SEASON 1-3
WARNING !!!
(Ada bacaan 21+++)
Harap bijak dalam memilih bacaan, bijak dalam berkomentar dan menilai karya orang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khalisa maisara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
Holaaa jangan lupa dukungan kalian yah 😃 ehehe
...happy reading gengs !!!...
...❤️❤️❤️...
...______...
"Ayah kandung Cinta, itu om ini." Ucap Sadifa sembari menolehkan wajah nya ke arah Fahri.
"A-apa, bunda.."
Sadifa mengangguk mantap membenarkan ucapan nya. "Ya nak, ayah kamu Cinta, ayah Fahri.."
Cinta terdiam menatap wajah Fahri. Ia mengerjap tak percaya, ayah nya.. benarkah laki-laki itu adalah ayah nya. Ayah kandung nya..
Sedangkan Anan,
Dia masih berdiri dengan kebingungan nya menatap semua yang terjadi. Sadifa, wanita itu datang sebagai bunda nya Cinta. Dan laki-laki yang hampir menabrak Cinta tadi, adalah ayah nya. Itu artinya.. laki-laki itu lah yang di cintai Sadifa selama ini. Dan karena laki-laki itu juga Sadifa meninggalkan diri nya di hari pernikahan mereka.
"Dek.." Suara Anan memanggil Cinta. Laki-laki itu seolah meminta penjelasan atas semua yang terjadi ini.
"Om, ini-
"Anan, Cinta, ada apa kenapa gak cepat masuk-" Suara Bu Maria terhenti saat pandangan yang ia dapatkan melihat sesosok wanita yang dulu akan menjadi calon menantu nya itu.
Bu Maria terkejut. "Sa-Sadifa ??" Ucap nya dengan terbata. "Ka-kamu.." Ia sungguh tak percaya ini.
Pandangan nya beralih menatap seorang laki-laki yang berdiri di samping Sadifa. Tidak, Bu Maria tidak mengenali nya. Lalu ia pun beralih menatap Cinta yang di peluk oleh Sadifa dari arah belakang dengan mengalungkan ke dua tangan nya pada leher putri nya itu.
"A-ada apa ini ?" Tanya Bu Maria dengan bingung. "Cinta.." Bu Maria juga melemparkan tatapan penuh pertanyaan pada gadis kecil itu.
"Mama, ini bunda Sadifa. Bunda nya Cinta." Ujar Cinta menjelaskan saat ia mengerti akan tatapan Bu Maria pada nya itu.
"A-apa ??" Wanita paruh baya itu terperangah sembari menyipitkan mata nya. "Bu-bunda ?"
Cinta mengangguk. "Iya, bunda."
Bu Maria melangkah memundurkan tubuh nya, menutup mulut nya karena tak percaya semua ini.
Sadifa adalah bunda nya Cinta ? Tapi bagaimana bisa ? ini suatu kebetulan atau apa ?
Wanita itu menggeleng, menatap semua orang satu persatu yang ada di sana. Terutama pada Sadifa. Bu Maria tak pernah menyangka hari ini akan bertemu kembali dengan calon mantu nya dulu itu.
"Ma.." Anan menahan Bu Maria yang hampir saja terjatuh karena terlalu syok dengan apa yang ia ketahui ini.
Sadifa pun reflek mendekat yang juga ingin menolong Bu Maria. Tapi langkah nya tertahan karena sudah ada Anan yang lebih dulu di sana menolong nya.
Sadifa tertunduk, mata nya tak kuasa menahan bendungan air mata yang akan tumpah di sana. Wanita itu merasa bersalah, bahkan sampai saat ini rasa bersalah nya masih tertanam di dalam hati nya.
Ia mengangkat wajah nya, menatap Bu Maria dengan sendu. "M-ma.." Lirih wanita itu. Bahkan ia pun masih begitu terbiasa memanggil Bu Maria dengan sebutan mama.
Sadifa kembali melangkah, mendekati Bu Maria yang masih syok di sana.
Tangan nya ter-ulur hendak menyentuh tangan Bu Maria, tapi niat nya itu terhenti karena suara Anan di sana.
"Stop !!" Ujar laki-laki itu dengan dingin nya.
Sadifa terhenti menahan tangan nya. Mendengar ucapan Anan, air mata Sadifa justru semakin deras mengalir di pipi nya.
"Ga perlu sentuh-sentuh mama saya !" Tegas laki-laki itu.
"Anan a-aku.."
"Lebih baik kalian pergi !!"
"Tapi Nan aku cuma mau meminta maaf sama mama.." Pinta Sadifa.
"Untuk apa !!" Sentak Anan dengan wajah dingin nya menatap wanita itu.
Sadifa terdiam. Bibir nya bergetar menahan tangis.
Anan menggeleng. "Gak ada yang harus minta maaf atau pun me-maaf kan !"
"Nan aku-
"Cukup !" Sentak Anan sembari mengangkat tangan nya.
Anan melangkah mendekati wanita itu, bibir nya tertarik membentuk senyuman, bukan senyum manis yang terukir di bibir nya, melainkan ia tersenyum masam di sana.
Ia menarik nafas nya panjang, lalu menghembuskan nya dengan lepas. Menatap wanita itu dengan dekat.
"Aku yang bodoh, mencintai seseorang tapi orang itu sama sekali gak cinta sama aku." Gumam Laki-laki itu. "Dan lebih bodoh nya lagi aku yang sampai saat ini masih mencintai wanita itu."
Hening,
Hening,
"Nan aku..."Sadifa tergugu. Ia merasa bahwa ucapan Anan tertuju pada nya.
"Tapi semua ini membuat aku sadar, bahwa mencintai seseorang tidak lah harus memiliki nya." Anan berucap dengan wajah tertunduk.
"Mencintai seseorang itu, ternyata harus lebih mengutamakan ke bahagiaan nya." Ujar nya lagi. "Dan sekarang aku bahagia, melihat kamu bahagia meski bahagia mu bukan sama aku."
Mendengar ucapan laki-laki itu, Sadifa semakin menumpahkan air mata nya. Ia tak lagi kuasa menahan semua ini.
"Bunda." Menatap Sadifa dan juga Anan secara bergantian, Cinta bingung, tak tau apa yang terjadi antara bunda nya itu dan juga Anan.
"Semoga selalu bahagia, dan.. selamat atas pernikahan kalian." Ujar laki-laki itu sembari mengulurkan tangan nya untuk memberi selamat.
Sadifa menggeleng, mata nya terpejam. Ini sungguh-sungguh menyakitkan.
..._____...
Maaf baru up 😁 kemarin lelah syekali😃 hehe
Jangan lupa like, komen, gift seikhlas nya untuk dukungan nya yah 😃😃😃
buat Gleen tau yg sebenarnya knp Hilmi pergi ...
akhirnya yang jadi korban anak kasihan fisik mental nya jangan liat fisik badan nya tapi mental nya