NovelToon NovelToon
Istri Tak Ternilai

Istri Tak Ternilai

Status: tamat
Genre:Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Tamat
Popularitas:13.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Desy Puspita

Terbangun dari koma akibat kecelakaan yang menimpanya, Lengkara dibuat terkejut dengan statusnya sebagai istri Yudha. Jangan ditanya bagaimana perasaannya, jelas saja bahagia.

Namun, Lengkara merasa asing dengan suaminya yang benar-benar berbeda. Tidak ada kehangatan dalam diri pria itu, yang ada hanya sosok pria kaku yang memandangnya saja tidak selekat itu.

Susah payah dia merayu, menggoda dan mencoba mengembalikan sosok Yudha yang dia rindukan. Tanpa dia ketahui bahwa tersimpan rahasia besar di balik pernikahan mereka.

******

"Dia berubah ... amnesia atau memang tidak suka wanita?" - Lengkara Alexandria

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27 - Gila

Tekat Lengkara sudah benar-benar mantap untuk meninggalkan tempat ini. Namun, akibat ulah Bima lagi-lagi terpaksa dia mengalah. Baik Yudha maupun Bima sama saja, sama-sama egois dan bertindak semaunya.

Lengkara melewati kamar Yudha dengan perasaan panas, ingin sekali dia hancurkan detik ini juga. Hanya karena memandang ibunya, Lengkara menurut begitu diminta ke kamar lebih dulu karena pakaian Lengkara sedikit basah, sama sekali dia tidak sadar akan hal itu.

"Ganti bajumu," ucap Bima menyerahkan dress yang dia perkirakan milik ibunya di masa muda.

"Letakkan saja di sana," jawab Lengkara tanpa melihat ke arah Bima, entah bagaimana ekspresi Bima saat ini dia juga tidak peduli.

Wanita itu merogoh tasnya, dia masih berusaha pria yang dia bayar mahal hari ini akan kembali setelah Lengkara hubungi. Sialnya, berulang kali mencoba sama sekali tidak bisa, sudah jelas Bima adalah pelakunya.

Hendak dianggap bodoh dan polos, tapi buktinya Bima juga tega dalam bersikap. Lengkara menatap pria itu dari ekor matanya, bukan hanya bajunya saja yang basah, tapi Bima juga demikian terutama di bagian pundak sebelah kanannya.

Mungkin akibat dari payung yang terlalu kecil, atau karena Lengkara yang berontak kala pertama kali Bima mengajaknya masuk. Terserah, dia tidak begitu peduli dan beralih menghubungi seseorang yang mungkin bisa membuatnya sedikit lebih tenang.

Kendati demikian, mata Lengkara kembali melirik sekilas ke arah Bima yang memilah baju di lemari. Fakta ini sudah cukup membuktikan jika mereka memang serumah sejak lama, wajar saja pulang selalu malam dan makan kerap kali sedikit.

Bima sibuk sendiri tanpa bicara, dan Lengkara enggan melakukan tugasnya seperti biasa. Menyiapkan pakaian sang suami karena kini hatinya kacau bukan main. Begitu juga dengan Bima, agaknya tidak mempermasalahkan hal itu dan mengerti jika Lengkara enggan bicara.

"Ganti bajumu, aku ada di ruang tamu."

Lengkara tidak bertanya, tapi Bima yang memberitahukan dimana keberadaannya lantaran khawatir Lengkara bingung nantinya. Masih enggan menjawab, Lengkara menghela napas panjang ketika Bima berlalu keluar.

Matanya kini tertuju pada pakaian yang Bima berikan padanya, hatinya ragu, tapi tubuh Lengkara mulai merasa tidak nyaman. Terpaksa, dia tidak ingin sakitnya berkali lipat, tidak lucu andai sakit dan justru terkapar di sini.

Sementara jauh dari pantauan Lengkara, Bima kini melangkah maju ke kamar Yudha. Pria itu menghela napas panjang menatap saudaranya yang tanpa lemah tak bertenaga. Dia kembali terpuruk, setelah kemarin-kemarin terlihat berbinar kala Bima masuk.

"Kenapa bisa lengah, Bim? Bukankah aku memintamu berhati-hati?" tanya Yudha menatap ke arah pria yang merupakan versi lain dari dirinya.

Bima tidak segera menjawab, dia memilih bersandar di ujung meja dan bersedekap dada. Dia lengah? Rasanya tidak, Bima sudah sangat berhati-hati sebenarnya. Sama sekali dia tidak menyadari, bahkan cara Lengkara bisa berada di sisi dia juga bingung.

Tadi pagi mereka masih baik-baik saja, Lengkara masih bersikap manis layaknya seorang istri sebelum dia pergi. Begitu juga dengan malam-malam sebelumnya, sikap wanita itu tidak berubah dan jelas Bima sendiri terkejut begitu mengetahui Lengkara sudah berada di kamar Yudha.

"Aku sudah berhati-hati, tapi dia yang terlalu pintar, Yudha."

Bima akui, wanita itu memang berbeda. Sandiwaranya berjalan dengan sempurna, sama sekali tidak ada kecurigaan dan memang permainan Lengkara serapi itu. Benar kata Lengkara, dia tidak punya kemampuan untuk mengelabui seseorang secara sempurna, beginilah akibatnya andai terlalu memaksa.

"Dia bagaimana? Menangis lagi?"

"Menurutmu? Dia ditolak jelas menangis," jawab Bima pelan dengan tatapan tak terbaca ke arah Yudha.

