Note : Ini hanya cerita biasa. Tentang seorang gadis SMA yang menjadi idola. Tentang bumbu dalam masa remaja. Tentang Pertemanan dan Persahabatan. Juga tentang cinta dan rasa cemburu yang berlebihan.
Grrycia Kiana. Bintang SMA Ghalapagos. Selain pesonanya yang cantik dan memikat, ia juga merupakaan siswi centil yang cukup cerdas meski sering berbuat sesuka hatinya.
Ia bebas membiarkan dirinya menikmati masa SMA-nya tanpa perduli dengan percintaan.
But! Lain ceritanya setelah ia berjumpa dengan Pak Andreas. Guru Fisika muda tampan yang memikat hatinya.
Mampukah pesona Grrcya memikat Guru tampan itu?
Akankah keduanya bersatu dan menepiskan status sebagai seorang Guru dengan Murid?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eva Yulian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masa Lalu
**
Mona meletakan Wajahnya di meja dengan sangga tangannya seolah dijadikann sebagai bantal.
Grrycia nampak memperhatikannya, heran.
Yah, tidak biasanya anak ini seperti kelelahan macam Ini
Kelas sepi karena anak anak masih menikmati waktu istirahat kedua yang tinggal beberapa menit lagi
"Kenapa sih Mon?" Tanya Grrycia yang akhirnya bertanya karena heran dan penasaran
"Ngantuk Grryc" Mona menyahut dengan matanya yang tertutup
"Emang semalem abis ngapain sih?"
"Clubing"
"Hah?"
Sontak saja Mona menutup kupingnya karena pekikan Grrycia yang amat nyaring masuk ke indera pendengarannya
"Grrycia!" Protesnya
"Ngapain sih pergi ke Club? Nggak Biasanya!" Protes Grrycia yang nampak kesal pada Mona
"Kenapa Sih Grryc?" Tanya Mona,
Grrycia menatapnya, sinis.
Padahal Mona sudah tidak harus bertanya.
Bukankah Grrycia memang tidak suka Mona pergi ke tempat itu
Yah, Grrycia akui dulu ia sering pergi kesana. Tapi saat perasaannya sedang kalut saja, dan dua tahun ini ia sudah hampir tidak pernah lagi pergi ke tempat terkutuk itu
"Nggak Sehat Mon " Sahut Grrycia. Malas
"Emang di ajak siapa sih? Bima?" Tanyanya
Dengan ragu, Mona mengangguk
Grrycia jadi semakin kesal, Bima keterlaluan menurut Grryc, ia memang nampak mencintai Mona, tapi juga selalu memaksa Mona untuk menuruti apapun keinginannya. Apapun perintahnya. Ia terlalu mengekang dan Grryc tidak suka melihatnya
"Grryc. Ayolah, kamu sekarang jadi jarang banget gabung sama kita!" Sahut Mona
"Kita Siapa?" Tanya Grryc, acuh
padahal hatinya tau apa yang dimaksud Mona
"Temen temen kita di Club" Sahut Mona
"Gue gak punya temen disana!" Sahut Grrycia. Acuh dengan menggunakan kata "Gue"
"Grrycia, coba deh kamu mulai terbuka lagi,Nl nggak ada salahnya kok kalau kita jadi sering ke Club lagi" Sahut Mona seolah membujuk
"Nggak Mon. Aku nggak mau terjebak lagi disana!"
"Nggak bakal terjebak Grryc"
"Nggak mau!"
"Nyoba dulu aja lagi!"
"Mona!"
Mona menghela nafas,
"Gini deh. Besok Malem Karel Ngadain Party Di Club,Dia pengen Kamu Dateng" Sahut Mona Membujuk Grrycia mati matian
"Nggak Mau Mon"
Grrycia tetap pada pendiriannya
"Sekali aja lagi Grryc!"
"Tidak Boleh!" Sahut seseorang yang sekarang sudah berada di samping mereka.
Dengan buku Fisika ditangannya.
