Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Sepertinya itulah pribahasa yang cocok menggambarkan seorang gadis cantik bernama Emila. Setelah hubungannya kandas karena kehadiran orang kedua, kini ia harus merasakan menjadi yang kedua pula untuk seorang pria yang sudah beristri karena mengandung anak dari pria itu setelah melewati malam panas dan ia dinyatakan mengandung.
Penawaran pernikahan sebagai bentuk tanggung jawab dari pria yang sudah menanamkan benih di rahimnya membuat Emila tak bisa menolak karena tidak ingin membuat ibunya malu dan akhirnya mendapatkan perlakuan buruk dari orang sekitarnya.
Bagaimana nasib Emila selanjutnya setelah menikah menjadi yang kedua sedangkan istri pertama pria tersebut tidak mengetahui pernikahan diam-diam mereka? Apakah istri pertama pria itu akan bersikap baik pada Emila atau justru sebaliknya setelah kebenaran itu terungkap mengingat istri pertama dari pria itu dinyatakan sulit memiliki seorang anak?
Yuk ikuti kisah Emila dan Arkana di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Toko istri pertama
Arkana terdiam dan menahan kesal di dalam hatinya mendengar perkataan pedas ibu dari anak-anaknya. Sedangkan dokter wanita yang mendengarkan dan sudah mengetahui alur kehamilan Emila menahan tawa karena Emila berhasil membuat seorang Arkana terdiam.
Karena sudah tidak ada lagi yang ingin mereka tanyakan pada dokter Arkana pun membawa Emila kembali ke rumah orang tuanya.
"Kau harus ingat pesan dokter tadi." Ucap Arkana pada Emila yang sedang menatap ke arah luar kaca mobilnya.
"Iya. Aku akan rutin meminum vitamin dan obat." Jawab Emila.
"Kau juga harus ingat agar menjaga kesehatanmu dan tidak bekerja terlalu lelah." Ucap Arkana lagi.
Emila memutar kedua bola matanya. Malas sekali rasanya berbicara dengan suaminya itu di saat kondisi tubuhnya sedang tidak enak seperti ini.
Melihat Emila yang sepertinya enggan menjawab perkataannya membuat Arkana diam dan tak lagi bersuara. Ia tidak ingin membuat mood ibu dari anaknya itu rusak karena ocehannya.
Mobil milik Arkana terus melaju melewati jalanan kota. Saat melewati banyaknya deretan toko, pandangan Emila tertuju pada sebuah toko kue yang terlihat menggiurkan di matanya.
"Bolehkah kita berhenti di toko kue itu?" Tanya Emila sambil menunjuk toko kue yang ia maksud.
Pandangan Arkana seketika tertuju pada toko kue tersebut. Kedua bola matanya pun membola saat menyadari jika toko kue yang Emila maksud adalah toko milik istri pertamanya.
"Apa kau tahu siapa pemilik toko itu?" Tanya Arkana balik.
"Mana aku tahu. Yang aku tahu aku hanya ingin membeli kue yang ada di dalam sana karena aku sangat menginginkannya." Jawab Emila.
"Kau sangat menginginkannya?" Ulang Arkana dan diangguki Emila sebagai jawaban. "Apa kau sedang ngidam?" Arkana kembali memberikan pertanyaan pada istri keduanya tersebut.
"Mungkin saja. Aku sangat menginginkan kue talam yang ada di sana." Ucapnya.
Arkana diam dan berpikir. Akan sangat berbahaya jika ia memarkirkan mobilnya di depan toko kue milik istrinya. Bisa-bisa istrinya melihat kedatangannya dan merasa terkejut melihatnya datang bersama Emila.
Karena tidak ingin membuat Emila tidak mendapatkan apa yang diinginkannya dan membuat istri pertamanya curiga, akhirnya Arkana pun memberitahu Emila jika toko kue yang ingin Emila masuki saat ini adalah toko kue milik istrinya dan Arkana meminta Emila turun di pinggir jalan saja sedangkan dirinya akan memarkirkan mobil di depan toko yang tidak jauh dari toko kue istrinya berada.
"Oh, jadi toko kue ini adalah toko milik Nona Lady." Gumam Emila sambil melangkah masuk ke dalam toko kue. Selama ini Emila memang mengetahui jika Lady memiliki usaha toko kue tapi ia tidak mengetahui jika toko yang ia kunjungi saat ini adalah toko milik Lady.
Setelah berada di dalam toko, Emila langsung saja menuju ke arah rak khusus kue talam yang diinginkannya. Melihat masih banyak kue yang terlihat menggiurkan di matanya akhirnya Emila pun mengambil kue yang lainnya.
Di saat sedang sibuk memilih-milih kue yang mana saja lagi yang mau ia ambil, Emila seketika menghentikan kegiatannya saat mendengar suara yang tidak asing di telinganya tengah berbicara dengan seseorang.
"Dandi, kau memang selalu bisa membanggakan dan membahagiakan saya. Semenjak kau bekerja di toko ini toko ini jadi semakin ramai dengan pembeli." Ucap Lady sambil mengusap lengan pria yang bernama Dandi tersebut.
***
