Gadis umur 18 Tahun itu harus merasakan pahitnya kehidupan dan penderitaan hidup karena Ayah dan Ibu angkat nya tidak percaya lagi pada nya.
Karena sebuah hukuman Gadis itu harus kerja jadi pembantu di rumah Pria duda anak satu Tampa di gaji dan pria itu juga seringkali menyiksa Gadis itu.
Gadis itu hanya bisa mengikuti jalan hidup nya saja Entah kapan berakhirnya penderitaan nya.
Ayok!!! Kalau penasaran langsung kepoin aja.
Selamat membaca 🙂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syakira edianwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27
Sudah dua hari si rumah Rati akhirnya Vandi memutuskan untuk pulang karena keadaan ibu nya sudah jauh lebih baik.
"Kami pamit pulang yah Bu!" ucap Tiara sambil menyalim tangan Rati.
"Iyah! Hati-hati lah ibu titip Putri!" ucap Rati sambil tersenyum.
"Kami pulang yah buk, ibu harus ingat harus banyak istirahat!" ucap Vandi. Rati mengangguk.
Vandi pun pergi meninggalkan Rumah Rati.
Tidak beberapa lama akhirnya mereka sampai di rumah Vandi.
"Bawa lah putri ke dalam, saya langsung berangkat kerja!" ucap Vandi.
Tiara menginyakan dan turun dari mobil.
Namun sebelum turun Vandi terlebih dahulu mencium pipi Putri yang di gendongan Tiara.
Tiba-tiba jantung Tiara berdegup kencang karena jarak antara kepala Vandi dengan dada nya hanya sedikit saja sehingga Tiara bisa mencium aroma rambut Vandi yang sangat wangi khas laki-laki banget.
Wajah Tiara Sudah terasa panas namun dia berusaha untuk tenang setelah selesai dia langsung turun.
Vandi berangkat ke kantor sementara Tiara masuk ke dalam rumah besar itu.
"Eh Tiara! Udah pulang? Bagaimana kabar Bibi Rati!" tanya Monik.
"Dia nanya in kamu! Kamu kenapa tidak datang, tapi sekarang keadaan nya sudah membaik kok!" ucap Tiara.
"Hmm bagus deh, bagaimana aku bisa datang sementara aku harus kerja dua puluh empat jam dan tidak boleh meninggalkan rumah!" ucap Monik.
"Aku ngerti! Kalau gitu bantu bawa barang-barang putri ke kamar yah!" ucap Tiara. Monik pun masuk ke kamar mengikuti Tiara.
"Ngomong-ngomong kamu makin kurusan deh Ra!" ucap Monik.
"Mungkin karena efek begadang;" ucap Tiara.
"Kamu yang sabar yah, aku gak bisa bantuin apa-apa!" ucap Monik.
"Iyah gak apa-apa! kamu mau dengerin dan nemenin aku saja aku sudah sangat senang, aku tidak mengira awal nya orang yang ada di rumah ini baik-baik, dan akhirnya aku mempunyai teman seperti kamu walau tampang nya ngeri sih," ucap Tiara. Monik pun tersenyum.
"AC nya belum di perbaiki yah Monik?" tanya Tiara sambil mencoba menghidupkan AC dengan remote nya.
"Aku sudah mencoba menghubungi tukang servis langganan keluarga ini namun mereka tidak bisa kita harus bersabar menunggu dua hari lagi!" ucap Monik.
"Kenapa tidak meminta tukang servis yang lain saja!" ucap Tiara.
"Pak Vandi akan Marah kalau orang lain yang memperbaiki nya Tampa persetujuan nya!" ucap Monik.
"Ya ampun urusan seperti ini saja dia harus yang menangani nya!" ucap Tiara.
"Semua apa yang ada di rumah dan yang terjadi harus melapor pada pak Vandi dia lebih mengutamakan rumah ini dari pada perusahaan nya!" ucap Monik.
"Hmm ya sudah tunggu saja dia memperbaiki nya sendiri, kalau begitu kami ke kamar Tuan dulu!" ucap Tiara.
"Baiklah! Kalau Begitu aku juga turun ke bawah!" ucap Monik.
Tiara tersenyum mereka pun keluar dari kamar putri.
"Tiara!" Panggil Monik.
"Iyah!" jawab Tiara menoleh ke arah Monik.
"Hmm bukan nya aku mau ikut campur. Apa kamu mau aku menemui Bibi Sisi dan Melihat keadaan nya?" tanya Monik.
