Terpaksa Menikahi Tuan Muda Buta

"Ya tuhan,apa yang harus aku lakukan?"Batin Zia yang kini masih memeluk erat Rafael.

"Mengapa kau menangis? Sudah lah jangan cengeng, lihat lah aku,aku bahkan lebih kuat dari mu jadi jangan takut aku merasakan sakit, sakit ku adalah jika kau pergi dariku."Ucap Rafael yang kini telah benar-benar tidak bisa di tingal kan oleh Zia bahkan satu jam pun.

Rafael pun melepaskan pelukan tersebut dan meraba-raba memegang kedua pipi Zia.

"Zia, berjanji lah padaku untuk tidak meningal kan aku."Ucap Rafael.

"Be-berjanji?"Tanya Zia gugup.

"Iya,apa kau tidak bisa? Hmm, tidak apa,aku ini bukan lah orang yang berguna jadi ya lupakan saja."Ucap Rafael terlihat seperti anak kecil yang ngambek akibat tidak di belikan mainan.

"Astaga, jangan bertingkah seperti itu,aku bahkan tidak berniat meninggalkan mu."Ucap Zia tersenyum geli melihat tingkah lucu suaminya.

"Benar kah? Kalau begitu cium aku."Ucap Rafael maja.

Rafael yang dulunya galak dan dingin kini malah menjadi bucin setelah meikahi Zia, di ibaratkan seperti es batu yang bertemu dengan matahari lama-lama juga akan mencair.

Namun apakah kebahagiaan mereka akan berlangsung lama dengan masalah yang kini di rahasiakan oleh Zia, apa Zia akan mengorbankan cinta nya atau tetap membiarkan Rafael buta?

****

Next

Zia pun mencium sekilas pipi Rafael sambil tersenyum.

"Terima kasih."Gumam Rafael layaknya anak kecil yang mendapat kan sebijik permen.

Sementara itu di sisi lain.

"Apa? Andika meningal kan mu?"Ucap mama Laura sambil memegang kedua bahu Sena.

Seminggu yang lalu papa dan mama angkat Zia telah pergi menemui Sena di kota (C) dan kini mereka baru saja pulang kembali ke kota (A) Dan saat di sana Sena dan Andika terlihat baik-baik saja bahkan mereka merencanakan pernikahan namun beberapa hari setelah mama Laura dan papa Frey pulang ke rumah kini tiba-tiba Sena berdiri tepat di depan pintu rumah dengan mata bengkak dan menangis.

"Laura suruh dulu Sena masuk, tidak enak berbicara di sini."Ucap papa Frey menarik tangan mama Laura.

"Ayo,ayo cepat masuk."Ucap mama Laura memegang tangan Sena.

Sementara itu Sena hanya bisa menangis dan menangis.

"Sena apa yang terjadi? Di mana Andika?"Ucap mama Laura mengintrogasi Sena.

"Dia meninggal kan aku ma! Dia ternyata selingkuh dengan perempuan lain!"Jerit Sena yang kini menangis semakin kencang.

"Apa! Bagaimana mungkin!"Ucap papa Frey berdiri dari duduknya.

"Hiksss,aku tidak tau,tapi ini baru terbongkar tadi malam,dia benar-benar memiliki selingkuhan bahkan perempuan itu sudah hamil!"Tangis Sena semakin kuat.

"Apa? Sudah hamil? Jika sudah hamil itu artinya kau lah selingkuhan nya bukan perempuan itu!"Ucap papa Frey membentak Sena.

"Cukup mas! Kamu ini kenapa? Anak kita sendang mendapatkan masalah, seharusnya papa membela dia bukan malah membentak nya "Ucap mama Laura lepas papa Frey.

"Terserah kalian,aku tidak mau ikut campur lagi! Ini juga salah dia telah berani kabur dari pernikahan dan sekarang apa yang terjadi dengan nya? Itu salah mu! Terlalu memanjakan anak!"Ucap papa Frey yang kemudian berjalan masuk ke dalam kamar nya meningal kan mama Laura dan Sena yang duduk di ruang tamu.

