Sinopsis
Aleea Steinfeld, seorang mahasiswa yang duduk di bangku kuliah semester 4 yang terpaksa menerima perjodohan dengan Allessio Sean Cullen seorang yang berfrofesi sebagai Pilot. Sedangkan Sean telah memiliki kekasih yang sangat di cintainya.
"Maaf, aku tidak bermaksud berbohong pada mu. Tapi Syeila lebih membutuhkan Ku saat ini." ucap Sean dengan nada yang rendah di suara bariton nya.
Akankah mereka akan terus bersama setelah beberapa peristiwa terkuak??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayaa’k, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Baik-baik saja?
“Dia! Dia orangnya.” Ucap Aleea memecahkan keheningan. Ketiga temannya menatap Aleea dengan tatapan sulit diartikan, mereka tidak mengerti perkataan Aleea.
“Dia..!” Ucap serentak oleh ketiga temannya. yang dia beri anggukan oleh Aleea.
“Iya. Dia. Kalian ingatkan seseorang meminta uang ganti mobil sebanyak 200 juta?” Tanya Aleea yang di beri anggukan oleh temannya.
“Dia! Aiden yang meminta uang ganti perbaikan mobil.” Lanjutnya kembali.
“Uangnya sudah kamu berikan kepadanya?” Tanya Ziva pada Aleea yang berada di sampingnya.
“Tidak. ketika pergi ke perusahaan nya dan aku bersedia membayar, asistennya tidak pernah menanyakan kembali masalah perbaikan mobil itu.” Jawab Aleea.
“Kurasa itu hanya alasan karna ia hanya ingin berkenalan denganmu.” Ucap Ziva pada Aleea.
Aleea tidak menanggapi perkataan Ziva, ia lalu berjalan meninggalkan ketika temannya.
“Kalian masih mau belanja atau hanya ingin berdiam diri saja?” Ucap Aleea sedikit berteriak kepada temannya yang masih berada agak jauh darinya.
Setelah selesai mereka berpisah, kedua temannya Ziva dan Shea telah pulang dahulu. Ziva yang dijemput kekasih, Shea di jemput oleh Papanya karna sekalian jalan pulang. Sedangkan Ia dan Selena pulang bersama karna mereka pergi menggunakan mobil Aleea.
Aleea dan Selena berjalan menuju parkiran mobil Mall yang mereka kunjungi dengan membawa beberapa paper bag. Sepanjang perjalanan mereka banyak berbicara dan bercanda.
Sampai di depan mobil Aleea mereka menata paper bag itu di bagasi mobil.
“Ada yang ingin kamu kunjungi?” Ucap Aleea pada Selena yang telah duduk di kursi penumpang.
“Sebaiknya kita pulang saja, aku pikir kamu sudah merasa lelah.” Balasnya.
Ketika ia menstarter mobilnya tidak menyala. Sudah ia lakukan sebanyak tiga kali tapi tidak bisa juga menyala.
“Sebaiknya kita pesan taksi saja,” ucap Aleea. “baiklah” balas Selena.
Mereka keluar dari mobil sambil menelepon bengkel langganannya. Mereka membawa barang bawaan mereka.
“Aiden!” Ucapan Selana yang membuat Aleea ikut menghentikan langkahnya, saat Selena yang berada di depannya berhenti mendadak.
“Bisakah kamu mengantarkan kami? Mobil temanku tiba-tiba tidak bisa menyala.” Lanjutnya.
Pria yang disapanya hanya diam tidak berkomentar dan ia langsung melangkah ke arah mobilnya.
“Ckkk! Payah! Yasudah Aleea ayo kita jalan kembali, tidak ada gunanya kita minta tolong dengan manusia batu itu.” Ucap Selena dengan sedikit membesarkan suaranya.
Mereka melangkahkan kakinya tapi beberapa langkah, ada suara yang menghentikan langkah mereka.
“Masuk!” Ucap Aiden sambil memasuki mobil. Selena menarik tangan Aleea membawa ia mendekati mobil milik Aiden. Selena menduduki kursi bagian depan dan Aleea di belakang bersama Aiden.
Sepanjang perjalanan mereka hanya diam tanpa ada suara, Selena yang sudah tertidur sedangkan Aleea hanya diam sambil memandang ke arah jalan lewat kaca jendela sampingnya.