Jerit tangis dan semua ucapan Lengkara terekam jelas di kepala Bima. Tidak ada sedikitpun pembicaraan mereka yang Bima lewatkan, semua benar-benar nyata dan ada perasaan yang tidak bisa Bima jelaskan ketika mendengarnya.

"Aku tidak akan menjelaskan alasanku, Bima."

"Dia juga menjelaskan alasannya, dia menerimamu sepenuhnya ... dia begitu mencintaimu, apa tidak kasihan?" tanya Bima memijat pangkal hidungnya, dia tidak pernah berteman dengan budak cinta, tapi yang dia lihat kali ini agaknya sedikit gila.

"Aku kasihan, untuk itu aku memintamu agar dia tidak menyedihkan ... Lengkara punya banyak cita-cita, dia menginginkan keluarga bahagia dengan dua anak yang lucu-lucu dan aku belum tentu bisa, kau suaminya saat ini."

"Kau kira jika denganku dia akan mau? Jangan bercanda Yudha," ucap Bima tersenyum getir, sejak beberapa saat lalu Lengkara sudah menatapnya penuh kebencian, mana mungkin bisa berlanjut lebih jauh.

"Kau begitu karena belum mencintainya, jika kau sudah mencintainya lain cerita."

"Dasar gila, kau memang gila, Yudha." Bima menggeleng pelan, wajar saja Mikhail kala itu sempat mengatakan jika Yudha tidak waras lagi.

"Anggap saja begitu, Bima," tutur Yudha tersenyum simpul, setelah tadi Lengkara menganggapnya gila, kini adiknya juga demikian.

Selang beberapa lama, ketukan pintu menyadarkan dua pria itu. Kemungkinan besar Lengkara, tapi mana mungkin dia memiliki kemauan mengetuk pintu kamar Yudha, pikirnya.

"Keluarlah, tidak seharusnya kau di sini."

"Bim." Suara ibunya terdengar di sela ketukan pintu, terlalu fokus dengan Yudha membuat Bima lupa apa yang dia ucapkan pada Lengkara.

"Iya, Bu ...."

"Kara mencarimu," ucap ibunya dari luar yang membuat Bima beranjak segera, tapi sebelum itu dia menoleh ke arah Yudha.

"Pikirkan lagi soal Lengkara, apa hatimu benar-benar rela dia beralih padaku? Dia mencariku dan bukan mencarimu ... bohong sekali jika detik ini kau tidak sakit, Yudha."

.

.

- To Be Continued -

1
Ina04
lucu kali opa gemoy ini 🤏🤏🤏
Ina04
Sofia nenek buyut mu Ra 😩
Sri Rahayu
sudah lama tamat bacanya Thorr
Shieay_Laa
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣athour gak pernah gagal ngocok perut readernya. mantap Thor
Ela Anjani
orang amnesia dibilang pikun 🤣🤣.
hadech bimaaa-bimaaa, kau pikir istrimu nenek-nenek 🤣🤣🤣🤣
Ela Anjani
wes tho, pokoknya kalau sudah masuk ke keluarga megantara mantu perempuan Daan mantu laki-laki yang awalnya lugu polos dalam hitungan detik akan berubah menjadi bringas dan somplak🤣🤣
Ela Anjani
sumpah sakit perutku thooooorrr🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ela Anjani
benci orangnya bukan berarti benci sama makanannya ya opa khail🤣🤣🤦‍♀️
Ela Anjani
kalau aku jadi kara mending minggat dan minta cerai sich. sakit banget rasanya kalau harus menikah dengan orang yang masih ada hubungan saudara dengan sang mantan. mending nggak dua-duanya untuk menjaga mental
Sabrina Rahmadini
cerita yg luar biasa menghibur dan sangat menarik untuk dibaca alurnya gak bikin orang bosan untuk membaca
Qaisaa Nazarudin
Nah kan Yudha udah sembuh,Udah bisa jalan,gak sabaran banget nyuruh2 Bima buat ganti in dia Nikahin Kara..
Qaisaa Nazarudin
Kalo hujung2 nya balik lagi,ngapain juga pisah..Drama banget..
Qaisaa Nazarudin
HARUSNYA DARI AWAL YUDHA NGAKU SAJA SAMA LENGKARA TTG KEADAAN,KARENA INI JUGA BUKAN KEINGINAN YUDHA,KALO SESUATU HUBUNGAN DI AWALI DENGAN KEBOHINGAN(BIMA/KARA), GAK AKAN PERNAH BAHGIA..
Qaisaa Nazarudin
Lha itu kan janji sebelum nikah,Tapi puteri mu yg bikin ulah,gak mau nerima takdir,Bima udah usaha,Tapi kalian yg terlalu maksain..ckk
Qaisaa Nazarudin
Hanya Raga dengan Bima,tapi hati dan fikiran sama Yudha..
Qaisaa Nazarudin
Dipaksain juga gak ada gunanya..Bukannya bahagia yg didapati tapi luka Yang semakin bernanah...
Qaisaa Nazarudin
Udah banyak keganjilan didepan mata,Andai aja Lengkara sedikit Peka..
Qaisaa Nazarudin
Panik gak..panik gak..yah panik lah masa gak..🤣🤣😜
aaliyyaazoey_
smgatt thorr
Iis Istiqomah
egois bgt sih semuanya.. wlw gmna pun kasian lengkara nya lah . ditipu semua orang .. hrusnya ttp nunggu dia sadar dr komanya ..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!