Possessive Ex-Boyfriend

" masa kau tidak tahu, mereka tiba-tiba datang entah darimana kemudian langsung merebut mu dari gendongan ku, saat aku dan Kenzo akan membawamu ke rumah sakit, aku dan Kenzo kira mereka akan menculikmu, ternyata setelah kami ikuti, mereka membawa mu kesini "

cia langsung paham siapa orang-orang yang di maksud Ken, ia langsung terpikir bahwa mereka adalah orang-orang suruhan darien yang ditugaskan untuk mengawasinya

" ooh itu, ooh.. katanya tadi kau membelikanku makan malam, pas sekali perutku sudah keroncongan daritadi hha" cia merutuki dirinya sendiri karena terlihat jelas sekali kalau ia sedang mengalihkan pembicaraan, tapi masa iya ia harus jujur kalau mereka adalah pengawalnya, itu tidak akan masuk akal sekali kalau seorang pegawai biasa sepertinya punya pengawal yang jumlahnya tidak sedikit itu,

Ken dan Kenzo hanya menatap cia kemudian saling menatap satu sama lain, lalu mereka kompak menganggukkan kepala seakan mengerti kalau cia tidak ingin membahas hal itu

" ini, aku membelikanmu bubur ayam "

dengan senang hati cia menerima bungkusan plastik itu, begitu ia buka, bau harum langsung menyambut indera penciumannya, membuatnya tidak sabar untuk segera menghabiskan sekotak bubur ayam di hadapannya

" pelan-pelan cia, tidak akan ada yang mau merebutnya darimu " ucap Kenzo dengan tangan mengelap ujung bibir cia yang sedikit terkena bubur, karena cia yang terburu-buru memakannya, bukan hanya cia yang di buat terkejut atas tindakan Kenzo, Ken yang berada di sebelahnya juga terheran-heran melihat interaksi alami saudara kembarnya dengan cia, seakan-akan mereka sudah saling kenal sejak lama, karena rasa penasarannya yang sudah tidak bisa dibendung lagi, akhirnya Ken bertanya " apa kalian saling mengenal?? "

cia sudah memperkirakan kalau Ken akan bertanya seperti itu, karena itu ia sudah mempersiapkan jawaban yang tidak akan mengundang curiga lagi " yaa kami tidak sengaja bertemu di suatu tempat, dan sempat mengobrol sebentar, karena waktu itu aku mengira kalau Kenzo itu kau, dan yaa akhirnya aku tahu kalau bosku ternyata punya saudara kembar "

" kau juga kan tidak pernah bertanya apakah aku punya saudara atau tidak " bela Ken karena kata-kata cia seakan menyindirnya secara halus

" hei kenapa kalian malah jadi ribut begini, sudah, habiskan saja makanannya "

menurut, dua orang itu langsung diam kemudian melanjutkan memakan bubur ayam itu Sampai habis

" biar ku buangkan " tawar Kenzo membuat cia dan Ken kompak menyodorkan bungkus makanan mereka

" oh iya, siapa yang duluan lahir diantara kalian berdua " tanya cia penasaran kepada Ken, saat Ken akan menjawabnya, perkataannya malah sudah di sela duluan oleh saudara kembarnya

" aku kakaknya "

" oooh...apa kalian tidak ingin pulang?? bukannya aku bermaksud mengusir kalian, tapi ini sudah malam sekali, kalian kan pasti besok harus masuk kerja, jangan khawatirkan aku, banyak orang yang menjagaku hhe "

" yaa kami akan pulang, beristirahatlah, besok kami akan datang lagi " bukan Ken yang menjawabnya, melainkan Kenzo, karena perkataan yang keluar dari mulut kakaknya membuatnya tidak bisa berkata-kata lagi, dengan patuh ia mengikuti Kenzo yang berjalan di depannya sambil menarik tangannya " sampai jumpa besok cia "

" byeee~~ "

cia akhirnya bisa bernapas lega setelah Ken dan Kenzo menghilang dari balik pintu, bukannya ia tidak senang, tapi ia harus segera menghubungi darien, dengan adanya beberapa pengawal di depan pintunya, sudah menjadi bukti bahwa darien sudah tahu tentang kondisinya,

cia mencoba menghubungi darien, tapi nihil, panggilannya selalu tak terjawab, hingga beberapa kali percobaan, akhirnya telponnya tersambung

