Galang, ketua geng motor, jatuh cinta dengan seorang gadis yang memiliki trauma dengan geng motor. Namanya Shella, gadis penjual fried chicken yang cantik dan pintar.
Shella merupakan penyelamat hidup Galang, dan memberikan sebagian darahnya saat nyawa Galang di ujung maut.
Bagaimana Galang harus berjuang agar bisa mendapatkan cinta dari Shella?
Trauma apa yang dialami Shella?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eni pua, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Mengantar pulang
Galang menggedor pintu dan berteriak memanggil Shella kembali. Karena sejak dia kembali, tidak terdengar lagi suaranya. Galang panik dan dia tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya pada keadaan Shella di dalam sana.
"Minggirlah, biar kami yang akan mendobrak pintu kamar mandi ini," kata salah satu satpam.
Dua orang satpam bergegas mendobrak pintu karena tidak menemukan kunci cadangan. Pintu yang cukup kuat sehingga tidak bisa hanya sekali dia kali dorong. Galang juga ikut membantu mendobrak pintu. Dan dobrakan ketiga, mereka berhasil membuka pintu. Galang panik saat melihat Shella tidak sadarkan diri di lantai. Galang segera mengangkat tubuh Shella dan akan membawanya ke rumah sakit. Salah satu satpam menyiapkan mobil untuk membawa Shella ke rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit, Shella segera di tangani oleh dokter. Galang menunggu di luar ruangan dengan harap-harap cemas.
Hatinya kini lega, setelah dokter keluar dan menjelaskan bahwa Shella hanya syok saja. Galang bergegas menemui Shella setelah mengucapkan terima kasih pada sang dokter.
Galang menatap Shella yang kini sudah sadarkan diri.
"Shella, bagaimana perasaanmu saat ini? Mana yang sakit?" tanya Galang cemas.
"Aku tidak apa-apa. Aku sudah baikan," jawab Shella masih dengan kondisi lemah.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Galang lagi.
"Bisakah kita bicarakan nanti? Aku ...," jawab Shella terhenti karena dia terlihat masih syok.
"Baiklah. Aku akan mengurus administrasi dulu, sekalian menebus resep obat dari dokter. Nanti kita bisa langsung pulang," jawab Galang.
Shella mengangguk pelan disambut usapan lembut tangan Galang kepala Shella. Galang bergegas pergi untuk membayar biaya administrasi. Sementara Shella masih terlihat panik dan cemas. Shella berusaha menenangkan hatinya sendiri untuk tidak terlalu trauma dengan kejadian hari ini.
Shella merasa tidak pernah memiliki musuh apalagi dia jarang bersosialisasi dengan mahasiswa lain. Shella gadis yang sangat simpel. Belajar dan bekerja.
Saat mengingat hal itu, Shella juga teringat jika saat ini dia memiliki hal baru. Yaitu menjalin hubungan dengan Galang.
Apakah mungkin, ini ada hubungannya dengan Galang? Batin Shella.
"Shella, ada apa?" tanya Galang yang tiba-tiba sudah kembali.
"Tidak ada apa-apa. Apakah kita bisa pulang sekarang? Aku takut Ayah akan khawatir karena aku tidak pulang tepat waktu," ucap Shella sambil berusaha turun.
"Hati-hati," ucap Galang seraya membantu Shella turun dari tempat tidur.
Galang memapah tubuh Shella, menuju ke mobil. Pelan-pelan Galang membantu Shella masuk mobil dan setelah Shella duduk dengan nyaman, dia ikut duduk di sebelahnya.
"Kita langsung menuju ke rumah Mbak Shella?" tanya Pak Satpam yang mengemudikan mobil ini.
Shella dan Galang saling berpandangan.
"Kembali ke kampus saja. Keadaan Shella sudah lebih baik, jadi dia nanti bisa naik motor bersamaku," jawab Galang.
"Baiklah."
Pak Satpam bergegas menghidupkan mobilnya dan segera melaju menuju ke jalanan yang cukup ramai. Mereka kembali ke kampus sesuai permintaan Galang. Selama perjalanan, Galang terus berusaha memberikan perhatian lebih pada Shella.
Sampai di area kampus, Galang membantu Shella turun dan memapahnya duduk di kursi.
"Tunggu sebentar di sini, aku ambil sepeda motorku dulu," pamit Galang pada Shella yang segera mengangguk pelan.
Shella merasa sangat bahagia melihat perhatian Galang. Galang memang terlihat dingin, tetapi ketika dia sudah menjadi kekasih, perlakuannya sangat berbeda jauh. Dia bahkan terkesan posesif terhadapnya. Jika bukan karena Shella selalu berusaha menumbuhkan sikap saling percaya, Galang akan benar-benar menjadi posesif.
Galang juga semakin menunjukkan kalau dirinya sudah bisa melepaskan kehidupan lamanya sebagai bagian dari geng motor. Meski jika menyangkut dirinya, Galang bisa menjadi over protektif.
Setelah 15 menit perjalanan, motor Galang berhenti tepat di depan rumah Shella. Ibunya sedang menyapu teras saat itu. Diapun sangat kaget melihat Shella pulang dengan diantar Galang. Apalagi, wajah Shella tampak pucat.
"Shella, kamu kenapa, sakit?" tanya ibunya panik.
"Shella tidak apa-apa, Bu. Hanya tidak enak badan saja. Nanti setelah istirahat, Shella pasti kembali sehat," jawab Shella sambil tersenyum.
"Terima kasih Galang, sudah mengantar Shella pulang," ucap ibunya Shella.
"Sama-sama," jawab Galang singkat.
Shella dan ibunya bergegas masuk dan Galang mengikuti dari belakang. Merasa aneh karena Galang tidak langsung pulang, Bu Rasti berhenti untuk mencari informasi.
"Nak Galang belum pulang?" tanya Bu Rasti.
Galang tersenyum dan salah tingkah. Bingung mau jawab apa.
...****************...