Ayunda Nafsha Azia, seorang siswi badung dan merupakan ketua Geng Srikandi.
Ia harus rela melepas status lajang di usia 18 tahun dan terpaksa menikah dengan pria yang paling menyebalkan sedunia baginya, Arjuna Tsaqif. Guru fisika sekaligus wali kelasnya sendiri.
Benci dan cinta melebur jadi satu. Mencipta kisah cinta yang penuh warna.
Kehadiran Ayu di hidup Arjuna mampu membalut luka karena jalinan cinta yang telah lalu dan menyentuhkan bahagia.
Namun rumah tangga mereka tak lepas dari badai ujian. Hingga membuat Ayu dilema.
Tetap mempertahankan hubungan, atau merelakan Arjuna kembali pada mantan kekasihnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 13 Istri Bar-Bar
Happy reading
"Ay, kita mampir ke swalayan ya?" Arjuna sedikit menoleh ke belakang, lalu memandu tangan Ayu untuk melingkar di tubuhnya.
"Ay --"
"Terserah kamu."
Arjuna menarik kedua sudut bibirnya dan melirik kaca spion. Terlihat pantulan wajah Ayu yang terlihat datar. Namun menggemaskan.
Roda kuda besi yang dikendarai oleh Arjuna terus menggelinding, melewati jalanan yang cukup ramai. Membelah kepadatan kota di siang hari.
Setibanya di swalayan, Arjuna memandu Ayu untuk masuk ke dalam. Lantas mengambil troli untuk menaruh semua barang yang ingin dibeli.
"Ay, kamu ingin belanja apa?" Arjuna berusaha mencairkan suasana sambil mendorong troli dan mensejajarkan ayunan kakinya dengan Ayu.
"Nggak ada." Ayu masih irit bicara dan terlihat sedikit tak acuh.
"Kamu nggak mau membelikan aku coklat?" godanya sambil menoleh sekilas ke arah Ayu.
"Ngapain beliin kamu coklat kalau cuma dibuang?" Bukannya menjawab, Ayu malah melontarkan rangkaian kata yang membuat dahi Arjuna mengerut.
Arjuna sejenak terdiam dan berusaha menelaah kata-kata yang terucap dari bibir Ayu.
"Maksud kamu apa, Ay?" ujarnya seraya bertanya.
Ayu membisu dan enggan menjawab. Ia merasa teramat kesal setiap mengingat kejadian tak mengenakkan di hari kasih sayang. Tepatnya, saat mendapati coklat viral yang diberikannya pada Arjuna malah teronggok di sampah.
Ayu sangat yakin jika Arjuna yang sengaja membuangnya.
"Ay, maksud kamu apa?" Arjuna kembali bertanya sambil menghentikan troli dan menatap lawan bicara. Namun Ayu masih enggan memberi jawaban dan membuang pandang ke sembarang arah.
"Aku mau beli ini." Ayu mengambil snack yang terbuat dari kentang dan memasukkannya ke dalam troli.
Arjuna mengerti jika Ayu hanya ingin mengalihkan topik pembicaraan dan enggan menanggapi pertanyaan-nya.
Yang dikatakan oleh Winata benar. Ia harus ekstra sabar menghadapi Ayu. Selain masih bocah dan bar-bar, Ayu juga belum bisa terbuka dan mungkin mudah salah paham.
"Sama apa lagi, Ay?"
"Udah."
Arjuna kembali mendorong troli, lalu mengajak Ayu untuk memilih berbagai macam sayur dan bumbu dapur.
Meski seorang pria, Arjuna sangat hapal semua nama bumbu dapur. Mulai dari bawang putih dan bawang merah hingga bumbu rempah lainnya. Seperti jahe, kunyit, lengkuas, serai, daun salam, daun jeruk, butiran lada, ketumbar, jintan, pala, kayu manis, dan cengkeh.
"Ay, kamu suka makan soto?" Arjuna melirik sekilas ke arah Ayu. Ia berharap, Ayu menanggapi pertanyaannya.
"Ay --"
"Ya, aku suka."
Jawaban yang diberikan oleh Ayu mencipta senyum di bibir Arjuna, meskipun singkat dan terdengar datar.
"Baiklah. Berarti kita masak soto saja ya?"
"Iya."
Arjuna mulai memilih bahan-bahan yang dibutuhkannya untuk memasak soto dan mengambil beberapa macam buah untuk mengisi kulkas.
Disaat sedang asik memasukkan barang-barang yang dipilihnya ke dalam troli, seorang wanita datang mendekat.
Wanita itu bertubuh tinggi semampai dan berparas cantik, bak seorang model atau selebriti. Penampilannya anggun, tetapi pakaian yang dikenakan sedikit terbuka hingga memperlihatkan belahan da-da.
"Jun. Kamu, Juna 'kan?" Wanita itu bertanya begitu tiba di samping Arjuna.
Atensi Arjuna dan Ayu seketika teralihkan. Keduanya kompak menoleh ke arah satu objek yang sama.
"Sandra?"
Arjuna sedikit mengerutkan dahi dan menatap lawan bicara.
Sebaris senyum terbit menghiasi wajah Sandra, diiringi binar yang membingkai sepasang manik mata.
"Rupanya kamu masih ingat aku, Jun."
Arjuna mengangguk pelan dan memasang wajah datar.
"Apa kabarmu, Jun?"
"Alhamdulillah, baik."
"Sudah lama kita nggak bertemu dan kamu makin terlihat tampan." Nada suara Sandra terdengar kemayu dan terkesan dibuat-buat.
Arjuna serasa malas untuk menanggapi dan ingin segera berlalu pergi. Tetapi ia bingung untuk beralasan.
