Kebahagiaan dan kehidupan damai yang diharapkan raisa, cewek keras kepala, dan galak, tiba tiba sirna, ketika ia dipertemukan dengan seseorang yang menurutnya menyebalkan, dan selalu membuat emosinya naik setiap saat.
Banyaknya lika liku kehidupan yang menumbuhkan benih cinta, terpaksa membuat raisa membuka kembali lembaran dimasa lalunya, dan, mencari siapa sebenarnya seseorang yang menjadi pahlawan kecilnya.
akankah raisa menemukan siapa pahlawan kecilnya?
atau ia harus melupakan dan mencari hati yang lain untuk berubah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellmei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Buat apa pantas sama gue kalau dihati lo aja ada nama reza, bukan gue.
20
Ruangan itu terlihat sunyi dan tenang, cowok itu tersenyum saat melihat orang yang ia sayang duduk di balkon kamarnya menikmati indahnya alam sambil sesekali menyesap teh manis ditangannya, ia mendekat, lalu menepuk pelan bahu bianca, biancapun tersenyum melihat andre yang kini duduk di hadapannya.
"Gue capek dre" keluh bianca
Andre memutar bola matanya malas, karena lagi-lagi topik ini yang bianca bahas, tidakkah bianca menyadari bahwa andre cemburu saat cewek itu membahas andika.
"Jangan mulai deh b, i cowok masih banyak di luar sana yang lebih baik dari andika lo itu" andre kesal pada bianca, ia benar-benar tidak mengerti dengan cewek di hadapannya ini.
"Jadi maksud lo gue harus pindah haluan?"
"Yap lo harus cari yang lain, masih banyak cowok yang suka sama lo kok" ucap andre mata cowok itu berbinar berharap bianca akan meliriknya.
"Oh jadi menurut lo gue harus jadian sama kelvin atau reza? atau mungkin bryan?ya udah gue telepon bryan aja ya" ucap bianca polos, cewek itu bangkit dari duduknya, ia berniat untuk mengambil ponsel.
Wajah andre menjadi datar mendengar jawaban bianca, rahang cowok itu mengeras, menahan amarah.
"Lo gak bisa apa bi ngelirik gue? udah ada gue di sini, ngapain lo masih nyari yang lain?" andre menggeram menahan amarahnya.
Andre benar-benar kesal dan marah sekarang pada bianca, ia tidak peduli bianca membencinya nanti karena mengutarakan perasaannya, yang penting andre sudah mengeluarkan unek-uneknya yang sudah ia pendam dari kecil.
Yaaa, andre dan bianca adalah teman sedari kecil, mereka selalu bersama sampai sekarang, sampai-sampai selalu 1 sekolah.
Bianca membatu di tempat mendengar perkataan andre, ia berbalik menatap andre tidak percaya
"Jadi...lo..."
"Iya gue suka sama lo bianca realvina" lirih andre pelan.
Bianca menutup mulutnya tidak percaya, cewek itu langsung memeluk andre dengan erat, membuat cowok itu terkejut dengan perlakuan bianca saat ini.
"Hiks kenapa lo hiks nggak bilang dre hiks tahu gini hiks gue nggak bakal ngejar andika karena gue hiks juga sukanya hiks sama lo"
Andre mengembangkan senyumnya mendengar perkataan bianca yang kini sesegukan, cowok itupun balas memeluk bianca erat, saat ini andre benar-benar merasa bahagia, karena akhirnya perasaannya terbalaskan.
Andre mengecup singkat puncak kepala bianca, ia berjanji akan melindungi bianca sekuat tenaga, dan tak akan melepaskannya lagi.
💫💫💫
Dengan tergesa-gesa, raisa masuk ke dalam rumah denny, cewek itu mendapat telepon dari dinda, kekasih denny bahwa mereka sedang ada masalah, tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, cewek itu masuk ke dalam kamar cowok itu, namun hasilnya nihil tidak ada orang di rumah.