Nampaknya ia sudah lama mendengar obrolan Grrycia dan Mona
Mona mengernyitkan dahinya, heran, kaget, takut, perasaannya campur aduk, terlebih Pak Andreas menatapnya begitu Tajam seolah mengancam jika ia terus memaksa Grrycia
"Kalau kamu memang ingin pergi ke tempat itu. Pergi saja! Tidak usah memaksa orang lain!" Sambungnya
Dan Mona hanya mampu menunduk.
Risih dengan setiap ucapan yang di lontarkan Pak Andreas dengan penuh penekanan
"Jangan memaksa Grrycia lagi!" Sahutnya lagi
Grrycia tentu saja terpaku saat itu juga,
Pak Andreas benar benar bersikap seolah dia adalah kekasih Grrycia yang melarang dan menjaga Grrycia untuk tidak terjerumus dalam lembah hitam itu
Tentu saja Grrycia juga merasa kasihan pada Mona yang terus menunduk dengan rasa bersalahnya, tapi mau di apakan? Toh ia salah! Dan Grrycia tidak mampu melakukan pembelaan. Biar saja Mona sadar, bahwa yang dikatakan Pak Andreas bertujuan juga padanya, demi kebaikannya pula
Melihat sikap Pak Andreas saat ini, rsanya Grrycia tidak butuh peresmian, tidak perlu jadian, tidak butuh ungkapan cinta dari Pak Andreas. Karena dengan melihat perbuatannya saja, Grrycia merasa Pak Andreas sudah mencintainya. Ya, meskipun ia tidak begitu yakin
Pak Andreas duduk di tempatnya.
Anak anak sudah mulai memasuki kelas.
Tidak ada bel masuk, entah mengapa.
Tapi waktu memang sudah menunjukan bahwa sekarang sudah saatnya masuk kelas
"Kalian udah jadian?"
Tanya Mona setelah Pak Andreas berlalu,
Grrycia menggeleng dan membuatnya heran.
Yasudah, nampakanya Pak Andreas tengah siap memberikan materi
**
Grrycia cepat pergi ke ruang kepala sekolah saat tau Bahwa Pak Andreas di sidang (Lagi)
Ia tadi di kantin dan mendengar hal itu dari Willy yang habis dari ruang Guru mengantarkan buku, dan samar samar mendengar bahwa Pak Andreas kembali di panggil
Tentu saja itu membuat Grrycia kalut, mereka pasti akan membahas masalah di gedung kolam renang kemarin
Ahh Grrycia pikir, setelah ia meminta ayahnya untuk membeli yayasan sekolah, Pak Burhan akan memakluminya saja,Toh kemarin juga Arvand yang menyelamatkannya, meskipun Pak Andreas turut andil menolongnya
Ini amat berlebihan menurut Grryc. Mereka keterlaluan, seolah mengintimidasi Pak Andreas, sayang sekali padahal Pak Andreas amat dibbutuhkan disini
Grrycia menerobos masuk ke Kantor Guru
"Grrycia" Sahut Bu Rika, Guru Biologi yang nampak terkejut melihat kedatangan Grrycia tanpa permisi
"Pak Andreas ada Bu?" Tanya Grrycia To The Point
"Ada apa kamu menanyakan Pak Andreas?"
Tanyanya dengan wajah agak risih
Grrycia menghela nafas.
Tak menyahut, kemudian pergi menerobos masuk ke Ruang Kepala Sekolah
"Grrycia!" Panggil Bu Rika. Grrycia tak bergeming, ia tetap melangkah menuju ruang kepala sekolah yang pintunya nampak tertutup
**
"Saya amat menyayangkan Pak Andreas. Bapak amat dibutuhkan disini, tapi dengan kedekatan antara Bapak dan Grrycia itu akan menjadi hal yang perlu dipermasalahkan!"
Sahut Pak Burhan, panjang lebar
"Bapak bisa saja dikeluarkan dari sekolah ini"
Sambungnya, agak ragu
Samar samar Grrycia mendengar ocehan itu.
