Nayura, gadis SMA yang belum pernah mengenal cinta, tiba-tiba terikat janji pernikahan di usia yang penuh gejolak. Gavin juga remaja, sosok laki-laki dingin dan cuek di depan semua orang, namun menyimpan rasa yang tumbuh sejak pandangan pertama. Di balik senja yang merona, ada cinta yang tersembunyi sekaligus posesif—janji yang mengikat hati dan rasa yang sulit diungkapkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadin Alina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35 : Gelombang Rasa di Balik Hujan (First Kiss Edition)
Sore itu, Kota Bandung di guyur hujan deras disertai angin kencang. Membuat pohon-pohon bergerak liar mengikuti hembusan angin. Suara petir terdengar bersahutan di langit kelabu. Bahkan, beberapa dahan patah membuat mereka yang masih beraktivitas di luar terpaksa berhenti dan mencari tempat untuk berlindung.
Nayura yang tengah berdiri di balik pintu kaca memperhatikan keadaan di luar sana. Kacanya tampak basah oleh tetesan air hujan. Membuat objek di luaran sana terlihat buram.
"Untung gue udah di dalam." gumamnya pelan. Jika ia tidak segera pulang, mungkin ia akan terjebak seperti mereka di luaran sana.
Suara langkah pelan datang dari arah belakang.
Gavian.
Deg!
Sebuah tangan besar melingkar di depan perut Nayura dari belakang. Ia tersentak karena gerakan itu begitu mendadak, seolah-olah tubuhnya di aliri sengatan listrik. Jantungnya berdenyut menyepat membuat nafasnya terasa tercekat.
Gavian menyimpan dagunya di pundak kecil Nayura. Menghirup dalam aroma floral—lembut, tenang, dan menenangkan. Tangan yang semula memeluk biasa kini kian mengerat, memeluk posesif gadis itu seolah tidak ingin kehilangan.
Tubuh Nayura berdesir aneh, bukan karena dingin. Tetapi, karena perasaan yang baru ia rasakan. Perasaan yang selama ini tidak pernah ia rasakan. Hanya bersama Gavian, ia bisa merasakan perasaan ini.
Perasaan...yang ia sendiri tidak tahu itu apa.
"Dia kenapa?" tanyanya panik di dalam hati. "Kenapa setiap dia dekat, jantung gue pengen copot rasanya?!"
Tiada hari tanpa kejutan dari Gavian. Setiap harinya, ada saja tingkahnya seperti menatapnya dengan intens, menghibur dirinya saat sedih, ataupun ucapan receh yang membuat Nayura tersipu, deg-degan, dan kadang merasa melayang.
Contohnya seperti saat sekarang ini.
Nayura mencoba melepaskan tangan Gavian yang ada di depan perutnya. Justru, cowok itu berusaha untuk tetap mempertahankannya. Nayura mendesah frustasi di buatnya.
"Lo kenapa, sih?" Di tengah kegugupan yang menyerang, ia masih berusaha untuk mempertanyakan keanehan ini.
Gavian tersenyum miring, ia menatap pantulan dirinya dengan Nayura pada kaca yang dipenuhi gemercak air. Mereka terlihat seperti di drama romantis: Cowok tinggi yang memeluk gadis mungil di tengah hujan.
"Pengen aja," bisik Gavian rendah, suaranya terdengar berat dan serak. Bulu kuduk Nayura meremang, kakinya yang menompang beban tubuh itu terasa lemas seketika.
Astaga! Ujian apalagi ini?
Jantungnya bertalu-talu, tangannya mulai gemetar. Ia ingin kabur saat ini juga. Tidak bisa menahan lebih lama lagi atau...dirinya bisa meledak kapan saja.
"Gu-gue...mau ke kamar mandi." alibi Nayura, tubuhnya menggeliat dengan tangan bergerak mencoba mengurai pelukan.
Hap!
Cepat tubuh Nayura berbalik menghadap Gavian. Gavian menunduk, mensejajarkan wajahnya dengan Nayura. Dapat ia lihat dibalik netra indah itu menyimpan kecanggungan dan kegelisahan.
Tatapan Gavian begitu dalam, begitu fokus dan begitu menusuk. Membuat Nayura gugup setengah mati.
Gavian tersenyum miring, ia semakin memangkas jarak di antara mereka. "Jangan bohong." ia menyipitkan mata, seolah tahu isi pikiran gadis ini.
Tangan Nayura terkepal kuat di sisi tubuhnya. Matanya bergerak gelisah dengan bibir terkatup rapat.
Mereka terbenam dalam sunyi. Di luar sana hujan masih deras, menjadi latar yang sempurna untuk keheningan yang penuh dengan gelombang rasa ini.
Nafas Gavian kiat berat, tatapannya turun menatap bibir Nayura. Dalam keheningan yang tercipta ia membiarkan nalurinya mengambil alih. Sesuatu yang selama ini ia tahan, meledak dalam senyap.
Perlahan ia memiringkan kepala membuat Nayura reflek memejamkan mata. Tubuhnya mematung seketika.
Cup!
Benda kenyal nan hangat itu menyatu menciptakan getaran rasa di dalam dada kemudian, menyebar melalui pembuluh darah.
Jantung Nayura meledak, tubuhnya bergetar hebat bersamaan dengan aliran panas yang menyelimuti wajahnya.
"First kiss gue!" teriak Nayura membatin.
Kepalanya mendadak blank. Sesaat dunia terasa berhenti berputar. Bahkan, ia lupa bagaimana cara bernafas.
Di samping itu, Gavian menarik diri. Ia mematung dengan apa yang barusan terjadi. Perlahan tangannya turun, mengurai pelukan antara dirinya dengan Nayura. Pandangannya berubah, menampilkan campuran perasaan bingung, kagum, namun juga kaget dengan dirinya.
Dalam keheningan yang semakin dalam, hujan menjadi satu-satunya suara yang terdengar. Membawakan lagu rahasia yang kini terpatri indah di dalam hati mereka.
...----------------...
Terimakasih untuk para pembaca ☺️
Tanpa kalian, aku tidak akan bisa melangkah sampai sejauh ini.
Jangan lupa untuk meninggalkan jejak dengan komentar di bawah ini 👇
Happy reading 🤗
mampir di ceritaku juga ya ..
makasih 😊
always always bagus!!
hebat!!! Udah cocok itu open comision
kondangan kita! Semur daging ada gak?