Zein terkejut saat melihat gadis yang selama ini dicarinya duduk di depannya sebagai calon 'Baby' nya.
"Mulai sekarang kau adalah milikku dan aku tidak akan melepaskanmu!"
Hilang sudah harapan Pamela untuk membatalkan niatnya menjadi seorang 'Baby'. Apakah Kak Rayhan, cinta pertamanya akan tetap menerimanya kalau dia tahu dirinya adalah seorang 'Baby'?
Warning!!!
-Ada unsur 21+ di beberapa bab (tidak semua bab)
-Bukan novel mes um, jadi jangan berekspektasi lebih karena judulnya
-Jika suka mohon tinggalkan jejak sebagai dukungan, jika tidak suka mohon tidak dibaca dan jangan berkomentar buruk (kritik dan saran membangun tetap otor harapkan!)
Terimakasih banyak buat yang berkenan mampir😘😘😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izzati Zah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Ratna akhirnya pulang ke rumah, setelah kondisi Mas Pras, suaminya dinyatakan stabil.
Ratna masuk ke kamar lalu mengunci pintunya dari dalam. Di dalam kamar itulah akhirnya Ratna bisa menangis sepuasnya. Meluapkan emosi dan sakit hatinya yang sempat tertahan. Ah, sesak sekali rasanya. Meski dia mencoba terlihat tegar demi melakukan apa yang harus dilakukannya sebagai seorang istri, tapi hatinya sakit sekali. Yah, dia hanyalah manusia biasa. Bukan malaikat atau patung. Perasaannya sangatlah halus meski dalam bersikap Ratna selalu hati-hati dan terkendali.
Mas Pras dimatanya selama ini adalah sosok suami yang sangat mencintai dan memanjakannya. Bertanggung jawab, pekerja keras, selalu ada untuk keluarga, dan memenuhi semua kebutuhan keluarganya. Dan hidupnya pun terasa lengkap dan sempurna. Namun ketika suaminya sedikit demi sedikit menapaki jenjang karir yang semakin tinggi, Ratna bukannya merasa senang tapi justru khawatir. Apa yang menjadi godaan dan ambisi terbesar seorang pria? Harta, tahta, dan wanita. Akankah suaminya kuat menghadapi ujian dunia? Sesuatu yang fana dan akan menyeret manusia-manusia serakah dalam kehancuran.
Dan kini kekhawatirannya menjadi kenyataan. Hatinya hancur berkeping-keping, saat tahu bahwa suaminya, lelaki yang telah bertahun-tahun hidup bersama dan orang yang paling dia percaya ternyata tega mengkhianatinya. Ingin rasanya Ratna pergi, meninggalkan mahligai yang telah mereka bangun bersama. Mahligai yang telah hancur dalam sekejap dan hanya meninggalkan luka. Tapi Ratna juga tidak bisa mengabaikannya begitu saja. Saat melihat Mas Pras terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Biar bagaimanapun Mas Pras adalah suaminya, ayah dari anak-anaknya, keluarganya. Mereka telah bertahun-tahun hidup bersama dalam ikatan pernikahan. Sebuah ikatan yang begitu kuat di hadapan Allah Swt, Tuhannya. Maka Ratna tetap merasa bertanggung jawab atas keselamatan dan kehidupan keluarganya, termasuk suaminya, dunia dan akhirat. Dan betapapun hatinya telah terluka, Ratna telah memutuskan untuk bertahan, demi keutuhan keluarga kecilnya dan demi menunaikan kewajibannya kepada Tuhan, untuk menjadi istri sholehah dan berbakti pada suami.
Untunglah kondisi suaminya telah membaik. Mas Pras terkena serangan jantung. Tapi dokter telah memberikan penanganan terbaik di waktu yang tepat. Kata dokter dalam beberapa hari kedepan Mas Pras bisa pulih dan segera pulang kerumah. Selama di rumah sakit, Ratna tidak mau membahas apapun, selain melayani segala keperluan suaminya seperti biasa. Dan masih bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Ratna hanya ingin melihat, sejauh apa suaminya peka terhadap kesalahannya dan apa yang akan dilakukan suaminya selanjutnya.
Setelah beberapa hari, akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Dokter mengizinkan Mas Pras kembali pulang ke rumah. Mas Pras pulang ke rumah dan disambut dengan suka cita oleh anak-anaknya. Yah, Ratna tidak mau melibatkan anak-anaknya dan memilih menyimpan luka itu sendirian. Biarlah anak-anak tetap punya sosok Ayah yang pantas dibanggakan. Bukan Ayah yang memalukan dan melukai hati keluarganya.
Maka malam hari, setelah selesai sholat isya dan mereka telah berada di dalam kamar berdua saja, tiba-tiba Mas Pras bersimpuh di pangkuannya sambil terisak.
"Maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku Ratna...aku telah khilaf..."
Ratna yang terkejut ingin menghindar, tapi Mas Pras menahannya.
"Mas, apa tidak cukup semua yang kamu miliki? Harta, kedudukan, juga keluarga kecil kita yang bahagia. Apa tidak cukup aku bagimu Mas?"