"Denny lo di mana?"
"Dinda Denny kalian di mana" teriak raisa berulang-ulang, cewek itu duduk di tangga, ia benar-benar sangat khawatir dengan keadaan denny, raisa takut sesuatu yang buruk menimpanya, apalagi raisa belum menceritakan, bahwa ia bertemu dengan dicky, entah alasan apa yang membuat mereka berdua menjadi bermusuhan, padahal mereka berdua adalah saudara.
"Denny dinda, jangan main-main dong, gue takut" teriak raisa lagi karena belum mendapat jawaban dari cowok itu, raisa menundukkan kepala bertumpu pada tangannya yang terlipat.
Seseorang berdiri tepat di depannya membuat raisa mendongakkan kepala
"HAPPY BIRTHDAY RAISA"
Kedua orang itu tersenyum memegang kue dihadapannya, yaa itu denny dan dinda.
Raisa benar-benar tidak menyangka bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke-17, dinda yang berada di samping denny ikut tersenyum, cewek itu yang memegang kue ulang tahun raisa, raisapun berdiri dan langsung memeluk denny.
"Lo jahat banget sih bohongin gue" raisa mendorong denny pelan, denny dan dinda tertawa melihat wajah raisa yang kesal.
"Maaf-maaf, udah-udah tiup dulu lilinnya ra" ucap dinda tersenyum yang dibalas anggukan oleh raisa, ia pun mememejamkan mata lalu meniup lilin di depannya, kedua pasangan itupun tersenyum bahagia.
"Makasih karena udah inget ulang tahun gue den, din" raisa merasa hatinya menghangat, karena kedua pasangan ini mengingat hari ulang tahunnya, dan ia bersyukur karena bisa memiliki denny dan dinda dihidupnya.
💫💫💫
Senyuman benar-benar menghiasi wajah cantik raisa, ia masuk kedalam mansion yang sudah menjadi tempat tinggalnya sekarang.
"kok gak ada orang? biasanya 4 sableng itu lagi ngumpul" batin raisa bingung karena tidak melihat 1 orangpun disana.
raisa pun melangkahkan kakinya menuju kamar kakaknya, erland, pintu kamar erland tidak terkunci, dengan senyum yang mengembang raisa pun masuk kedalam kamar itu.
""kak er..... " ucapan cewek itu berhenti, senyumannya menghilang karena orang yang ia harapkan tidak berada disana, ia menghela nafas kasar, kemana semua orang pergi? kenapa disaat hari bahagianya mereka pergi? raisapun melangkahkan kaki menuju dapur berharap akan ada orang disana.
"bak siska" panggil raisa pada salah satu asisten pribadinya.
"kenapa ra?"
"semua orang kemana?"
"e.... nggak tau, maaf ya, aku masih ada urusan, pergi dulu ya ra"
Siska pergi terburu-buru, raisa menggelengkan kepala melihat siska yang sudah pergi, raisa melangkah gontai menuju kamarnya, berniat untuk tidur, meski sebenarnya ia malas.
💫💫💫
Pukul 08:00 malam, raisa terbangun karena perutnya sudah merasa sangat lapar, dari tadi sore ia belum mengisi perutnya, raisapun melangkah kearah ruang makan, semua tempat yang ia lewati sepi seperti tidak ada penghuninya.
"duh, kok gak ada makanan sih, biasakannya ada, apa asisten dimansion ini gak ada yang masak?" gumam cewek itu lirih, ia melangkah kelemari es, berharap disana ia akan mendapat sesuatu yang bisa ia makan, ia membuka lemari es, namun hasilnya nihil, tidak ada makanan disana, hanya ada sayur-sayuran.
"sejak kapan kulkas disini ngubah provesi dari makanan sama minuman jadi sayuran semua?" batinnya tidak percaya.
Raisa menghela nafas kasar, ia melangkah kemeja makan, duduk disana melipat tangan, dan menenggelamkan wajahnya dilipatan tangan itu.
