Jingga pikir hidupnya sudah begitu sempurna dengan kebahagiaan. Menikah dengan pria yang sangat dicintainya dan memiliki seorang putri cantik berusia dua tahun.
Namun semua kebahagiaan itu seketika lenyap, saat mengetahui suaminya berselingkuh dengan sepupunya sendiri. Apalagi saat sang suami mengatakan jika selama ini pria itu mencintai wanita tersebut, dan menikah dengannya hanya karena membalas kebaikan kedua orang tua Jingga yang sudah mengangkatnya sebagai anak.
Jingga yang merasa hancur karena kebahagiaan yang selama ini dirasakannya ternyata semu, mendapatkan kesempatan kedua untuk mengulang hidupnya saat sebuah mobil menabraknya.
Jingga pun akhirnya kembali ke masa lalu di mana pernikahan itu belum terjadi. Apa yang akan dilakukan Jingga selanjutnya? Apakah dia akan tetap menikah dengan Bayu setelah pengkhianatan yang dilakukan pria itu. Ataukah Jingga akan membalas perbuatan mereka, dan melepas suaminya yang berarti putri kecilnya pun akan hilang tak pernah dilahirkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Maaf.., apa kau sedang berbicara denganku?" tanya Jingga dengan memberanikan diri pada pria asing tersebut, meskipun ia merasa ucapan pria itu memang tertuju untuknya.
Pria itu hanya tersenyum lalu beranjak dari tempat duduknya dengan melangkah mendekat. "Kau wanita yang tangguh. Yakinlah apa yang terjadi padamu saat ini, untuk merubah kehidupanmu di masa mendatang," ucapnya dengan berlalu dari cafe tersebut setelah menaruh sesuatu ke atas meja.
Jingga yang masih bingung dengan maksud perkataan pria asing tersebut, menatap ke atas meja dengan kening berkerut.
"Bukankah ini..." Ia menyentuh setangkai bunga tulip berwarna Jingga yang ada di atas meja tersebut.
Bunga pemberian pria asing tadi adalah salah satu bunga favoritnya, dan bunga tersebut mengingatkan dirinya pada sosok yang baru-baru ini ia temui.
Jingga pun bergegas beranjak dari tempat tersebut untuk menyusul pria asing tadi. Namun sayang pria itu tidak ia temukan meskipun telah mencarinya sampai ke tempat parkir.
"Di mana dia?" gumamnya dengan menatap sekitar. "Aku harus menemukannya, karena pria itu pasti memiliki jawaban atas keberadaanku di sini."
Ya, Jingga baru mengingat siapa sosok pria asing tersebut. Pria yang sama, yang hampir saja tertabrak mobil jika saja ia tidak cepat menariknya ke bahu jalan. Dan kalau tidak salah kejadian itu terjadi tepat di hari ia mengalami kecelakaan, lebih tepatnya sore hari saat Jingga pergi untuk membeli cake ulang tahun untuk Biru.
Flash back on.
Jingga berjalan menuju toko kue langganannya dengan tergesa, karena tidak ingin terlalu lama meninggalkan Liora dengan pembantunya. Namun langkah kakinya terhenti saat melihat sosok pria yang tengah menyebrang jalan tanpa menyadari ada sebuah mobil yang melaju dengan sangat kencang kearah pria tersebut. Dengan cepat Jingga pun menariknya ke bahu jalan untuk menolong tanpa memperdulikan keselamatannya sendiri.
"Tuan, Anda baik-baik saja?" tanya Jingga dengan khawatir setelah berhasil menyelamatkan pria asing tersebut.
"Aku baik-baik saja. Terima kasih Anda telah—"
"Anda ini punya mata tidak? Menyebrang jalan tanpa lihat-lihat, kalau mobil tadi menabrak Anda bagaimana?" sela Jingga dengan sedikit menghardik, saat melihat pria asing tersebut menjawab kekhawatirannya dengan sebuah senyuman ceria. Padahal Jingga sangat ketakutan, karena sedetik saja ia terlambat maka mobil tersebut akan menabrak tubuh mereka dengan sangat kencang.
"Maaf... " pria itu hanya mengatakan kata maaf dengan menundukkan kepalanya.
Menyadari tindakannya yang terlalu berlebihan dalam memarahi pria asing tersebut, Jingga pun merasa tidak enak hati.
"Lain kali berhati-hatilah jika ingin menyebrang jalan," ucapnya sembari beranjak dari tempat tersebut.
"Tunggu....!"
Jingga menghentikan langkahnya, lalu menatap pria asing tersebut yang tengah mengambil sesuatu dari balik jas yang dikenakannya.
"Terimalah ini." Pria asing itu menyerahkan setangkai bunga tulip.
Jingga yang bingung pun hanya diam menatap bunga yang berwarna Jingga seperti namanya.
"Ambilah sebagai rasa terima kasih, karena telah menyelamatkanku." Dengan memaksa pria itu menarik tangan wanita yang ada di hadapannya. "Kau wanita yang baik. Bunga ini akan membawa keberuntungan dan perubahan di dalam hidupmu."
Jingga yang masih terdiam, menatap pria asing tersebut dengan bingung. Belum sempat ia bertanya sesuatu, pria itu sudah lebih dulu pergi dengan melambaikan tangannya.
"Aneh..." gerutu Jingga dengan melangkahkan kakinya menuju toko kue yang berada di seberang jalan, sembari membawa bunga tulip pemberian pria asing tersebut.
Flashback off.
"Bagaimana ini? Aku harus mencari kemana?" Jingga terus mencari keberadaan pria asing tersebut, lalu tersenyum saat melihat sosok pria itu yang berada di seberang jalan.
Karena tidak ingin kehilangan jejak pria asing tersebut, Jingga pun berlari mengejarnya tanpa menyadari ada sebuah motor yang melaju kencang kearahnya, hingga tiba-tiba tubuhnya terasa ditarik ke belakang oleh seseorang.
"Hei, kau gila ya?" hardik sebuah suara yang begitu dikenali Jingga.
"Kau ..." Jingga yang terkejut, menatap tak percaya pada sosok yang kini berdiri di hadapannya.