Notes : Bukan untuk bocil.
"Panggil aku Daddy, Gadis Manis."
Abercio Sanchez. Andai Lucy tak menikah kontrak dengan pria itu, mungkin ... putrinya Ciara tak akan terjebak dalam kegilaan Abercio yang berstatus ayah sambung dari anak tersebut.
Ciara A. Garnacho. Seorang gadis polos yang kekurangan kasih sayang dari sosok ayah kandungnya. Kelemahan tersebut malah dimanfaatkan oleh Abercio yang menjadi ayah sambung dari gadis tersebut.
Hal apakah yang Abercio lakukan sehingga Ciara menuruti semua kegilaan Abercio saat menjadi ayah sambungnya?
Yuk, subscribe novel ini dan baca kelanjutan kisah Abercio dan Ciara!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melewati Batas
..."Meskipun tak merenggut mahkotamu, tetap saja aku telah melewati batas itu. Sepertinya ... aku mulai gila karena mencintai anak tiriku sendiri." – Abercio Sanchez...
Peringatan! Bab ini berbahaya buat di bawah umur ya!!! 🫣
...❣️❣️❣️...
Di tengah-tengah ruangan tersebut, Abercio terlihat sedang menuntun anak tirinya ke lembah kenikmatan. Pria itu sudah kehilangan kewarasan saat mendapatkan sinyal hijau dari gadis itu.
Abercio memposisikan tubuhnya menghadap Ciara. Ia juga memutar tubuh Ciara membelakanginya, kemudian disandarkannya tubuh gadis itu ke dada bidangnya.
"Daddy Cio," panggil Ciara lirih. Ia menoleh ke kanan ke arah Abercio. Wajah pria itu sedikit menunduk.
"Yes, Baby," sahut Abercio pelan. Pria itu menyahut sembari kedua tangannya bergerilya di tubuh Ciara.
Saat itu, Ciara mengenakan dress jeans berwarna biru muda. Abercio memasukkan kedua tangannya ke dalam dress tersebut. Tangan kanan menyelinap masuk ke dalam br.a gadis itu, sedangkan tangan kiri menyelinap masuk ke dalam panty gadis itu.
"Nghh!!!" Ciara tersentak hebat saat merasakan dua anggota sensitifnya disentuh secara bersamaan oleh Abercio.
"D-Daddy ..." panggil Ciara tak berdaya. "A-apa yang Daddy lakukan?"
Abercio mengecup lembut telinga Ciara yang saat itu sejajar dengan bibirnya. Kemudian, tangan kanannya yang kekar mere.mas buah da.da Ciara sembari tangan kirinya perlahan menyelinap masuk di antara lipatan daging tebal gadis itu.
"Aku ingin mempraktikkannya kepadamu. Mempraktikkan apa yang sudah kamu tonton selama ini," bisik Abercio pelan. Kemudian ia menge.mut telinga gadis itu.
"Mhh ... D-Daddy. I-ini ... a-aneh," lirih Ciara pelan.
"Yes. I know that. Tapi aku yakin kamu menikmatinya," sahut Abercio sambil perlahan memasukkan jari tengahnya ke dalam liang sempit milik Ciara yang saat itu sudah sangat basah!
"Sial! Dia benar-benar masih virgin!" umpat Abercio dalam hati saat merasakan jarinya tertahan oleh selaput dara milik gadis itu.
"Nghhh!!!" Ciara tak mampu menahan isak nikmatnya. Kedua tangannya menegang tanpa tahu harus berpegangan ke mana.
"Baby," bisik Abercio lagi. "Letakkan tanganmu ke kepalaku."
"Kamu bebas menjambak rambutku jika sensasi aneh itu kembali menyiksamu." Sambung Abercio sembari mendaratkan bibirnya kembali ke leher jenjang Ciara.
Ciara menuruti apa yang dikatakan Abercio. Ia mengankat kedua tangannya ke udara untuk menggapai kepala Abercio yang ada di belakangnya. Saat ia berhasil menemukan punggung kepala pria itu, ia menyandarkan kepalanya ke bahu Abercio sembari wajahnya setengah terangkat dengan mata yang terpejam karena kenikmatan yang tiada tara Abercio berikan padanya.
"Nghh ... mhhh ... D-Daddy," isak Ciara tak tahan. Tubuhnya bergetak ke kiri dan ke kananan saat kedua tangan Abercio bergerilya mengobrak abrik dua titik sensitif di tubuhnya.
"Ciara ... Ciara cinta Daddy Cio," gumam Ciara pelan tanpa sadar.