"semua orang kemana sih, gue juga laper, malah gak ada makanan" gerutunya kesal
Ceklekk
Lampu tiba-tiba mati, raisa menelan saliva, tubuhnya merinding karena saat ini ia hanya sendirian di mansion sebesar ini, bayangan mengerikan mulai terbayang difikirannya, samar-samar dari kejauhan raisa melihat ada api kecil yang mendekat kearahnya, raisa benar-benar ketakutan saat ini, ia memejamkan mata berharap yang ia lihat itu hanyalah sebuah ilusi.
"HAPPY BIRTHDAY RAISA"
Raisa membuka matanya mendengar seruan kompak itu, ia melihat semua orang menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuknya, ia benar-benar tidak menyangka semua orang mengingat hari ulang tahunnya, padahal ia fikir mereka lupa dengan hari bahagianya, namun ternyata tidak, mereka semua mengingatnya, 3 temannya pun juga berada disana, ke4 cowok itu pun ikut serta bersama kakaknya ada disana, tersenyum hangat kepadanya.
Nadhira mendekat kearah putrinya, cewek itu pun berdiri lalu mencium punggung tangan wanita itu, tubuh raisa menegang ditempat karena nadhira memeluknya, dan ini untuk pertama kalinya setelah mereka pindah ke london.
cewek itu tersenyum membalas pelukan mommy nya, ia tidak menyangka akan merasakan pelukan hangat ini setelah 4 tahun lebih tidak merasakan dekapan mommy nya.
Nadhira mengakhiri pelukannya dengan mencium pipi, hidung dan dahi putrinya.
"anak mommy udah besar ya, jangan kabur lagi ya sayang" ucap nadhira lalu mengelus pipi putrinya dengan sayang, cewek itu tersenyum pada mommy nya dan kembali memeluknya dengan sayang dan sangat erat.
"maafin raisa ya mom" balas raisa terharu
"daddy gak disapa nih sama princess?" goda vernan pada putri bungsunya, lelaki itu kini berlagak seperti orang merajuk, dengan gesit raisa beralih memeluk daddy nya dengan erat, ia terkekeh didalam pelukan vernan, vernan mengelus rambut putrinya lembut dan mengecup kepala cewek itu singkat.
"kok jadi acara peluk-pelukan gini sih, nih tangan cakra udah pegal tauk megang kuenya" keluh cakra dengan polosnya, mengundang gelak tawa semua orang yang berada disana, erland pun mengambil alih kue yang dipegang oleh cakra, menaruhnya dimeja, dengan gemas, raisa mencubit pipi gembul anak itu, dan sesekali menciuminya.
"ka raisa selamat ulang tahun ya, cakra ga bawa hadiah b
buat kakak, soalnya cakra belum kerja, entar klo cakra udah besar dan sukses, cakra mau kakak yang be.... sar banget" ucap cakra dengan lucu, raisa tersenyum pada cakra lalu mengacak rambut anak kecil itu gemas.
"kakak ga butuh hadiah, cukup cakra hadir aja, kakak udah bahagia, makasih sayang" cakra memeluk raisa yang sedang jongkok dihadapannya, anak kecil itu tersenyum
"cakra sayang ka raisa"
"ka raisa juga sayang sama cakra, sayang banget"
"udah ah main-mainnya, tiup dong ra lilinnya, gue udah laper nih, gak dibolehin makan sama laki sialan lo ini" geram kelvin yang memang sudah sangat kelaparan karena tidak diperbolehkan makan oleh andika, kelvin hanya bisa menurut saja, semua orang yang ada disana dibuat tertawa mendengar perkataan kelvin itu.