Ah betapa sakit hatinya jika ingat Mas Pras selalu bilang dirinyalah satu-satunya. Tapi kenyataan yang dilihatnya kemarin justru berkata sebaliknya.
"Aku mencintaimu Ratna, aku masih sangat mencintaimu Ratna, tolong jangan pergi, jangan tinggalkan aku, aku tidak bisa hidup tanpamu..."
"Jangan katakan itu kalau prilakumu tak sesuai perkataanmu Mas, itu hanya menyakitiku! Ingatlah Mas, saat manusia merasa tak cukup dengan nikmat yang halal, maka dia telah serakah dan hanya kehancuran yang akan menunggunya..."
Kata-kata Ratna terasa menghujam di relung hati Mas Pras. Betapa tajam, dan begitu pahit menelan kebenaran. Jadi selama ini dia tak lebih dari orang yang serakah? Dan seketika jabatan dan harta yang diusahakannya dengan susah payah terasa tak ada artinya lagi.
Dan Mas Pras Pun semakin terisak hingga tersungkur di kaki Ratna.
"Maafkan aku Ratna, maafkan aku..."
Meskipun maaf tak cukup, hanya kata itu yang sanggup keluar dari mulutnya.
"Jangan begitu Mas, bangunlah!"
Tapi Mas Pras tetap memegamg kakinya erat-erat.
"Tanpa kau minta pun aku sudah memaafkanmu Mas, sekarang bertobatlah pada Tuhanmu, Allah masih memberimu kesempatan untuk hidup. Sekarang tinggal kamu yang harus memilih Mas, ingin hidup dan mati dengan terhormat atau ingin mati konyol dan hina di pelukan pelac*r!"
Dan lagi, kata-kata itu meluncur bagai anak panah yang tepat mengenai sasaran. Kebenaran yang begitu menyakitkan. Kesombongan dan keserakahannya telah membuatnya bangga akan dosa-dosa. Betapa konyol dan hinanya dirinya. Apa jadinya kalau apa yang telah diperjuangkannya susah payah dalam hidup hilang begitu saja. Masih pantaskah dia hidup dengan terhormat?
Dan Mas Pras justru semakin terisak mendengar peringatan isterinya. Masih pantaskah dia bertobat?
"Bertobatlah Mas! Semua manusia punya dosa dan punya aib. Selagi Allah Swt masih menutupi aibmu bertobatlah. Tidak ada kata terlambat selama jantung masih berdetak..."
Ratna lalu membantu Mas Pras untuk bangkit lalu memeluknya. Ada sesuatu yang luruh bersama itu. Kemarahan dan rasa sakit hatinya kini berganti keikhlasan. Dirinya juga tak lebih dari manusia biasa. Yang bisa khilaf dan berdosa. Melihat kesungguhan suaminya membuat hatinya tersentuh. Apakah pantas seorang hamba mengkuhum hamba yang lain? Sementara Allah maha pengampun? Ah, Ratna pun merasa dirinya juga masih banyak dosa. Dan dia juga hanya bisa mengharap ampunan Rab-nya.
"Terimakasih, terimakasih banyak Ratna, sungguh kamu isteri yang luar biasa. Sungguh berdosa aku yang telah menyakitimu..."
Mas Pras membalas pelukan isterinya, lalu menenggelamkan kepalanya di dada Ratna. Berharap mendapat maaf dan ketenangan disana.
"Aku bukan melakukannya untukmu Mas, aku melakukannya karena kewajibanku pada Tuhanku. Sudah sepantasnya isteri berbakti pada suami, saling menasehati dan mengingatkan, supaya bisa bersama-sama menuju surga-Nya kelak..."
"Amin.."
Ah betapa beruntungnya Mas Pras mendapatkan isteri seperti Ratna. Terbuat dari apakah hatimu sayang?
Sungguh Pras sangat menyesali perbuatannya. Selama ini dia sangat mencintai Ratna. Sungguh hanya Ratna lah yang bertahta di hatinya. Dia bekerja keras siang dan malam. Semata-mata demi membahagiakan keluarga kecilnya. Menjadi suami dan ayah yang pantas bagi keluarganya. Tapi ketika tujuannya telah teraih Mas Pras justru merasa besar kepala. Dia berfikir sungguh hebat bisa meraih itu semua. Betapa bekerja kerasnya dia, hingga dia sejenak ingin bersenang-senang dan mencoba sebuah kenikmatan yang haram.
"Sudah Mas, sudah...aku telah memaafkanmu..."
Kata Ratna akhirnya sambil mengelus-elus kepala Mas Pras yang masih bersandar di dadanya.
Kalau diingat-ingat, betapa banyak kebaikan Mas Pras yang dilakukan untuknya dan anak-anak selama ini. Tidak adil jika semua kebaikan itu terhapus hanya karena sebuah kesalahan. Dan Ratna berusaha untuk berlapang dada. Mungkin inilah ujian rumah tangga yang harus dihadapinya.
Semoga Mas Pras lulus dalam ujian kesetiaan dan dirinya lulus dalam ujian kesabaran. Dan semoga Allah mengampuni mereka berdua dan memberikan keberkahan dalam rumah tangga mereka sampai ke surga kelak.
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu