NovelToon NovelToon
Boss Kekasih Adikku

Boss Kekasih Adikku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:12.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yudhi Nita

Valeria bahagia ketika sang adik, Cantika diterima sebagai sekertaris di sebuah perusahaan. Setelah 3 bulan bekerja, Cantika menjalin hubungan dengan pimpinannya.

Ketika Cantika mengenalkan sang pimpinan kepada Valeria, dia terkejut karena pria itu adalah Surya, orang yang dulu pernah menjalin cinta dengannya sewaktu SMU, bahkan pernah merenggut keperawanannya.

Apakah yang Valeria lakukan selanjutnya? Apa yang akan terjadi pada mereka? Apakah hubungan mereka akan berlanjut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhi Nita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 27

Back to story

Aku duduk termenung di tempat tidur rumah sakit setelah Surya dan Cantika pulang. Merasa sebal kepada diri sendiri, malam itu pukul 11.00 dan mata ini masih sangat terbuka, belum ada rasa kantuk terselip sedikit pun.

Mama telah tidur di bed samping tempat penunggu pasien. Kasihan mama, aku sangat merepotkan dia. Seharusnya aku ga memaksakan diri untuk kerja lembur hanya untuk melupakan sesuatu, jadinya malah merepotkan semua orang.

Kuambil sebuah apel dari parcel yang dibawakan Cantika dan Surya. Menggigit apel itu, sambil membuka gawai. Mengetik beberapa resep di kolom pencarian, jika bengong tidak ada yang bisa kukerjakan, hanya hobby yang bisa dilakukan. Hingga waktu menunjukkan pukul 01.00 dini hari, baru aku bisa tidur.

***

Sehari kemudian, dokter memperbolehkanku untuk pulang dengan syarat istirahat di rumah selama tiga hari lagi, setelah itu boleh beraktivitas seperti biasa. Sebegitu ketatkah aturannya, jika merasa sehat apa tidak boleh beraktivitas? Pasti kerjaanku menumpuk di kantor.

Daripada tidak boleh pulang, aku setuju saja dengan dokter yang kuketahui namanya di hari kedua menginap di kamar itu, dr. Hotland. Sepertinya dia adalah dokter yang disiplin dan tidak suka bila pasien tidak taat dengan anjurannya.

Esok harinya aku pulang, papa menjemput kami. Setiba di rumah, benar apa kata dokter itu, aku masih terhuyung saat berjalan. Jadi, tiga hari ke depan aku harus stay di tempat tidur.

Sangatlah bosan berada di kamar terus. Iseng kubuka akun media sosialku yang tidak pernah aku buka sejak membuatnya. Ga ada waktu untuk mengutak atiknya. Ternyata banyak teman yang ingin follow akunku. Semua yang kukenal kuterima saja. Ada beberapa yang sedang online. Tiba-tiba Denis, teman sekelasku sewaktu SMP, mengirim pesan padaku.

[Hay Valeria ya]

[Iya, Denis ya? Apa kabar?]

[Baik, Val. Kamu?]

[Baik juga]

[Udah punya anak berapa, Val?]

[Weh, suami aja belum dapet kok nanya anak? *emot ketawa*]

[Hahaha, maaf, Val.]

[Ga apa-apa, udah biasa. Kamu punya anak berapa?]

[Belum juga, orang kerjaan juga belum punya. Val, kalau ada lowongan kerja, kasih tau aku ya?]

[Oh ya, Denis.]

Kasihan Denis, semoga segera ada info untuknya. Dia sedang membutuhkan uang untuk membayar sisa biaya operasi ibunya. Dia merupakan temanku yang lumayan pandai, sayangnya keberuntungan belum berpihak padanya. Kantorku pun belum memerlukan tambahan karyawan.

Kami mengakhiri pembicaraan setelah aku menanyai riwayat pekerjaannya. Ternyata dia pernah menjadi pengawas produksi di perusahaan yang telah collaps. Sebenarnya mudah bagiku memasukkannya di perusahaan mitra jika mereka memerlukan karyawan, tetapi aku pun harus tahu potensinya.

Kututup akunku, sebelumnya aku meminta nomor yang bisa dihubungi pada Denis jika nanti aku punya info tentang pekerjaan.

***

Akhirnya setelah tiga hari, aku bisa berangkat kerja. Pekerjaan begitu menumpuk, tetapi kuselesaikan pelan-pelan dan tidak melupakan jam makanku. Mama selalu membekaliku dengan makanan bergizi, agar aku tetap fit.

Satu bulan kemudian, tiba waktunya kegiatan outbond, semua karyawan terlihat senang dengan kegiatan itu, tetapi di akhir acara, Mas Dirga bagian monitoring di salah satu bagian produksi tiba-tiba merasa kesakitan dan memegang dada kirinya.

Aku berlari menuju ke arahnya, "Kenapa, Mas?"

