Haniyah gadis berparas cantik di sebuah pesantren terkenal di kota C. Peraturan pondok nya yang membuat dirinya tak bisa memiliki status hubungan yang jelas harus menerima hubungannya dengan pria yang ia sukai hanya sebatas adik kakak.
Hingga suatu hari Abah nya meninggal dan terpaksa menikah pada saat itu juga di depan jenazah Abahnya.
Ig: @euisrossy_96
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Habeebah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berbagi Mie
Hari itu seperti biasa Haniyah bangun pagi-pagi sekali. Setelah membersihkan tubuh ia melaksanakan sholat tahajjud.
Selesai sholat tahajjud Haniyah pun beranjak pergi ke rak makan guna mengambil tepak makan nya. Namun alangkah terkejut nya karena Haniyah lupa menyimpan tepak makan nya di deretan na'am. Tepak Haniyah tampak di deretan tepak bertuliskan la.
"Yah gimana ini? Mana belum sahur lagi" gerutu Haniyah
Haniyah pun berjalan menuju dapur untuk mengambil sendiri makan nya. Namun ia mendapati semua menu di sana sudah habis, hanya tinggal nasi.
"Kenapa mesti lupa naro tepak sih? Jadi gak kebagian sahur kan, masa makan nasi doang?" kesal Haniyah
"Ahh ke kantin ajah mudah-mudahan Mba May belum pulang" ide Haniyah
Haniyah setengah berlari menuju kantin yang berada di antara asrama putra dan putri.
"Alhamdulillah belum pulang" sambil ngos-ngosan
"Mba May, bikinin ana mie rebus dong" pinta Haniyah
"Eh ana dulu dong yang udah duluan" tiba-tiba terdengar suara santri putra yang kesal
"Eh ana duluan kali" teriak Haniyah
"Gak, ana dulu yang nyampe iya kan mba May?" kekeh santri putra itu
"Ana, ayo mba May bikinin nanti keburu imsak" rengek Haniyah
"Ihh udah! Mba Niyah, Zein ga usah rebutan!" mba May melerai Zein dan Haniyah
"Hah, Zein?" batin Haniyah
"Niyah?" batin Zein juga
Mereka sama-sama terdiam.
"Biarkan Zein duluan mba May" Haniyah mengalah
"Ih gak papa mba, Niyah aja duluan" pinta Zein
Mba May hanya menggelengkan kepala menghadapi Zein dan Haniyah yang tiba-tiba bertolak belakang saat tadi mereka datang.
"Tadi rebutan, sekarang saling mengalah. Gimana sih kalian?" kesal Mba May
"Mm-Zein ajah duluin mba kasian. Bentar lagi tahrim dia kan harus mulai wirid sebelum sholat subuh" jelas Haniyah
"Ya udah tunggu dulu bentar" mba May pun akhir nya membuatkan mie untuk Zein terlebih dahulu.
Tak butuh waktu lama akhirnya mie rebus tersebut matang.
Blupp
Tiba-tiba api di kompor tersebut mati.
"Yah, mba, gas nya abis" terang mba May
"Yah gimana dong mba? Di dapur udah ga ada lauk" lirih Haniyah sedih
"Gak papa mba buat mba Niyah saja mie nya" tiba-tiba Zein datang entah habis dari mana sebelum nya.
"Ih ga usah tadz!" cegah Haniyah
"Udah gak papa" jelas Zein kembali
"Usdtadz ustadz, yayang gitu!" gumam Zein dalam hati
"Ihh udah udah. Di bagi 2 ajah biar adil" lerai mba May
Mba May mengambil satu mangkuk lagi kemudian membagi rata mie rebus tersebut.
"Ini buat mba Niyah" menyodorkan mangkuk berisi setengah porsi mie rebus.
Haniyah menyodorkan uang yang sedari tadi sudah ia siapkan untuk membayar mie tersebut.
"Eh bentar tadi Zein udah bayar soal nya" jelas Mba May
"Zein ini gimana, uang nya mau di kembaliin separo ke kamu tapi udah di kembalian tadi anak santri yang lain" tanya mba May pada Zein panjang lebar
"Gak papa, uang nya dari ana aja mba May" jelas Zein
"Ih gak mau" tolak Haniyah
"Sudah sudah, pusing mba lihat kalian. Uang nya dari Zein aja yang udah ada di sini. Sekarang balik semua, huss husss" titah mba May seperti mengusir anak ayam
"Emang kita ayam apa pake di hus hus segala" kesal Haniyah
Haniyah dan Zein pun kembali ke asrama masing-masing.
****
Pagi nya selesai setor hafalan Haniyah segera kembali ke asrama. Saat melewati aula mesjid ia melihat Zein tengah mengepel di sana.
Zein mengangkat sebelah alis mata nya sebagai kode menyapa Haniyah. Sedangkah Haniyah hanya tersenyum dan langsung menghambur lari ke asrama. Ia merasa salah tingkah jika bertemu dengan Zein.
"Dasar" gumam Zein melihat tingkah Haniyah.
haniyah yg jatuh diselokan,pingsan terus dipanggilin tukang pijat ma Zein,apa kabarnya??/Left Bah!//Left Bah!//Left Bah!/