" halo dari--

" hai sayang, kau baik-baik saja?? jawab aku, 10 jam lagi aku tiba, bertahanlah, aku akan sege--

" hei-hei darien tenanglah, aku baik-baik saja " cia mencoba menenangkan darien yang kelewat panik, rasanya ia ingin tertawa saat mendengar pertanyaan beruntun dari darien, tapi ia tahan, bisa-bisa ia mendapat siraman rohani dan cia sedang tidak ingin mendengarnya sekarang

" huuft.. baiklah, bagaimana keadaanmu sekarang? " darien bertanya karena ia benar-benar tidak tahu tentang kondisi cia, sangking paniknya mendengar Kekasihnya kecelakaan, ia sampai lupa tidak menghubungi pengawal yang menjaga cia

" aku baik-baik saja, hanya luka ringan di kening, dan aku juga baru saja meminum obat dan sepertinya obatnya mulai bekerja hooaam...aku mengantuk sekarang "

Darien dibuat gemas saat mendengar pengakuan polos dari kekasihnya, " tidurlah, selamat malam mi amor "

" selamat malam juga "

setelah telponnya ditutup darien, cia langsung berbaring ke atas kasur, tak butuh waktu lama, pemilik manik cokelat keemasan itu sudah menyelam ke alam mimpinya

***

09.00 WIB

pemilik manik biru itu baru sampai di Indonesia beberapa menit yang lalu, tapi sekarang ia sudah berada di rumah sakit tempat Kekasihnya di rawat, dengan langkah lebar kakinya terus melangkah di lorong rumah sakit yang terlihat sepi itu, ia sengaja menempatkan kekasihnya di ruang khusus pemegang saham agar mendapat pelayanan yang maksimal, jadi tidak heran kenapa lorong itu terlihat sepi, saat ia sampai di depan kamar tempat Kekasihnya dirawat, para pengawal itu kompak membungkukkan badannya kearahnya, tapi ia hiraukan,

begitu ia masuk, ia langsung di suguhi pemandangan seorang gadis yang masih tertidur dengan lelapnya, membuat hatinya menghangat seketika, rasanya seluruh kekhawatiran yang ia rasakan langsung lenyap entah kemana begitu ia melihat wajah polos gadis di hadapannya, merasa lelah, dengan perlahan ia ikut berbaring ke samping kekasihnya,

setelah puas menatap wajah lelap gadis yang selalu berhasil memporak-porandakan hatinya, ia kemudian menelusupkan kepalanya ke dada empuk yang membuat tidurnya semakin nyenyak, sangking lelahnya, baru beberapa menit yang lalu pemilik manik biru itu memejamkan matanya, kini ia sudah ikut menyelam ke alam mimpi bersama pemilik manik cokelat keemasan yang seakan tidak terganggu dengan kedatangan manik biru

Dalam tidurnya, pemilik manik cokelat keemasan itu merasa seperti ada sesuatu yang menempel di tubuhnya, membuatnya susah bergerak, dengan perlahan ia mencoba membuka kedua matanya, setelah terbuka, wajah polos seorang laki-laki yang sedang mendekap tubuhnya erat menjadi pemandangan pertamanya, merasa kasihan saat melihat wajah lelah laki-laki yang sedang memeluk tubuhnya erat itu, tangannya dengan lembut mengelus rambut hitam legam yang membuat sang empunya semakin menelusupkan kepalanya ke dadanya,

saat ia sedang fokus mengusap lembut surai hitam itu, ia dikejutkan dengan ucapan selamat pagi dari pria yang sedang ia usap rambutnya

" maaf membangunkanmu, tidurlah lagi " bukannya menuruti ucapannya, pemilik manik biru itu malah bangkit kemudian menindih tubuhnya

" morning kiss "

tanpa menunggu jawaban darinya, pemilik manik biru itu sudah mel**** bibirnya lembut, membuatnya juga ikut terbuai dengan ciumannya,

setelah beberapa sesi perang lidah, akhirnya pungutan kami terlepas,

" menikahlah denganku "