Perlu di permasalahkan? Di keluarkan? Apa apaan ini?
"Yah Pak Andreas. Apalagi dengan tindakan Bapak kemarin di kolam renang" Pak Bondan menimpali
Ohhh. Rupanya dia!
Grrycia jadi tau sekarang siapa dalangnya
"Tidak seharusnya bapak bersikap seperti itu pada murid Bapak"nOceh Pak Bondan lagi, seolah olah seperti dia yang kepala sekolah
"Bersikap Seperti apa?"Tanya Grrycia yang sudah ada saja di ruangan itu
bersama dengan Pak Burhan, Pak Bondan, dan Pak Andreas yang belum melakukan pembelaan terhadap dirinya sendiri
"Grrycia" Sentak Pak Burhan
"Bersikap seperti apa yang Bapak maksud?" Grrycia mengulangi pertanyaannya dengan menatap Pak Bondan, tanpa memperdulikan kepala sekolah yang sekarang menatapnya
Grrycia menatap Pak Bondan, tapi tetap dengan sopan santunnya.
Tetap saja, Pak Bondan tidak dapat berkutik oleh tatapan Grrycia itu
"Maaf Pak. Saya tidak bermaksud lancang, hanya saja saya merasa ini tidak adil bagi Pak Andreas" Sahut Grrycia, kemudian menatap Pak Burhan
Pak Burhan manggut manggut.
Kalau sudah begini, dia tidak dapat berbuat apa apa, Grrycia memang cukup berani,
terlebih sekarang ayahnya yang punya yayasan,
"Grrycia, sikap Pak Andreas padamu itu berlebihan untuk seorang Guru" Akhirnya pak Bondan angkat bicara
Grrycia menatapnya
"duduk, duduk!" Suruh Pak Burhan pada ketiganya
Ya kedatangan Grrycia tadi cukup mengejutkan sehingga refleks ketiganya berdiri dari duduknya
Ketiganya duduk
"Itu menurut saya!" Sambung Pak Bondan setelah duduk
"Pak Andreas baik!" Grrycia menyahut acuh
"Kemarin saya melakukan itu karena..."
"Karena Bapak merasa Bapak ini seorang Guru yang bertanggung jawab. Bukan begitu?Itu yang bapak katakan saat mengantarkan Grrycia pulang dan meninggalkan ekskul Bapak begitu saja. Bukankah seperti itu?"
Sahut Pak Bondan, memotong kalimat Pak Andreas, dan berkata seolah menyudutkan Pak Andreas
Sumpah demi apapun, rasanya Grrycia tidak tahan ingin menyumpal mulutnya
"Ya, karena saya khawatir!" Sahut Pak Andreas, namun begitu Grrycia tidak konsentrasi mendengarnya
"Itu artinya Bapak menyukai murid, dan melanggar peraturan sekolah!" Sungut Pak Bondan
Peraturan sekolah? Ahh Rasanya Grrcyia ingin segera merubah saja peraturan itu
Pak Andreas diam, tidak membela diri, sepertinya percuma saja ia berbicara, ia tetaplah salah di mata rekannya ini
"Bukankah Bapak Juga menyukai saya?" Tanya Grrycia, wajahnya tersenyum amat tenang
"Bapak juga penah mengajak saya berkencan bukan? Pak Andreas tidak! Ia tidak pernah mengajak saya berkencan, tidak pernah memberi saya surat dan cokekat. Tidak pernah memberi saya puisi. Pak Andreas tidak melanggar peraturan sekolah, tidak merusak reputasi sekolah"
Sahut Grrycia panjang lebar dan terpaksa membuka kartu Pak Bondan hingga Pak Bondan nampak tidak berkutik sedikitpun, masalahnya, ia sudah cukup geram mendengar ocehannya yang seolah memojokan Pak Andreas
Yah, Pak Andreas salut dengan keberanian Gadis ini. Tapi juga terkejut mendengar pengakuan Grrycia tentang Pak Bondan yang ternyata menyukainya
