Nasya adalah Seorang gadis yang pintar, cekatan dan Sniper andalan di kelompoknya, Lalu suatu hari tiba-tiba Nasya di tugaskan menyamar menjadi Seorang Mahasiswi dan menjadi gadis polos, seiring perjalanannya menjadi Mahasiswi, Nasya yang menyamar harus mengemban tugas menjadi Sugar Baby Seorang Pria yang telah memiliki tunangan dan akan segera menikah
Apa yang terjadi pada Nasya selanjutnya? Apakah Nasya bisa menjalankan tugasnya menjadi sugar baby dan sniper bersamaan? Saksikan kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YeNitya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"Pak Devan" ucap Nasya yang akhir nya mengeluarkan suara nya dan Devan yang mendengar suara Nasya memanggil nya langsung terdiam di tempat
"Semua sekarang gak sesederhana itu lagi, maaf Aku gak bisa kayak dulu, Aku yang sekarang sangat lah berbeda dengan Aku yang setahun lalu, Pak" jelas Nasya
"Maksud mu Sya, Apa? Aku gak ngerti" ucap Devan dengan suara lembut nya
"Setahun yang lalu seandai nya Bapak mengajak Saya menikah, Saya pasti bahagia dan meninggalkan semua nya untuk menjadi Istri Bapak, tapi itu dulu, kalau sekarang, maaf Aku hanya bisa menolak nya dan silahkan Bapak mencari wanita lain untuk di jadikan Istri Anda" ucap Nasya yang berlalu pergi meninggalkan Devan yang hanya bisa terdiam mendengar penjelasan Nasya yang membuat nya masih membingungkan
Sebenarnya apa yang dia sembunyikan selama setahun ini dari Aku, apa dia sakit? Apa dia sudah menikah dan memiliki suami atau apa??
Devan yang melihat Nasya menolak nya mati-matian untuk kembali pada nya hanya bisa bersabar menghadapi Nasya saat ini
Devan lalu membiarkan Nasya pergi ke kamar Hotel nya saat ini tanpa menyusul nya seperti tadi
Tiga Hari Kemudian
Setelah 3 hari liburan bersama teman-teman nya dan di temani Devan berkeliling Kota Bali, mereka semua saat ini bersiap kembali ke Negara Inggris untuk kembali bekerja lagi
Nasya yang selama 3 hari selalu ada Devan di mana pun, membuat nya menyimpan perasaan nya sedalam mungkin tanpa terlihat di depan Devan sama sekali
Joe dan Martin yang selalu menasehati Nasya untuk tak terlalu bersikap menolak terang-terangan seperti itu, membuat Nasya kadang jarang ikut acara mereka keliling Bali, bahkan terkadang Nasya pergi sendiri tanpa mereka semua dan itu membuat nya lebih nyaman
"Devan, terima kasih sudah meluangkan waktu mu selama 3 hari nemenin Kami" pamit Joe saat ini di Bandara Jakarta, karena setelah ini mereka akan langsung terbang ke Inggris
"Ya sama-sama, Aku titip Nasya ya, tolong jagain dia" ucap Devan yang menatap Nasya dengan lembut, namun Nasya hanya membuang wajah nya dengan cuek
"Bukan kami yang jagain dia, Van tapi dia yang jagain kami berempat" ucap Martin terkekeh
"Maksud nya?" tanya Devan penasaran
"mana bisa wanita sendirian jaga Pria 4 Orang apalagi Pria-Pria ini body nya berotot semuanya" gumam Devan dalam hati
"Gak apa Van, hanya bercanda, ya udah kami kembali dulu ya" sahut Joshua menatap Martin tajam, takut rahasia mereka semua terbongkar jika tidak di stop pembicaraan Martin saat ini, sedangkan yang di tatap hanya senyum cengir saja
"Ya udah, pesawat kami sudah mau berangkat, kami pergi dulu ya Van" pamit Joshua sambil bersalaman dengan Devan satu persatu, sedang kan dengan Nasya, Devan langsung memeluk erat dan menghirup aroma parfum tubuh Nasya sekuat mungkin karena setelah ini mereka mungkin tak akan bertemu kembali
Nasya yang perlakukan begitu oleh Devan hanya bisa diam dan mengikuti kemauan Devan saat ini, kemudian Devan mulai melepas nya dan Nasya pergi tanpa ingin menengok wajah Devan yang menatap nya hingga tak terlihat kembali
