“Saya menduga bawa Anda ingin Saya menyatukan kembali hubungan yang retak antara Baginda Raja dengan Putri Victoria bukan?”
“Tepat sekali. Aku bahkan sengaja memanggil Mu lebih lama usai pesta perayaan karena ingin melihat Victoria datang terus pada Ku setiap hari karena ingin bertemu dengan Mu. Aku sangat bersyukur bisa bertemu dengan nya setiap hari karena hal ini.”
“Itu sangat mudah bagi Saya, Baginda. Tetapi, ada hal yang sangat ingin Saya tanyakan. Kebetulan timing nya pas sekali.”
“Oho~ Tentu tentu, Kau bebas mengatakan apa saja saat ini. Aku sangat suka kepribadian Mu.”
“Seberapa penting posisi Grand Duke Chamberlain bagi Kekaisaran Nethoria ?”
“Kalau Kau bertanya seperti ini, tentu Kau pasti tau seberapa penting nya itu. Kau hanya ingin tahu seberapa penting Grand Duke Chamberlain di mata Ku kan ?”
“Benar yang Mulia. Maaf atas pertanyaan yang cukup lancang ini.”
“Tidak.. Tidak masalah. Kebetulan Aku sudah mulai mempertimbangkan ini semenjak rumor ‘kedatangan putri asli’ menyebar di kekaisaran ini’. Armada perang milik Istana saat ini sudah dua kali lipat dari pada milik Grand Duke Chamberlain, kalau masalah upeti dari nya juga pengaruhnya, Dia sedikit penting bagi Ku.”
Calista menarik sebuah garis senyum di wajah, kemudian berucap. “Anda hanya memerlukan upeti juga pengaruhnya... Dia ‘sedikit’ penting bagi Anda, maka .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ..... .... .... ..... .... .....”
Calista melanjutkan perkataannya, perkataan yang hanya bisa di dengar oleh Victor. Perkataan yang sampai membuat lingkar mata nya melebar. Dia tidak pernah mengharapkan akan menerima kejujuran seperti itu dari mulut Calista sendiri.
“Calista, Kau sungguh sesuatu sekali. Pantas saja insting anak itu menginginkan diri Mu.”
“Itu pilihan paling buruk dalam hidup Yang Mulia Putra Mahkota, Baginda Raja.”
“Tidak juga Calista... Seperti musuh yang sudah di takdirkan untuk bertemu, hal yang sama juga akan terjadi pada belahan jiwa. Aku sudah pernah mengalami hal ini saat bertemu langsung dengan Permaisuri. Sampai saat ini, Aku tidak bisa melupakan hari saat Kami bertemu. Kau tidak bisa lepas dari pertemuan-pertemuan yang sudah di tentukan takdir, Calista.”
“Padahal Saya berharap Anda akan mencegah Putra Anda...”
“Itu tidak mungkin. Setelah Victoria kabur, Aku baru tersadar bahwa Aku terlalu overprotektif. Aku tidak seharusnya mencampuri urusan percintaan anak-anak. Aku pun memberikan kebebasan pada Mereka terkait menjalin hubungan asmara. Hanya saja membawa percakapan itu saat ini terasa tidak tepat. Timing nya sudah di rusak oleh diri Ku sendiri karena menarik nya secara paksa untuk kembali ke istana.”
“Saya akan memperbaiki hubungan yang retak ini, Baginda Raja. Tetapi sebelum itu, boleh Saya menerima jawaban dari Anda terkait pernyataan Saya barusan ?”
Victor merekahkan senyum penuh cahaya di wajah nya. Dia tidak pernah menyangka akan bertemu dengan anak muda yang kembali membuat jantungnya berdebar karena pikirannya yang jauh sekali dari ekspektasi banyak orang.
“Aku tidak akan melarang Mu, Calista. Lakukanlah apapun yang sudah Kau rencanakan. Soal goncangan di masa depan, biar Aku yang menangani nya.”
Calista pun mengucapkan terimakasih kepada Victor yang tidak menebarkan nuansa permusuhan kemudian Dia pun bertanya ‘Apakah Putri Victoria tau bahwa Dirinya akan di kunjungi setelah Calista bertemu dengan Baginda Raja’ dan jawaban Victor adalah ‘Iya’, lantaran surat itu di tulis tepat di hadapan Victoria yang haus akan pembuktian dari perkataan Ayah nya yang penuh kebohongan selama berminggu-minggu ini.
“Kalau begitu Baginda Raja, mari mengobrol selama satu jam kedepan. Dengan begitu Anda akan segera bertemu dengan Putri Victoria.”
“Calista... Aku punya firasat tidak bagus terkait ide Mu.”
“Tenang saja, Baginda Raja. Saya akan menetralkan suasana nya.”
...***...
...Jangan lupa like Guys, Thank you so much ♥️...