Akibat Sandiwaraku

Keesokannya, di kantor Kaka.

Kaka masih datang ke kantornya dengan muka lebam. Semua karyawan bertanya-tanya melihat wajah atasan yang lebam.

"Kenapa wajah si bos?" tanya karyawan 1.

"Iya yah...kenapa? Siapa tuh yang bikin wajah ganteng bos kayak gitu?" ucap karyawan satunya lagi.

" Hei, kalian. Stop ghibahi atasan kalian. Kalian mau dipecat kalo sampe bos denger kalian ngeghibahin dia," ucap Alex mengingatkan bawahannya. Ia mendengar karyawan yang sedang membicarakan Kaka.

" M... maaf pak," ucap ke dua karyawan.

Alex pun langsung melenggang masuk lift untuk ke ruangannya. Sebelum ke ruangannya, Alex menuju ke ruangan Kaka. Ruangan mereka berada di lantai yang sama.

Tok... tok...

Alex mengetuk pintu ruangan Kaka perlahan. Alex langsung masuk ke dalam ruangan Karena tidak ada jawaban dari dalam. Alex yang melihat Kaka sibuk bergelut dengan leptopnya langsung menhampiri dan duduk di depan meja Kaka.

Kaka mendongakkan kepalanya menatap Alex yang sudah duduk di kursi depan mejanya.

"Sorry bro, gue tadi udah ngetuk pintu, tapi gue liat Lo sibuk sama tu. Jadi, gue langsung masuk aja," ucap Alex menjelaskan sambil menunjuk leptop Kaka. Kaka menghentikan aktivitasnya dan menyenderkan punggungnya di kursinya.

"Muka loh masih sakit," tanya Alex dengan menunjuk muka Kaka.

"Sedikit," Jawab Kaka.

" Jadi, loh mau menjarahi tu Abg?" tanya Alex. Kaka yang mendengarnya hanya mengernyitkan dahinya.

" Entahlah," jawab Kaka dengan menghela nafas.

" Kasian, kalo Lo bener menjarahi dia. Mending loh pacarin aja tu cewek, daripada loh penjarai."

" Loh ngomong apa?" jawab Kaka yang kesal.

" Yah, kalo gue jadi loh, gue pacarin tu cewek, cantik, masih muda, masih unyu-unyu," jawab Alex sambil tersenyum.

" Ya udah loh pacarin aja, setelah ia keluar dari penjara," ucap Kaka dengan sedikit emosi.

" Maunya sih gue pacarin, tapi kan dia cintanya sama elo," jawab Alex tertawa. Kaka hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah asisten sekaligus sahabatnya.

" Jadi, lo serius mau jeblosi dia ke penjara? Parah loh Ka, kasihan dia, masa depannya masih panjang," Alex melanjutkan ucapannya.

" Masalah, buat loh?" ucap Kaka datar.

"Nggak sih, kasian aja liatnya cantik-cantik mantan napi jadinya," ucap Alex tertawa.

" Gue akan tunggu niat baiknya buat klarifikasi sampe 3 hari dari kemarin, kalo dia nggak mau, bearti itu pilihannya," ucap Kaka.

"Bukannya dia udah mau klarifikasi? Lagian apa salahnya sih kalo ia ingin mengklarifikasi dengan wajah samarannya, yang orang tau itu wajah samarannya bukan wajah aslinya?" jawab Alex.

"Gue lihat kemarin, kayaknya ia sudah menyesali perbuatannya dan sepertinya dia sangat tertekan sekarang," lanjut Alex, Kaka hanya diam memikirkan ucapan Alex. Kaka juga melihat Mei yang sudah sangat tertekan dan menyesali perbuatannya.

" Lo denger saran dari gue, tapi, terserah lo mau denger apa nggak? Sebaiknya, loh pikirin lagi buat menjarahinya. Dah, gue ke ruangan gue dulu," Alex meninggalkan Kaka menuju ruangannya. Kaka diam memikirkan ucapan Alex.

*****

Hari ini Mei tidak masuk sekolah seperti biasanya. Ia sakit karena memikirkan pertemuan dengan Kaka di restoran kemarin.

Mei yang berbaring di tempat tidur kamarnya terus menangis.

" Sayang, kamu kenapa menangis? Apa kepalamu masih sakit?" ucap Mama Lia yang melihat Mei menangis. Mei yang melihat mamanya duduk di sampingnya, bangkit dari tidurnya langsung memeluk mamanya.

" Apa masih sakit?" tanya Mama Lia, dijawab gelengan oleh Mei.

" Terus kenapa nangis? Kamu ada masalah?" tanya Mama Lia dan melepaskan pelukannya dan mengusap air mata putrinya lalu beralih memegang kedua bahu Mei sambil menatap putrinya.

Mei yang melihat tatapan mata mamanya malah semakin menangis dan memeluk erat mamanya.

" Cerita sama mama, kalo punya masalah," ucap Mama Lia sambil mengelus punggung Mei.

" M... ma," ucap Mei terputus.

" Apa sayang?" ucap Mama Lia sambil mengusap air mata Mei.

" Ka-lo Mei mela-kukan kesalahan yang membuat malu mama dan papa, apa mama dan papa mau memaafkan Mei?" ucap Mei terbata. Mamanya kaget mendengar ucapan Mei, karena yang ia tahu Mei anak yang selalu menjaga nama baik keluarganya.

" Apa maksudmu Mei, membuat malu mama dan papa? Apa kamu hamil?" ucap Mama lia sedikit membentak dan menatap wajah Mei. Mei yang mendengarnya pun terkejut dengan ucapan mamanya.

" Jawab mama Mei! Apa bener kamu hamil?" ucap Mama Lia yang ikut menangis dan menggoncang-goncangkan tubuh Mei. Mei terdiam melihat mamanya dan tak menjawab.

" Lah, kenapa jadi gini?" ucap Mei dalam hati.

" Ma... anak mama ini masih perawan," ucap Mei menenangkan mamanya. Mama Lia yang mendengarnya pun merasa lega, lalu memeluk Mei.

" Syukurlah, mama kira kamu hamil. Terus maksud kamu apa membuat malu keluarga?" tanya mama Lia yang telah menguraikan pelukannya.

" Nggak kok ma, Mei cuma ngeprank mama aja," ucap Mei tertawa.

" Kamu yah, jantung mama udah mau copot malah kamu becandai mama," ucap Mama Lia sambil memukul pelan pundak Mei.

" Yah... kan mama tau Mei jago akting," ucap Mei sambil tertawa. Mamanya mengusap puncak kepala Mei.

" Ya sudah, buruan cuci muka. Mama tunggu di bawah, kita makan sama- sama," ucap Mama Lia lalu pergi meninggalkan Mei di kamarnya.

"Hah, gimana gue mau jujur? Belum cerita apa-apa aja udah kaya gitu reaksi mama, apalagi papa yang dengernya. Maafkan Mei ma, pa!" gumamnya setelah melihat mamanya keluar dari dalam kamarnya.

Mei bangkit dari duduknya, berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan mukanya. Setelahnya Mei bergegas turun ke bawah menuju meja makan yang sudah ditunggu mamanya.

Bersambung

Jangan lupa di Vote, like dan komentarnya ya kakak🤗😘