Tidak heran memang,
mungkin itu juga yang menjadi alasan Pak Bondan begitu nafsu padanya untuk mencari cari kesalahannya
Pak Burhan juga jadi terkejut, terlebih saat melihat tampang Pak Bondan yang terpojok, seolah membenarkan apa yang diucapkan Grrycia barusan
"Saya rasa kedekatan saya dengan Pak Andreas wajar wajar saja, tidak berlebihan, kami tidak pernah berduaan kemana mana dan menjadi bahan gosip yang sifatnya mampu merusak reputasi sekolah, ataupun merusak image Bapak sebagai kepala sekolah Ghalapagos"
"Saya harap Bapak mengerti dan mempertimbangkan kembali keputusan bapak untuk mengeluarkan Pak Andreas "
Sahut Grrycia, Pak Burhan manggut manggut
"Baik" Katanya
"Saya sudah selesai, saya permisi Pak. Maaf"Sahut Grrycia
Kemudian melangkah keluar,
sebelum itu ia melihat Pak Andreas yang tersenyum kagum padanya
Pak Bondan?Jangan tanya!
Grrycia bahkan sudah Muak untuk melihat tampangnya yang bod*h itu
"Baik Pak Andreas, Bapak boleh keluar!
Pak Bondan tetap disini!"
Kata kata itu terdengar oleh Grryc sebelum ia benar benar keluar dari Ruang Kepala sekolah
**
Grrycia jadi lega sendiri setelah meluruskan jalan yang akan di ambil kepala sekolah, yah Grryc mengira ia sesat sehingga Grrycia harus turun tangan untuk membantunya, menuntunnya ke jalan yang benar
Sekolah nampak sudah sepi, anak anak sudah pada terbang saat bel tanda pulang berbunyi, sebagian Guru juga sudah pada pulang
Grrycia nampak berdiri sebentar di samping mobilnya saat melihat Pak Andreas yang berjalan menghampirinya
"Grrycia" Sapanya
"Terimakasih"
"Saya hanya merasa perlu melakukannya, mengingat Bapak yang memang tidak bersalah dan sekarang itu menjadi adil bukan?" Sahut Grrycia yang lalu dihangatkan oleh senyuman Pak Andreas
"Terimakasih" Sahut Pak Andreas lagi sambil mengulurkan tangannya pada Grrycia
Entah mengapa Grrycia malah melihat Pak Andreas berbeda kali ini, ia terlalu tampan, lebih dari biasanya
Pak Andreas mengernyitkan dahinya saat Grrycia tak juga menjabat tangannya
Dan Tanpa Pak Andreas duga.
Bukannya menjabat tangannyaa, justru Grrycia malah memeluknya, erat
dengan amat penuh perasaan. Tulus
Jangan tanya Grrycia mendapatkan keberanian darimana, ia sendiripun sulit untuk mengerti, hanya saja ia memang sudah di mabukan oleh pesona Guru tampannya ini
Anggap saja ini balasan dari Grrycia untuk Pak Andreas yang sudah memeluknya begitu saja di dalam mobil kemarin
Pak Andreas hanya tersenyum, tanpa membalas pelukan Grrycia
Ahh Grrycia sudah tidak perduli lagi,
biar saja ada yang melihatnya, biar saja kepala sekolah menyaksikan ini
Toh tidak begini pun, mereka selalu menganggap bahwa kedekatan antara Grrycia dan Pak Andreas berlebihan
Biarkan saja dulu.
Beri Grrycia waktu beberapa saat lagi untuk merasakaan kehangatan yang dimiliki Pak Andreas
Tidak perlu Pak Andreas mengungkapkan perasaanya,tidak perlu berpacaran
Asalkan Nanti Pak Andreas langsung melamarnyaa saja.
Zeinn Andreas
***Grrycia Kiana