Liana adalah seorang wanita yang paling berbahagia karena ia bisa menikah dengan lelaki pujaannya, Yudistira. Hidupnya lengkap dengan fasilitas, suami mapan dan sahabat yang selalu ada untuknya, juga orang tua yang selalu mendukung.
Namun, apa yang terjadi kalau pernikahan itu harus terancam bubar saat Liana mengetahui kalau sang suami bermain api dengan sahabat baiknya, Tiara. Lebih menyakitkan lagi dia tahu Tiara ternyata hamil, sama seperti dirinya.
Tapi Yudistira sama sekali tak bergeming dan mengatakan semua adalah kebohongan dan dia lelah berpura-pura mencintai Liana.
Apa yang akan dilakukan oleh Liana ketika terjebak dalam pengkhianatan besar ini?
"Aku gak pernah cinta sama kamu! Orang yang aku cintai adalah Tiara!"
"Kenapa kalian bohong kepadaku?"
"Na, maaf tapi kami takut kamu akan...."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Poporing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24 : Usulan Madu
Malam itu Dimas tampak sedang menenangkan diri di dalam ruangan kerjanya sambil membaca beberapa buku mengenai tentang psikologi manusia. Tiba-tiba ponselnya berdering. Ketika dicek nomor itu tidak terdaftar di kontaknya, tapi Dimas merasa penasaran. Ada suatu dorongan yang membuatnya memilih untuk mengangkat telepon itu.
"Halo?" Ucap Dimas.
"Ini benar nomor Dimas, psikolog yang tadi siang saya temui?" Balas dari seberang.
"Tadi siang...?" Dimas ingat tadi siang dia bertemu dengan Yudis dan Liana. Tapi masa yang meneleponnya adalah Yudis?
"Apa ini Yudis?" Dimas bertanya balik untuk memastikan.
"Ah, jadi anda Dimas? Ada hal yang ingin saya bicarakan, apa bisa?" Ada sebuah kelegaan terdengar dari suara pria itu.
"Soal Liana?" Tebak Dimas.
"Ya, soal dia..., sebelumnya saya ingin bertanya, apa anda sudah tahu soal Liana...?" Tanya Yudis dengan hati-hati. Ia benar-benar ingin mengetahui kalau Dimas mengerti konteks akan hubungannya dengan Liana.
"Ibunya sudah berbicara cukup jelas soal anak perempuannya itu...," jawab Dimas yang sepertinya mengerti arah pembicaraan Yudis.
"Apa kau bisa membantuku mencari cara aman untuk berpisah dengan Liana?" Yudis pun langsung berterus-terang.
Dimas di seberang sana terkejut mendengar permintaan dari Yudis. Dia gak mengira pria itu bakal meminta bantuannya untuk hal sepenting ini.
"Hah...." Dimas menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. "Kau sudah mengatakan yang sejujurnya pada Liana?" Tanya Dimas dengan tegas.
Yudis diam. Pria itu terdengar mendengus kecil dari seberang. Pertanyaan Dimas barusan seperti melempar semua permasalahan kepada dirinya secara otomatis. Ya, ada hal yang tak ingin diakui oleh Yudis. Kejujuran yang sejak awal tak dilakukannya sejak awal kepada Liana sehingga masalah diantara mereka kini jadi berbelit dan pelik.
"Kau tidak mengerti, aku memiliki alasan kenapa tidak jujur kepada Liana." Akhirnya ia pun membuka suara membalas pertanyaan Dimas. Pria itu terdengar agak arogan.
"Apapun alasannya tapi satu hal yang pasti, semua karena keputusanmu, bukan salah Liana, dan orang seperti Liana itu butuh kebenaran mutlak," ucap Dimas tanpa ragu memberikan beban moral dan tanggung-jawab kepada Yudis secara gak langsung lewat pernyataannya. "Saranku, jujurlah atas semuanya. Kalau kau mau yang terbaik untuk dirimu sendiri dan Tiara." Itu adalah ultimatum terakhir dari Dimas.
"Baiklah..., akan aku pikirkan...."
Sambungan telepon pun dimatikan. Pembicaraan mereka berakhir sampai di sana.
"Percayalah Yudis, aku tau bagaimana rasanya di posisimu," ujarnya pelan yang sepertinya memiliki empati terhadap pria itu dibanding kepada Liana.
Apakah ini artinya Dimas pun secara halus memihak dan lebih mendukung Yudis ketimbang Liana yang sedang berusaha berjuang mempertahankan apa yang ia miliki? Atau Dimas hanya sekedar mencari jalan tengah yang terbaik? Tapi perpisahan itu bukanlah keputusan yang diinginkan oleh Liana. Wanita itu pasti sangat sedih kalau tau, bahkan psikolognya saja lebih mendukung Yudis.
...----------------...
Sementara itu di kediaman Yudis dan Liana, keduanya terlihat tengah sarapan pagi bersama, hal yang sudah sangat jarang sekali terjadi. Ditambah ini adalah akhir pekan, karena Yudis pasti akan langsung pergi ke tempat Tiara.
"Apa hari ini Mas Yudis bakal pergi lagi ke tempat Tiara?" Tanya Liana yang udah gak mau menutupi semuanya lagi soal kasus perselingkuhan suaminya kepada semua orang.
Gerakan tangan pria itu langsung berubah tegang. Ekspresi wajahnya kaku, lalu ia menatap ke arah Liana.
"Kenapa kamu ngomong kayak gitu sih?" Yudis jelas tampak tak suka. Pria itu merasa tersinggung.
