Dinda Khoirunisa adalah gadis sederhana dan hidup di Panti Asuhan. Keberuntungan berpihak padanya. Atasan ditempatnya bekerja mengangkatnya menjadi adik angkatnya. Hingga nasib mempertemukan Dinda dengan Kades setempat.
" Kalau gitu kamu juga bisa panggil saya Dimas saja ya... Biar lebih akrab... " ucap Dimas.
" Kalau saya manggil Anda dengan nama saja kayaknya kesannya kurang sopan... Saya panggil Mas Dimas saja gimana...? Oya kenapa Bapak... Maksud saya kenapa Mas malam-malam berhenti dipinggir jalan seperti ini...." ucap Dinda.
Akankah Dinda bisa membuat hati sang Kepala Desa menjadi hangat..?
Akankah cinta Sang Kades berlabuh kepada Dinda..?
Yuk simak kisahnya... Dan jangan lupa minta dukungannya ya... Terimakasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kisworowati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
" Ya Allah... Kamu memang anak yang baik Non Dinda, bahkan kamu dipanggil seperti itu nggak mau.. Walaupun aku ini hanya pembantu disini kamu memperlakukan aku seperti Ibumu sendiri.. Semoga Ibu Anik cepat sembuh karena adanya kamu Nak... Hatimu tulus dan penyayang..." batin Bi Iyem seraya menatap kepergian Dinda ke belakang.
Kini Dinda telah berada di taman belakang. Segera dirinya menghampiri Galuh dan Ibunya.
" Ibu... Dinda cariin nggak ada... Ternyata sedang berjemur disini dengan Mas Galuh... Kita masuk yuk... Mas mandi dulu sana... Biar Ibu makan bubur dulu di dalam... Mumpung masih hangat..." ucap Dinda tersenyum.
" Baiklah... Ayuk kita masuk Ibu... " ucap Galuh seraya mendorong kursi Ibunya masuk ke rumah.
" Ibu makan dulu ya.. Dinda suapin oke... Dan mas Galuh biar mandi dulu..." ucap Dinda seraya mengambil bubur untuk Ibunya.
" Ibu tahu nggak.. Dinda sangat senang bisa merawat Ibu seperti ini... Dinda bahagia Ibu sudah banyak kemajuan... Ibu harus semangat untuk sembuh ya... Ibu harus selalu berfikir positif... Besok kita ajak Mas Galuh ke rumah sakit Ibu... Dinda...Bibi dan Mas Galuh selalu berdoa agar Ibu cepat sembuh.. Kami sangat menyayangi Ibu... " ucap Dinda seraya menyuapi Ibunya.
" Iya Ibu... Bener kata Dinda... Ibu harus punya semangat untuk sembuh.. Kita ingin kapan-kapan mengajak Ibu berkunjung ke Panti Asuhannya Dinda... Apa Ibu bersedia...?" tanya Galuh seraya turun menuju tempat Ibu dan Dinda berada.
" He-emmm... " ucap Ibu Anik tersenyum.
" Alhamdulilah... Sudah selesai sekarang Ibu minum obat dulu ya... " ucap Dinda memberikan obat dan air putih untuk Ibunya.
" Dinda sekarang sarapan dulu bareng Mas Galuh... Dan ini jus untuk Ibu minum..." ucap Dinda seraya memberikan jusnya kepada Ibu agar diminum dengan menggunakan sedotan.
" Dek.... Makan bareng Mas aja ya... Biar Mas yang nyuapin kamu... Oke...?" ucap Galuh menambah porsi nasi di piringnya.
" Eehhh... Apa nggak papa Mas... Ntar Mas nggak kenyang lho makannya... Dinda kan bisa makan sendiri Mas..." ucap Dinda malu dilihatin oleh Ibunya.
" Nggak papa Dek... Kamu adekku yang paling Mas sayangi... Biarkan Mas nyuapin kamu ya...? Kita makan bersama..." ucap Galuh tersenyum lembut.
" Eemmm baiklah.. Mas selalu memaksa.. Dinda bisa apa coba..." ucap Dinda pasrah.
" Anak yang pintar..." ucap Galuh seraya mengacak rambut Dinda.
" Sungguh ini pemandangan yang sangat indah... Kamu sangat menyayangi adikmu Nak... Kehadiran Dinda bisa merubah kepribadianmu semakin hangat... Ibu juga merasakan ketulusan dan kasih sayang yang Dinda berikan pada keluarga kita... Kita beruntung Nak mendapatkan anggota keluarga baru seperti Dinda... Ibu janji akan berusaha untuk sembuh... " batin Ibu Anik seraya menatap kedua anaknya yang sedang makan bersama.
Setelah selesai sarapan. Dinda dan Galuh pamit kepada Ibunya dan Bi Iyem. Galuh segera melajukan kendaraannya menuju kantornya.
" Mas Galuh... Ntar makan siang kita pulang kerumah ya... Kita makan bareng Ibu.. Biar Ibu senang... Gimana..?" ucap Dinda menoleh kearah Galuh.
" Baiklah adikku sayang... Oya Dek.. Tolong nanti proposalnya diselesaikan ya... Sementara kerjaanmu biar di handel sama Om Rio... Kamu nanti ikut keruangan Mas... Kita kerjakan bareng disana..." ucap Galuh seraya memperhatikan jalanan.
" Iya Mas... Dinda nurut, makasih Mas..." ucap Dinda tersenyum kearah kakaknya.
" Sama-sama Dek..." ucap Galuh seraya mengacak rambut Dinda lembut.
Pak kades kalah ro dinda...
🤦🤦
🤔🤔🤔