Saat itu Abercio terbelalak kaget. Apa yang baru saja gadis itu ucapkan semakin membuat nafsunya menggebu-gebu. Gejolak di dadanya semakin tak tertahankan. Jemarinya semakin kasar mere.mas dan keluar masuk di dalam liang sempit Ciara.
"Ahh... ngghhh... ahhh... D-Daddy. Ciara ... mmhh, Ciara mau ... mmhh," Ciara menceracau tak jelas dengan kedua kakinya yang entah sejak kapan satu berada di atas sofa sedangkan satu lagi menginjak lantai dengan posisi kedua pahanya terbuka lebar.
"Let it out, Baby," bisik Abercio dengan nafasnya yang mulai berat.
Sesaat kemudian, sekujur tubuh Ciara mendadak menegang. Kedua tangannya menjambak rambut Abercio dengan kuat sembari tubuhnya menggelinjang dan bergetar dengan sangat hebat.
"Aarghhhh!!!" eran.g Ciara dengan sangat nikmat. Nafasnya tersengal-sengal saat merasakan pelepasan pertama dalam hidupnya.
Abercio menyeringai puas. Ia mengecup lembut pipi gadis itu dengan penuh kasih sayang. Kemudian, ia sandarkan tubuh Ciara ke sandaran sofa.
"Now my turn, Baby," bisik Abercio lirih ke telinga Ciara.
Pria itu menuruni sofa sembari membuka resleting celananya. Saat resleting tersebut di buka, keluarlah sebuah benda panjang yang sudah sejak tadi mengeras karena meronta-ronta ingin dituntaskan.
Abercio memposisikan tubuhnya berjongkok di lantai, tepatnya di depan tubuh Ciara yang saat itu sudah terkapar tak berdaya dengan kewarasan yang sudah tak di badan.
"Smell nice," gumam Abercio saat ia berada tepat di tengah-tengah kedua paha Ciara.
Abercio melepaskan panty gadis itu dan menempatkan kedua paha Ciara ke atas bahunya. Kemudian tangan kirinya ia tempelkan ke daging tebal Ciara yang sedang terkuak serta menghasilkan banyak cairan tersebut. Ia mengambil cairan itu untuk ia gunakan sebagai cairan senam lima jarinya.
"Sekarang, aku akan membuatmu merasakan apa yang telah kamu tonton selama ini," lirih Abercio pelan sambil menatap Ciara yang saat itu terlihat lelah dan menahan kantuk.
Abercio mendekatkan wajahnya ke daging tebal Ciara yang saat itu sedang terkuak. Lalu, ia mulai menji.lati, menghi.sap dan memainkan lidahnya di dalam liang sempit gadis itu. Sembari itu, ia juga memulai senam lima jari di benda saktinya.
"Daddy!" era.ng Ciara saat merasakan hal aneh di area sensitifnya. Ia menjepit kepala Abercio menggunakan kedua pahanya. Wajahnya terangkat ke atas sembari menggigit bibir menahan rasa aneh namun nikmat yang pertama kali ia rasakan.
Abercio tak mempedulikan ceracauan serta leng.uhan gadis itu. Ia sedang fokus dengan apa yang ada di depan matanya sembari jarinya terus menerus bergoyang di bawah sana.
Tak membutuhkan waktu yang lama, Abercio mulai menghi.sap liang Ciara yang masih utuh sembari tubuhnya menegang.
"Nghhhh!!!" leng.uh Ciara dan Abercio bersamaan.
Keduanya mencapai puncak secara bersamaan. Ciara terkapar tak berdaya dengan nafas yang terengah-engah. Begitu juga Abercio, nafasnya juga ikut tersengal-sengal karena pelepasan yang baru saja ia rasakan.
Abercio sudah tak peduli dengan cairan miliknya yang berserakan di lantai. Ia bangkit dari jongkoknya sembari memasukkan kembali harta berharganya ke dalam celana. Lalu, ia bersandar di atas sofa tepat di sisi Ciara.
Pria itu menatap Ciara dengan tatapan yang sangat dalam. Dirangkulnya tubuh gadis itu ke dalam pelukannya, kemudian dikecupnya dengan lembut dahi Ciara.
"Meskipun tak merenggut mahkotamu, tetap saja aku telah melewati batas itu. Sepertinya ... aku mulai gila karena mencintai anak tiriku sendiri," lirih Abercio dalam hati.
...❣️❣️❣️...
...BERSAMBUNG......
dia cinta pertama kamu bert bahkan demi dia kamu merelakan nyawamu juga untuk cinta perma kamu.aku bahkan yang baca sampai air mataku jatuh tampa sadar.