"Oya, Jun ... kamu di sini bersama siapa?"
Arjuna menoleh ke arah Ayu. Ia berharap, Ayu yang akan memberi jawaban.
Namun sayang, Ayu terlihat acuh tak acuh dan malah menyibukkan diri dengan memilih camilan.
"Jun --"
"Aku bersama Ayu." Arjuna menunjuk Ayu dengan gerakan dagu.
"Owh. Kamu bersama keponakanmu?"
Arjuna tidak tahu mesti menjawab apa. Ia takut jika salah bicara dan membuat Ayu kurang berkenan.
"Jun, setelah kamu putus dengan Cathy, aku berusaha mencari mu. Tapi malah nggak sengaja kita bertemu di sini --"
"Aku berharap, kamu bisa menjadikan aku sebagai pengganti Cathy. Aku yakin, aku pasti bisa lebih baik dari dia." Sandra menatap lekat wajah Arjuna dan berniat untuk menyentuh tangan pria yang diidamkannya itu.
Namun sebelum tangannya berhasil menyentuh tangan Arjuna, Ayu segera menepis dengan sedikit kasar.
"Jangan pegang-pegang tangan laki orang!" ujarnya dengan nada suara yang terdengar ketus.
Sandra menautkan kedua pangkal alis dan menatap penuh tanya.
"Maksud kamu apa?"
"Juna udah menikah. Jadi, dia nggak butuh pengganti mantannya yang udah ngilang kesamber orang."
Sandra berusaha menelaah ucapan Ayu dan meminta penjelasan pada Arjuna.
"Jun, kenapa keponakanmu berkata seperti itu? Maksudnya apa?"
Arjuna menerbitkan senyum dan merangkul pundak Ayu.
"Maksudnya, aku sudah menikah. Jadi, aku nggak butuh pengganti Cathy, karena sudah ada istriku yang selalu menemani dan mencintaiku dengan setulus hati --"
"Benar 'kan, Ay?" imbuhnya sambil menoleh ke arah Ayu dan melabuhkan kecupan di pipi.
"Iya, bener." Ayu mengangguk dan memaksa bibirnya untuk tersenyum.
"Ay? Jadi, dia bukan keponakanmu?"
"Bukan. Ayu istriku."
Sandra serasa tak percaya dengan pengakuan Arjuna. Ia memindai pandangan dan memperlihatkan senyum mencemooh.
"Bagaimana mungkin kamu bisa menikahi gadis jelek seperti dia, Jun? Kenapa seleramu bisa berubah drastis? Cathy sangat cantik, cerdas, sopan, dan modis. Sedangkan dia --"
"Istriku juga cantik. Hanya saja, dia nggak mau mendempul wajahnya dengan make up tebal." Arjuna memangkas ucapan Sandra.
"Selain parasnya yang cantik alami, hatinya juga cantik. Itulah alasan yang membuat aku nggak mau membuang kesempatan untuk mendapatkan pasangan hidup seperti Ayu," sambungnya.
"Tapi, Jun. Apa nggak ada yang lebih mendekati kata perfect? Setidaknya, hampir sama seperti Cathy."
"Bagiku, Ayu sudah sangat perfect."
Sandra masih serasa tak percaya.
Bagaimana mungkin Arjuna menikahi seorang gadis seperti Ayu. Sedikit tomboy dan berperilaku kurang sopan.
"Jun, kamu nggak lagi bersandiwara 'kan?"
"Nggak, San. Aku dan Ayu beneran sudah menikah."
"Tapi, aku masih nggak bisa percaya."
"Terserah kamu, mau percaya atau nggak."
"Jun, seharusnya kamu denganku saja. Aku cantik dan modis, sama seperti Cathy."
Ayu menghembus napas kasar. Perkataan Sandra membuat telinganya serasa panas dan mendorongnya untuk menimpali.
"Kamu memang cantik dan modis. Tetapi sayang, murahan."
"Maksud kamu apa hah?" Sandra tersulut emosi dan serasa ingin menampar pipi Ayu. Ia merasa harga dirinya teramat direndahkan.
"Lihat aja, pakaianmu kurang bahan. Kamu mengumbar belahan da-da, biar dilihat semua orang. Tak ubahnya seorang wanita murahan 'kan?"
"Dan satu lagi, seorang wanita berkelas ... nggak bakal ngembat laki orang."
Ucapan Ayu membuat Sandra semakin tersulut emosi.
"Kamu --" Sandra melayangkan tatapan tajam dan berniat untuk menarik ekor rambut Ayu yang panjang.
Namun dengan secepat kilat, Ayu mencengkram tangan Sandra lalu menghempasnya dengan kasar.
"Ingat, jangan pernah lagi mengejar Juna! Dia cuma milik istri sah-nya. Bukan milik mantan, apalagi milik wanita modelan kaya' kamu!" Ayu berucap pelan. Namun penuh penekanan dan disertai tatapan tajam yang menghujam.
Menyaksikan hal itu, Arjuna hanya bisa tersenyum. Ia merasa dicintai dan diperjuangkan oleh Ayu, istri bar-bar yang sering kali memperlihatkan wajahnya yang jutek dan sikapnya yang terkesan cuek.
🍁🍁🍁
Bersambung
Apa dia masih sempat bobok siang dgn tugas sebanyak itu.
Mas Win juga CEO..ya kali cuma suamimu aja
Dia tetap Deng Weiku.
Di tik tok aku udah banyak saingan. masa di sini juga
Ayu udah gak perawan.
Dan dia perawani oleh gurunya sendiri...😁😁
mandi berdua juga harusnya.
khilaf lagi ntar. Fix gak ke sekolah mereka hari ini