"Aku udah gak mau pura-pura di depan semua orang, Mas..., aku capek menyembunyikan kebenaran kalau suami aku selingkuh sama sahabat aku sendiri," jawab Liana yang justru terlihat santai dan melanjutkan sarapannya.
"Kamu rusak suasana pagi kayak gini! Padahal aku udah mau sarapan sama kamu!" Yudis membanting sendok dan garpu makannya ke atas meja dan berhenti makan.
"Gak apa-apa, aku juga udah biasa gak sarapan sama kamu," Liana membalas dengan santai. Yudis sempat menatap heran wanita itu.
"Mas Yudis, aku bisa kasih ijin ke kamu kalau kamu mau menikah lagi sama Tiara," ucapnya tiba-tiba dan cukup mengejutkan. Bahkan kedua ART-nya yang juga berada di area dapur mendengar percakapan itu juga langsung ikutan kaget.
"Kamu kasih ijin aku menikah sama Tiara?" Yudis mengulangi ucapan Liana barusan.
"Ya, tapi dengan syarat, kalian gak boleh nikah resmi, dan Tiara gak boleh tinggal serumah, juga kalau anaknya lahir setelah menyusui dia akan berada di bawah asuhan aku," jelas Liana lebih rinci.
Yudis langsung memberikan sorot mata tajam kepada Liana. Wajahnya mengeras kembali. Sudah jelas terlihat dia tidak setuju dengan Liana.
"Kau ingin mengambil anak Tiara?" Ujarnya dingin, membaca niat Liana yang sebenarnya. "Lalu, kau pikir aku akan membiarkan kamu memisahkan Tiara dan anaknya?" Suara itu begitu tajam bagai pisau yang dapat melukai.
"Kenapa? Kau masih meminta lebih? Bukankah sudah bagus aku memberimu ijin untuk menikahi Liana ketimbang kau bermain dengannya di luar dan wanita itu akan dianggap sebagai perempuan liar?" Liana memberi tatapan yang menantang. Ia tersenyum mengejek.
"Tiara bukan perempuan liar!" Yudis tentu sangat tersinggung. Dia berdiri dari meja makan lalu kembali berjalan menuju ke kamar atas.
Liana hanya tertawa kecil saat melihat reaksi Yudis seperti tadi. Dia akan membiarkan Yudis dengan Tiara dan menghancurkan keduanya pelan-pelan. Liana bertekad akan membuat Tiara menderita dan membalas rasa sakit hatinya.
Sementara Yudis yang berada di kamar sepertinya langsung menelepon seseorang. Begitu telepon tersambung, Yudis langsung berkata, "Bu, saya sudah gak tahan lagi sama Liana. Ijinkan saya membatalkan semua perjanjian, dan saya gak perlu saham itu."
Setelah mengatakan hal itu kepada orang di seberang Yudis segera mematikan telepon. Pria itu memijat keningnya sendiri, memikirkan sesuatu yang membuatnya teringat akan ucapan Dimas.
"Ah ya, Dimas...." Yudis kemudian menelepon pria itu lagi.
Setelah telepon diangkat oleh Dimas, Yudis segera menceritakan apa yang baru saja terjadi dan semua perkataan Liana.
"Ada baiknya anda mencoba untuk menenangkan Nona Liana dengan tidak membawa nama Tiara atau terkesan selalu berpihak padanya untuk sementara kalau anda masih belum mau jujur kepadanya," balas Dimas masih tegas membahas soal kejujuran yang memang sejak awal tidak dilakukan oleh Yudis. "Oh ya, untuk berjaga-jaga lebih baik Tiara dijauhkan dari Liana sampai urusanmu dengan Liana selesai," ungkapnya yang memikirkan kebaikan Tiara juga sebenarnya.
"Baiklah, aku akan mencoba mengikuti usulanmu," balas Yudis yang terlihat sedikit lebih tenang.
Setelah selesai berbicara dengan Dimas, Yudis pun akhirnya memilih untuk pergi keluar. Sudah jelas dia ingin menemui Tiara dan Liana tahu itu meski dia hanya melirik sekilas melihat kepergian laki-laki itu dengan terburu-buru.
"Mau ke tempat Tiara kamu, Mas...? Awas saja kali ini aku gak akan diam!"
Liana akhirnya memilih untuk bergerak. Wanita itu berdiri perlahan dan melihat mobil itu sudah bergerak, bergulir ke belakang meninggalkan pintu garasi.
Sesaat setelahnya Liana langsung pergi ke kamar, mengganti pakaiannya dengan cepat dan bergegas menaiki mobil yang satunya lagi untuk mengejar Yudi.
Apa yang akan terjadi setelah ini? Apa akan terjadi keributan besar?? Apa Liana bakal melabrak Tiara sekali lagi dan bertindak serius kali ini?
.
.
.
Bersambung....
dan saat nanti trbukti liana memang hamil.... jgn lgi ada kta mnyesal yg berujung mngusik ketenangan hidup liana dan anknya....🙄🙄
dan untuk liana.... brhenti jdi perempuan bodoh jdi jdi pngemis cinta dri laki" yg g punya hati jga otak...
jgn km sia"kn air matamu untuk mnangisi yudis sialan itu..
sdh tau km tak prnah di anggp.... bhkn km matpun yudis g akn sedih liana....
justru klo yudis km buang.... yg bkalan hidup susah itu dia dan gundiknya...
yudis manusia tak tau diri.... g mau lepasin km krna dia butuh materi untuk kelangsungan hidup gundik dan calon anaknya...
jdi... jgn lm" untuk mmbuang kuman pnyakit...