"Maaaaa!"Teriak Sena berjalan mendekati mama nya dan menangis sambil memeluk mama Laura.

"Sabar sayang, sabar mama akan selalu ada di sisimu."Ucap mama Laura sambil mengelus punggung Sena.

"Tapi papa membenci ku."Ucap Sena sambil terus menangis.

"Tidak sayang,tapi perkataan papa mu ada benar nya mungkin ini karma karena kau meningal kan Rafael."Ucap mama Laura.

"Lalu aku harus bagaimana? Hikssss, hidup ku sudah sangat hancur maaa!"Ucap Sena seperti anak kecil.

"Tenang lah jangan menangis terus mama tidak bisa berfikir jernih jika kau terus menerus merengek, sekarang lebih baik kau pergi ke kamar mu dan Istirahat."Ucap mama Laura kepada Sena.

"Baik lah ma."Ucap Sena dengan wajah memelas dan terlihat sangat lelah.

Ia pun membawa koper nya lalu berjalan memiliki tangga menuju kamar nya yang berada di lantai atas.

"Benar-benar membuat aku pusing."Ucap mama Laura yang kemudian berdiri dari duduknya dan menuju kamar nya.

Keesokan harinya.

"Zia, sini kamu."Ucap mama Rianti kepada Zia yang baru saja keluar dari kamar rawat inap Rafael.

"Iya ma."Ucap Zia berjalan mendekati mama Rianti.

Saat Zia sudah mendekat mama Rianti pun menarik tangan Zia untuk menjauh dari kama rawat tersebut.

"Sakit ma lepas kan aku."Ucap Zia kepada mama Rianti.

"Kau benar-benar keterlaluan ya Zia!"Ucap mama Rianti menuding Zia.

Posisi mereka sekarang sedang berada di lorong rumah sakit yang masih sepi.

"Ada apa ma? Apa lagi yang telah aku lakukan?"Ucap Zia tak habis fikir.

"Ternyata semua ini ulah mu! Aku tidak menyangka wanita sepolos dirimu akan menjebak keluarga angkat mu sendiri, keluarga yang telah memungut dan membesarkan kamu!"Ucap mama Rianti dengan nada marah nya.

"Ada apa ini ma? Apa yang mama bicarakan aku sama sekali tidak mengerti!"Ucap Zia membela dirinya karena ia memang tidak mengetahui apapun.

"Masih berpura-pura? Aku ingin lihat apa kamu masih bisa berpura-pura, Sena kemari lah."Ucap mama Rianti memanggil Sena yang ternyata sudah sedari tadi menunggu di balik ruangan di lorong tersebut.

Flashback on.

Terlihat mama Laura mondar-mandir di dalam kamar nya dengan raut wajah yang gelisah.

"Laura berhenti lah mondar-mandir aku pusing melihat mu."Ucap papa Frey merasa muak melihat mama Laura yang seperti itu.

"Mas,kamu ini bagaimana? Apa kamu tidak lihat anak kita sedang tertimpa masalah besar,dia sekarang sedang hancur karena di tingal oleh Andika."Ucap mama Laura yang begitu khawatir dengan anak kesayangan nya.

"Aku tidak peduli,dia begitu karena perbuatan nya sendiri,urus saja dia,aku ingin keluar."Ucap papa Frey tak peduli, mengambil jaket nya dan berjalan pergi meninggalkan kamar itu.

"Arghhhh! Aku tidak bisa diam saja, bagaimana mungkin aku membiarkan Zia hidup bahagia sedang kan anak ku Sena hidup sengsara,ini tidak bisa di biar kan walaupun Rafael buta setidaknya dia kaya raya dan Zia tidak pantas dengan Rafael,yang pantas dengan Rafael itu adalah Sena putri ku,aku harus cari cara,aku tidak boleh diam saja."Ucap mana Laura yang kemudian dengan cepat mengambil tas dan kuci mobil nya.

Mama Laura pun dengan cepat berjalan keluar dari rumah nya dan masuk ke dalam mobil.

Bersambung ....