Reyhan Anggara seorang staff marketing di PT. DARWIN PROPERTIES perusahaan yang bekerja dibidang properti terbesar di Indonesia.
Bekerja selama 3 tahun diperusahaan itu membuat Reyhan mendapat promosi jabatan menjadi menantu pemilik perusahan dan akan diberi kepercayaan memegang salah satu perusahaan tersebut.
Larissa Darwin, putri tunggal Cristian Darwin terpaksa menikahi staff marketing ayahnya demi mengambil haknya sebagai pewaris tunggal.
"Tidak akan aku biarkan kamu memiliki apa yang seharusnya aku miliki." Larissa.
"Buktikan." Reyhan.
Akan kah pernikahan mereka berjalan sebagai mana mestinya atau kah terjadi konflik perebutan hak waris?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 27 Masa Lalu Reyhan (2)
"Nay, Nayla!" panggil Rendy.
Kini Reyhan dan Rendy mengejar Nayla yang lari keluar dari pagar kampus.
Nayla terus saja berlari dengan masih menangis dan tanpa ia sadari dari arah berlawanan ada mobil yang sedang melaju kencang.
"NAYLA AWAS!" teriak Reyhan bersamaan dengan Rendy sembari berlari.
Brakk.
Nayla yang tidak melihat mobil diarah depan tertabrak dan terpental cukup jauh.
"NAYLA!" teriak Reyhan sedangkan Rendy terdiam kaku, ia terkejut dengan kejadian didepannya.
Reyhan berlari meninggalkan Rendy yang terdiam kaku dan menghampiri Nayla yang sudah tergeletak bersimbah darah dijalan.
Tubuh Reyhan gemetar tapi ia paksakan untuk mengangkat kepala Nayla dan meletakannya dipahanya.
"Nay, Nayla, bangun Nayla" panggil Reyhan dengan panik sembari menepuk pipi Nayla tapi tidak ada respon apa-apa dari gadis itu.
"Mas ayo saya antar kerumah sakit, saya akan bertanggung jawab sepenuhnya atas kecelakaan ini" ucap orang yang menabrak Nayla.
Reyhan tidak menjawab tetapi ia mengangkat tubuh Nayla dan masuk kedalam mobil.
Mobil tersebut segera melaju untuk membawa Nayla kerumah sakit.
Melihat Nayla dibawa oleh Reyhan masuk kedalam mobil, Rendy yang sejak tadi diam karena syok segera kembali keparkiran dan mengendarai mobilnya mengikuti mobil yang membawa Reyhan dan Nayla.
Sembari mengendarai mobilnya Rendy menghubungi orang tua Nayla.
"Hallo tante" ucap Rendy.
"Hallo juga Ren" ucap mamah dari Nayla yang bernama Rini. Beliau baru saja tiba dirumah sehabis menghadiri acara wisuda putrinya.
"Tante cepat kerumah sakit Nayla kecelakaan baru saja ia tertabrak mobil" ucap Rendy.
"Apa! Nayla kecelakaan?" tanya Rini terkejut.
"Iya tante, sekarang lagi dibawa kerumah sakit oleh Reyhan" ucap Rendy.
Rini seketika lemas, ia terkejut mendengar kabar itu hingga menjatuhkan tubuhnya pada sofa diruang tamu.
"Hallo tan" ucap Rendy.
"I-iya Ren tante akan kerumah sakit sekarang juga" ucap Rini.
"Iya tante" ucap Rendy dan panggilan itu terputus.
Rendy melanjutkan mengendarai mobilnya dan Rini segera menuju kerumah sakit bersama Hardi papah dari Nayla.
Sementara itu dimobil yang membawa Nayla dan Reyhan melaju dengan cepat menuju rumah sakit. Reyhan terus saja membangunkan Nayla dengan cara memanggil namanya dan menepuk pipinya.
"Nay, Nayla ayo bangun" ucap Reyhan
"Nayla kumohon bangun lah" ucap Reyhan lagi.
Nayla perlahan membuka matanya.
"Reeeyyy" lirih Nayla.
"Nayla kamu sudah bangun Nay?" tanya Reyhan kemudian memeluk tubuh Nayla yang penuh dengan darah, baju wisuda yang mereka pakai juga sudah berubah penuh darah.
"Reyhan" panggil Nayla dengan lirih.
"Iya Nay ini aku Reyhan" ucap Reyhan dan menggenggam tangan Nayla.
"Aku mencintai kamu Reyhan" ucap Nayla kemudian memejamkan matanya.
"Nay, Nayla bangunlah Nay" ucap Reyhan, ia tak kuasa melihat kondisi sahabatnya seperti itu, walaupun tidak mencintai Nayla tapi ia menyayanginya seperti saudara sendiri.
Akhirnya mereka tiba dirumah sakit, Reyhan segera turun kemudian berlari sembari membopong Nayla masuk kedalam rumah sakit.