Tiara terdiam dia menatap Monik.
"Gak usah Nik! Aku takut nanti kamu kena masalah karena itu!" ucap Tiara.
"Tapi kalau kamu tidak mengetahui kabar bi Sisi bagaimana kamu bisa tersenyum seperti kemarin, bahkan kamu terlihat tidak baik!" ucap Monik.
Tiara menatap Monik.
"Terimakasih banyak nik! Tapi jika kamu tidak keberatan aku akan menyetujui kamu mencari tahu kabar Bibi sisi!" ucap Tiara.
Monik tersenyum.
"Tapi apa kah kamu tau alamat rumah?" tanya Tiara.
"Tenang saja, aku lumayan dekat dengan Tante Enjel," ucap Monik.
Setelah itu Monik pun pergi Tiara Masuk ke kamar.
Hari semakin sore Tiara menunggu kepulangan Monik namun tak juga pulang.
"Kamu nungguin Siapa?" tanya Vandi yang baru saja sampai dan Melihat Tiara di bawah.
"Tuan!" ucap Tiara menunduk.
"Putri mana?" tanya Vandi.
"Emm putri lagi tidur di kamar Tuan!" jawab Tiara.
"Kenapa kamu meninggalkan nya," ucap Vandi dengan tatapan tajam ke arah Tiara.
"Maaf tuan saya akan segera ke atas!" ucap Tiara.
Dia melihat ke arah luar namun mobil Monik tak kunjung datang dengan perasaan khawatir dia pun naik ke atas.
Vandi melihat gelagat Tiara yang berbeda dia melihat ke arah luar penasaran apa yang di tunggu oleh Tiara namun tidak ada yang aneh dia pun ikut masuk.
Tiara masuk ke kamar terlebih dahulu di ikuti oleh Vandi.
"AC di kamar putri rusak Tuan, itu lah sebab nya putri tidur di sini!" ucap Tiara.
Vandi tidak menghiraukan nya dia duduk di pinggir kasur.
Dia menghubungi Monik menanyakan masalah AC.
Tidak beberapa lama panggilan pun terputus.
"Buat sementara ini biar kan putri untuk tidur di sini tukang servis AC nya belum bisa datang!" ucap Vandi. Tiara hanya menginyakan.
"Kalau begitu saya mau mandi! Siap kan saya baju!" ucap Vandi, Tiara berjalan ke arah Lemari.
Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam Vandi setelah selesai dia masuk ke kamar sementara Tiara dan putri bermain di ruang tamu lantai dua.
Vandi membuka Handphone nya dan menghubungi seseorang Siapa lagi kalau bukan Enjellita kekasih nya.
"Halo sayang!" sapa Enjellita dari balik telepon.
Mereka berbincang-bincang Sangat akrab.
Vandi juga sudah hampir empat hari tidak bertemu dengan kekasih nya itu.
Namun Tiba-tiba Tiara dan putri datang, Tiara melihat Vandi yang menelpon di Balkon terlihat sangat asik.
Namun Tiara tidak ingin terlalu ikut campur akhirnya dia meletakkan Putri di kasur.
"Sudah berapa lama kamu di sini!" ucap Vandi yang baru saja selesai menelpon.
"Baru saja Tuan!"" jawab Tiara.
Vandi diam dia melihat putri yang belum tidur dia menggendong putri dan mengajak nya untuk berbicara.
Putri tiap kali kalau sudah di gendong oleh Vandi dia terlihat senang dan akan tersenyum.
Tiara Melihat kedekatan Vandi dan putri pun tersenyum.
Dia melihat itu teringat waktu dia di gendong oleh Ayahnya.
"Tuan!" Panggil Tiara.
Vandi menoleh ke arah Tiara.
"Kalau boleh tau Ibu Putri Kemana yah?" tanya Tiara.
Vandi seketika raut wajah nya berubah yang sudah terlihat datar namun tambah datar dan sangat dingin.
Seketika Tiara terdiam dan menunduk.
"Maaf Tuan kalau saya salah bertanya, kalau begitu saya mau buat susu putri dulu!" ucap Tiara.
...----------------...
***Assalamualaikum kakak-kakak semuanya terimakasih sudah mau mampir ke karya ku ini ya jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author jangan pernah Bosan tungguin terus kelanjutan ya, jika ada saran tulis di kolom komentar ya.
Like, komen dan vote sebanyak-banyak nya.
biar author tambah semangat lagi.
Terimakasih 🙏***
biar makin seru 👍👍👍