Dia hanya meringis, tampaknya nyeri yang amat sangat dia rasa, hingga tidak mampu berkata apapun.

"Tolong, antar Mas Dirga ke rumah sakit terdekat, mana Pak satpam?" tanyaku tergesa-gesa.

Semua karyawan mengerumuni Mas Dirga. Mencoba memberi minyak angin dan sebagainya, tetapi Mas Dirga seolah tidak berkurang rasa sakitnya.

Pak satpam menyiapkan mobil, beberapa karyawan laki-laki menggotong Mas Dirga masuk ke mobil. Aku dan Pak Ridho menemaninya. Tak lupa aku berpesan pada para karyawan yang tinggal, untuk membubarkan acara dan kembali ke kota kami lagi.

"Sebentar ya, Mas. Bentar lagi sampai," ujarku menenangkan Mas Dirga.

Segera setelah sampai di rumah sakit, para perawat menurunkan Mas Dirga. Membawanya masuk ke ICU. Untung dokter segera datang dan menanganinya. Ternyata Mas Dirga terkena serangan jantung, untung masih bisa tertangani, tetapi dia harus dirawat selama beberapa bulan di rumah sakit. Aku pun mengurus asuransi untuk Mas Dirga. Setelah pihak keluarga telah diberi tahu dan akan datang, aku pun pulang dengan pak satpam. Pak Ridho masih akan tinggal di rumah sakit hingga keluarga datang.

"Bu, silahkan duluan saja, saya masih akan di sini. Nanti jika pihak keluarga datang, saya akan pulang."

Aku mengangguk, "Hati-hati ya, Pak. Makasih."

Aku pulang malam itu bersama pak satpam.

***

Urusan monitoring awalnya terkondisikan, tetapi lama kelamaan para karyawan produksi merasa kesulitan, banyak yang belum berpengalaman, aku berpikir siapa yang bisa menggantikan sementara posisi Mas Dirga selama dia berada di rumah sakit. Ah, kenapa tidak meminta tolong Denis? Sementara waktu dia bisa membantuku.

Aku menghubunginya, ternyata Denis menyambutnya dengan senang, meski hanya sementara, ya untuk mengisi waktu sembari dia menunggu pekerjaan lain.

Esok hari, Denis telah mulai bekerja di bagian produksi. Ternyata kerjanya bagus juga, dia akan membantuku di sini selama Mas Dirga dirawat di rumah sakit. Sebagai rasa terima kasih, aku bantu promosikan dia di perusahaan lain.

Selama satu bulan, Denis bekerja di kantorku, dia juga rajin dan tidak pernah melakukan kecurangan. Selama aku mengenalnya dulu, memang dia masuk ke kategori siswa teladan. Riwayat hidupnya baik.

Denis pun dekat denganku, kadang aku menumpang motornya, kadang dia yang numpang mobilku, tapi kami hanya sebatas teman. Pernah juga kami makan bareng di restoran.

Hingga suatu saat kedekatan kami tercium oleh Surya.

1
Nenie Chusniyah
luar biasa
💞DARRA💞💖
Luar biasa
christina paya wan
sampai bab ini jln ceritanya masih stuck di serapan,berangkat kerja,pulang kerja,berehat mlm..
Lis Mika
hebat karyamu
Lis Mika
hebat.Ceritanya juga oke
muli ana
suka ceritanya, bagus, alur cerita gampang di mengerti
Kacong Kacung
Kecewa
Sabaku No Gaara
Luar biasa
Sabaku No Gaara
astaga cantikaaaaa....
Anisah
Luar biasa
Christy Ling
bagus
Anita 123
eapq
🇮🇩A Firdaus🇰🇷
cerita nya kok jadi bertele-tele ya malah jadi greget
AR Althafunisa
😭😭😭😭😭😭
AR Althafunisa
ya Allah Cantika... bersyukur masih bisa punya anak ya walau cara dapatnya salah, bersyukur Denis baik mau bertanggung jawab dan sabar. Banyak orang-irang kepingin hamil aja susah 😭😭
berharap anaknya ga cacat semoga, berkali-kali mencoba digugurin 😌😩
AR Althafunisa
Jadikan Denis orang sukses Thor 😩
AR Althafunisa
kasihan Denis 😭😭😭
AR Althafunisa
Ini tiga-tiga ngeselin, Hellen si gatel, dan Surya terlalu ga peka apa emang maunya. Si Val lagi, apa-apa ga ngomong. kalau dia ngomong kan si Surya bisa waspada kalau dijebak 😩
AR Althafunisa
yawelah... Cantika beres datang si Ellen apa telen 😏
AR Althafunisa
Denis laki-laki bertanggung jawab, lelaki sayang sama ibu otomatis akan sayang sama istri. Dan iringi istri yang pengertian dan menerima, entahlah Cantika. Sesuai namanya CANTIK tidak perilakunya. Kasihan Denis 😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!