Sebenarnya apa pekerjaan mereka berlima, kenapa seperti terlihat sangat misterius sekali ya gumam Devan pelan
Lalu Devan pun kembali ke Apartemen nya seorang diri, Apartemen yang dia tempati bersama dengan Nasya dahulu, tanpa ada yang berubah sedikit pun di sini, aroma Nasya serta pakaian Nasya semua masih melekat di Apartemen ini, jika Devan mengingat Nasya, dia pasti kembali ke Apartemen ini dan tidur sambil memeluk bantal yang sering di peluk oleh Nasya selama mereka tinggal bersama, betapa rindu nya Devan saat ini, pada hal Nasya baru saja meninggalkan nya beberapa jam yang lalu
DI INGGRIS
Setelah pesawat mereka sampai, mereka berpencar untuk kembali ke Apartemen mereka masing-masing
Nasya yang membawa mobil saat ke Bandara ini, langsung mengendarai nya dan pergi ke Apartemen milik nya sendiri
Sesampai nya di Apartemen, Nasya mulai mandi dan bersiap untuk beristirahat, karena besok dia akan mulai kembali bekerja menerima panggilan Bos nya untuk membidik target-target mereka
Pagi Hari nya
Kelima Orang tersebut yang terdiri dari Key, Joe, Martin, Joshua dan Alex sedang menunggu kehadiran Bos mereka di gedung FBI saat ini
Mereka berlima yang sudah di katakan senior karena telah tergabung selama 5 tahun lebih mendapatkan tempat Ruangan tersendiri jika ingin mendapatkan tugas dari Bos mereka
"Lex, kira-kira apa tugas kita kali ini" tebak Joe
"Entah lah, tapi semoga kita berlima tetap bergabung bersama menjalankan misi, karena kalau kita di utus ke Luar Negeri lagi seperti dulu untuk jalan kan masing-masing misi, Aku tak sanggup pisah dengan kalian semua" ungkap Alex
"Halah Lex, bilang aja kamu paling suka nebeng dengan kita semua" sahut Martin
"Ya itu juga sih salah satu nya, Eh Sya, kamu kenapa cemberut terus, padahal baru pulang liburan, kayak baru putusan aja" ledek Martin
"Dia kan masih ninggalin hati di Indonesia jadi nya kayak gak pengen balik kerja lagi" ledek Joshua
Nasya yang di ledek kedua teman nya hanya menatap mereka dengan tatapan tajam saja tanpa ingin mengeluarkan suara nya sama sekali
"Selamat Pagi Guys" sapa Mr. Daniel, Bos mereka
"Gimana setelah liburan? Senang?" tanya nya
"Senang Tuan dan sekarang siap kembali melaksanakan tugas kembali" ucap Joe sebagai yang tertua dan yang memegang jabatan Ketua di Tim mereka
"Oke, Saya barusan dapat info kembali dari para Pihak berwajib di Indonesia, ternyata Mr.Malvin yang kalian habisi beberapa hari lalu itu selamat dan dia menghilang setelah di Rumah Sakit saat Dokter ingin memeriksa nya saat itu" ucap Daniel
"Apa?" tanya kelima nya serempak dan terkejut saat ini
"Kenapa bisa? Pada hal Aku sudah memeriksa nya sendiri saat di tempat kejadian perkara" ucap Joe bingung
"Tadi kami mendapat telpon dari pihak Indonesia, mereka meminta Sniper kita untuk berangkat ke Indonesia saat ini juga" ucap Daniel
"Apa? Jadi Nasya yang berangkat sendirian?" tanya Martin
"Ya Martin, Saya sudah melapor ke atasan tadi dan mereka setuju jika Nasya mendampingi Petugas di sana dan kebetulan Nasya juga lama kan tinggal di Indonesia jadi sudah paham bagaimana situasi dan kondisi di sana" jelas Daniel, Bos Nasya
"Baik Bos, kalau gitu Aku akan berangkat ke sana dan menemui Petugas di sana saat tiba di Indonesia" ucap Nasya
"Iya Sya, kematian Mr.Malvin adalah tanggung jawab mu yang belum tuntas, dia saat ini masih bersembunyi sambil menyembuhkan luka nya. Saya harap kamu selalu berhati-hati di sana karena ke empat Orang ini tidak akan mendampingi mu selama bertugas di Indonesia, jadi hanya kamu dan Petugas Indonesia yang berkolaborasi menghabisi Mr. Malvin" ucap Daniel
"Siap Bos, Aku akan menyelesaikan misi ku secepat nya" ucap Nasya tegas