...****************...
Dua minggu telah berlalu, hari Sean bilang akan pulang bertugas. Sean mengirim pesan kepada Aleea bahwa ia pulang dan hari ini kedua orang tuanya akan datang berkunjung ke rumah mereka.
Ia tidak ingin mamanya mengetahui kalau ia masih berhubungan dengan Syeila, jadi ia meminta Aleea untuk membawa beberapa barangnya ke kamar Sean. Mulai hari ini sampai beberapa hari kedepan mereka akan menempati kamar yang sama yaitu kamar milik Sean.
Aleea sedang menyusun barang yang ia bawa dari kamarnya. Sekarang ia menyusun beberapa baju miliknya ke dalam lemari milik Sean.
CEKLEK!
Suara pintu terbuka. Aleea sedikit kaget melihat Sean yang sudah hadir di dalam kamarnya. Aleea lihat Sean masih menggunakan pakaian pilotnya.
Sangat tampan saat Sean menggunakan saragam miliknya itu. Tatapan mata mereka bertemu. Mereka terdiam beberapa saat dengan pandangan mata yang saling mengunci. Aleea memutuskan pandangannya.
“Maaf. Aku akan keluar.” Ucap Aleea sambil melangkah keluar tapi dicengah Sean agar ia tetap disitu.
“Kamu selesaikan saja, lagipula beberapa hari kedepan kita akan satu kamar.” Ucap Sean, ia mendekat ke arah Aleea dan mengambil pakaian ganti untuknya yang ia bawa ke dalam kamar mandi yang terletak di ruangan itu.
Aleea dan Sean kini berada di ruang keluarga. Mereka menunggu orangtua Sean.
Terdengar suara mesin mobil berhenti di depan perkarangan rumah mereka, mereka keluar untuk menyambut. Dapat mereka lihat yang keluar dari mobil itu wanita paru baya tapi masih terlihat muda dan cantik.
“Papa mana mah?” Ucap Sean yang melihat mamanya datang seorang diri. Kemudian ia mendekat ke arah mamanya dan memeluknya.
“Papa akan menyusul, ia lagi di perjalanan kesini. Papa baru selesai menemui rekan bisnisnya.” Ucap Regina sambil membalas pelukan Sean dengan memberi usapan di punggungnya.
“Jika tahu begini, kami saja yang ke rumah Mama.” Lanjutnya.
“Tidak apa-apa, kami hanya ingin tahu rumah kalian dan ingin bermalam disini.” Ucapnya sambil melepas pelukan Sean. Ia mendekat ke arah Aleea, membawa tubuh Aleea kedalam pelukannya yang balas dengan pelukan yang tak kalah erat.
Setelah beberapa menit berlalu setelah Regina menanyakan kegiatan Aleea dan Sean. Regina membawa mereka untuk menikmati makan malam bersama.
Dering ponsel milik Regina membuat sepasang suami istri itu menghentikan makannya.
“Papa yang menelepon.” Ucapnya sambil menunjukan layar ponsel ke Sean dan Aleea. Menampikan nama suaminya di layar tersebut
“Hallo! Apakah ini benar dengan keluarga bapak Revan Cullen?” Terdengar suara seseorang dari dia seberang sana.
“Iya. Saya istrinya. Kenapa ponsel milik suami saya bisa sama dengan anda?” Jawab Regina.
“Saya petugas rumah sakit, suami anda mengalami kecelakaan di jalan xx. Apakah anda bisa kesini?” Ucap penelepon itu.
Melihat Mamanya berdiam diri Sean mengambil ponsel itu dan berbicara dengan penelepon itu.
“Baik. Kami akan segera kesana.” Ucap Sean kemudian ia mendekat dan memeluk mamanya untuk menenangkan mamanya yang sudah menangis.
“Papa akan baik-baik saja.” Ucap Sean sambil menepuk punggung mamanya untuk menenangkannya. Hatinya juga kacau mendengar berita itu.
“Kamu temani mama dulu. Aku mengambil kunci mobil dulu. Kita akan kerumah sakit” ucap Sean sambil bergegas ke arah kamarnya.
Deg.
“Apa yang telah terjadi.” Batin Aleea sambil memeluk mertuanya mencoba menenangkan mertuanya.