Raisa kembali berdiri lalu mengambil kuenya yang berada diatas meja
"cakra mau gak tiup lilin bareng kakak?" raisa kembali berjongkok didepan cakra, anak kecil itu mengangguk setuju, setelah itu keduanya pun meniup lilin itu bersama, cakra tersenyum girang, setelah lilin sudah ditiup, andika menggendong cakra agar raisa tidak berjongkok terus untuk menyamakan tingginya dengan cakra.
"ka dika, ayo sekarang kita makan" seru cakra riang yang diangguki oleh andika.
Cekrekkk
Kompak andika dan raisa menoleh ke arah suara itu, kelvin tersenyum pada keduanya, cowok itupun berjalan mendekat ke arah andika dan menyerahkan ponsel milik andika.
"Kalian cocoklah jadi keluarga, serasi banget" goda kelvin pada andika dan raisa sambil mengedipkan sebelah matanya.
B l u s s
Pipi raisa langsung memerah saat melihat foto yang diambil kelvin dan juga perkataan cowok itu barusan, raisa buru-buru memalingkan wajah agar rona merah di pipinya tidak terlihat oleh siapapun, andika terkekeh melihat pose foto yang kelvin ambil, tapi detik berikutnya senyum cowok itu hilang.
"Buat apa pantas sama gue? kalau di hati lo aja ada nama reza, bukan gue" batinnya miris
Nadhira dan vernan saling pandang keduanya tersenyum kemudian menganggukkan kepala melihat kebahagiaan di depan mata mereka.
"Kak dika ayo makan, cakra lapar"
Andika kembali tersenyum lalu mengacak rambut cakra gemas, setelah itu mereka semuapun duduk di meja makan menikmati hidangan yang sudah disiapkan oleh beberapa asisten yang ada di mansion ini.
💫💫💫
"Raisa tunggu, gue mau bicara"
Bianca berjalan mendekat ke arah raisa, raisa sedang berjalan menuju arah kelasnya, ia mengangkat satu alisnya bingung saat bianca tiba-tiba menyodorkan paper bag ke arahnya.
"Buat lo dari gue, selamat ulang tahun, maaf lambat, dan gue juga mau minta maaf sama lo, karena gue udah jahat" bianca tersenyum tulus.
Raisa mengerjapkan matanya tidak percaya, apakah bianca suguhan? apakah kepala cewek itu terbentur sesuatu saat berangkat sekolah tadi pagi?
"Ada waktu nggak? gue jelasin"
Raisa mengangguk dan menerima paper bag dari cewek itu, bianca duduk di koridor sekolah tetap di depan kelas bianca, raisa ikut duduk di samping cewek itu.
"Lo mau kan maafin gue ra?" tanya bianca lagi, cewek itu memegang kedua tangan raisa dengan penuh harap
"Gue maafin kok bi, mungkin juga kita bisa jadi temen" bianca tersenyum cewek itu memeluk raisa, membuat raisa ikut tersenyum dan membalas pelukan cewek itu .
"Makasih ra karna lo udah datang dan buat gue tahu yang sebenarnya"
"Maksud lo?" tanya raisa bingung, 1 alisnya terangkat
"Gue itu kan kesayangan sekolah ya ra, tujuan awal gue ngedeketin andika itu cuma buat gue lebih terkenal doang, enggak cinta-cinta amat" ada jeda "dan berkat lo, sekarang gue tahu kalau andre sayang sama gue juga"
"Jadi?"
"Yang gue sayang itu sebenernya andre bukan andika"
Raisa bungkam, ia tidak menyangka bahwa bianca tidak benar-benar menyukai andika, melainkan bianca menyukai andre, sahabatnya sendiri.
Bianca kembali memeluk raisa, membuat raisa ikut bahagia karena kedamaian saat ini berada di pihaknya, ia berharap tidak ada lagi orang yang mengganggunya.
"Dan gue harap, arletta nggak datang balik ra, gue emang nggak bisa buat ngehalangin lo, tapi arletta..." batin bianca berujar, ia hanya tidak ingin raisa mengalami apa yang ia alami dulu.
💫💫💫