Nayla segera ditangani oleh dokter dan Reyhan menunggu didepan ruang IGD bersama Akbar orang yang menabrak Nayla.
Tidak lama kemudian datang Rendy beserta orang tua Nayla.
"Bagaimana kondisi Nayla Rey?" tanya Rini pada Reyhan.
Reyhan menggeleng tanda tidak tahu.
"Apa bapak dan ibu orang tua dari Nayla?" tanya Akbar.
"Iya betul" ucap Hardi.
"Maafkan saya pak bu, saya tidak sengaja telah menabrak Nayla. Saya akan bertanggung jawab sepenuhnya pada Nayla" ucap Akbar.
Hardi diam saja, ia sendiri juga bingunh untuk menanggapinya hingga tak lama kemudian pintu ruangan IGD terbuka dan munculah dokter yang tadi menangani Nayla.
"Bagaimana dok kondisi anak saya?" tanya Rini.
"Mohon maaf bapak ibu, saya sudah berusaha semampu saya namun kondisi Nayla tidak bisa ditolong. Nayla meninggal dunia" ucap dokter tersebut.
Deg.
Reyhan terkejut, bukan hanya orang tua dari Nayla saja yang merasa kehilangan, Reyhan dan Rendy juga terpukul dengan kabar itu.
Dilubuk hati yang paling dalam kedua pria itu menyalahkan dirinya masing-masing atas kecelakaan yang menimpa Nayla.
"Bapak ibu saya turut berduka atas meninggalnya Nayla, saya juga bertanggung jawab atas itu. Oleh karenanya saya bersedia bila bapak atau ibu hendak memenjarakan saya" ucap Akbar.
"Tidak perlu pak, kami sudah ikhlas menerima kepergian Nayla" ucap Hardi.
"Kalau begitu izinkan saya yang mengurus pemakaman Nayla untuk menebus dosa saya pak" ucap Akbar.
"Baik, kalau itu mau anda tolong urus pemakaman anak saya sebaik mungkin" ucap Hardi.
"Terimakasih pak" ucap Akbar.
Nayla segera dimandikan dan dikafani oleh pihak rumah sakit untuk segera dishalatkan dan dimakamkan karena hari menjelang sore.
Kabar Nayla yang mengalami kecelakaan dan meninggal dunia itu sudah tersebar kepenjuru kampus.
Mereka semua berkumpul di TPU untuk mengantarkan Nayla keperistirahatan terakhir.
Jenazah Nayla tiba di TPU dan segera dimakamkan. Do'a bersama dilakukan para pelayat untuk mendo'akan Nayla.
Pukul 6 sore jenazah Nayla telah selesai dimakamkan dan semua orang telah kembali pulang kerumah masing-masing termasuk kedua orang tua Nayla.
Kini tinggallah Reyhan seorang diri yang berdiri didepan makam Nayla.
"Nayla maafkan aku, ini semua salahku" ucap Reyhan menyalahkan dirinya.
Reyhan sangat merasa bersalah dan ia juga adalah salah satu penyebabnya Nayla kecelakaan dan meninggal dunia.
"Bukan kamu yang salah Rey, tapi aku" ucap Rendy sembari berjalan mendekati Reyhan yang masih berdiri dimakam Nayla.
"Kamu menolak Nayla itu semua karena aku kan, karena kamu tahu aku mencintainya dan kamu ingin menjaga perasaanku" ucap Rendy.
"Jangan salahkan dirimu Rey, ini semua karena aku yang pengecut. Coba saja sejak dulu aku ungkapkan perasaanku mungkin tidak akan ada kejadian seperti ini" lanjut Rendy ia juga terus menyalahkan dirinya.
"Kita sama-sama salah Ren bukan hanya dirimu" ucap Reyhan kemudian ia melangkah meninggalkan Rendy yang masih menatap makam Nayla.
Sejak saat itu Reyhan dan Rendy tidak pernah bertemu atau hanya saling menanyakan kabar.
Keduanya merasa tidak pantas menanyakan kabar satu sama lain dan juga mengira kalau mereka saling membenci dan dibenci.
...*Flashback off*...
"Jadi saya minta tolong padamu nak, tolong bujuk Reyhan agar ia mau datang lagi ke psikiater, agar ia tidak lagi menyalahkan dirinya sendiri. Itu juga akan berpengaruh pada hubungan kalian saat sudah menikah" ucap Mayang.
Larissa tak menjawab tapi dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia mengkhawatirkan Reyhan, mengingat bila traumanya kambuh pria itu seperti tak bisa mengendalikan diri.
'Pantas saja tadi saat melewati kampus dimana ia kuliah Reyhan menjadi tidak baik-baik saja' batin Larissa.
"Akan saya usahakan tante" ucap Larissa.
"Terimakasih nak saya yakin kamu bisa melakukannya" ucap Mayang.
...****************...
