NovelToon NovelToon
Mimpi Aqila

Mimpi Aqila

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda
Popularitas:303
Nilai: 5
Nama Author: Ai_va

" Aku akan membiayai sekolahmu sampai kamu lulus dan jadi sarjana. Tapi kamu harus mau menikah denganku. Dan mengasuh anak-anak ku. Bagaimana?

Aqila menggigit bibir bawahnya. Memikirkan tawaran yang akan diajukan kepadanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ai_va, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

OSPEK

Masa ospek Nirmala di mulai hari ini. Pagi-pagi sekali Nirmala sudah bangun. Bahkan langit pun masih gelap. Tetapi di dapur asisten rumah tangga di keluarga Abizam sudah melakukan tugasnya. Aqila pun menyapa mereka satu persatu.

" Non Qila kok sudah bangun?? Kampusnya jam tujuh kan???"

" Qila cuma mau siapkan bekal untuk Leon dan Kak Abi kok bi."

" Biar bibi saja non. Kemarin Nyonya besar sudah bilang ke bibi."

" Nggak apa-apa Bi. Qila cuma masak simpel aja. Kemarin Kak Abi minta nasi goreng ham. Jadi ini Qila buatkan untuk Leon juga. Qila minta tolong kupaskan bawang putih ya bi."

" Baik non."

Dengan cekatan bi Sumi melakukan tugasnya. Aqila pun menyiapkan beberapa bahan makanan yang lain. Rumput laut tidak pernah ketinggalan karena itu kesukaan Leon. Aqila juga merebus telur. Karena Abizam tidak menyukai makanan yang digoreng atau yang menggunakan minyak berlebih. Tepat pukul lima lebih tiga puluh menit, semua bekal dan makan pagi untuk keluarganya sudah siap.

Aqila pun bergegas naik ke kamarnya. Pelan-pelan Aqila membuka pintu kamar. Dilihatnya Abizam yang masih tertidur lelap. Aqila pun masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Tak lama kemudian Aqila sudah berada di meja riasnya dengan mengenakan seragam ospek putih hitam. Aqila mengikat rambutnya dengan pita berwarna hijau. Sesuai dengan warna fakultasnya.

" Kok udah bangun kak??"

Aqila melihat Abizam yang duduk di atas tempat tidur dari pantulan cermin riasnya.

" Kamu juga. Kok udah siap??"

" Iya. Kan ini masa ospek. Jadi Qila mau siap-siap."

" Sepagi ini??"

" Iya. Hahaha. Jam tujuh Qila harus sudah sampai kampus. Kakak tidur lagi aja. Masih pagi juga."

" Nggak ada larangan bangun pagi kan???"

" Hahaha nggak ada. Tapi nanti yang lainnya kaget aja."

Abizam menghampiri Aqila kemudian memeluk dan mencium pipinya. Aqila sedikit terkekeh karenanya.

" Kakak mau mandi sekarang?? Biar Qila siapkan baju buat kakak."

" Kakak bisa menyiapkan sendiri."

" Tapi Qila istri kakak. Sudah jadi tugas Qila menyiapkan semua keperluan suami."

" Kakak mau joging dulu. Mumpung kakak bisa bangun pagi."

" Oke. Qila siapkan baju olahraga kakak. Kakak cuci muka dan sikat gigi dulu. Bau nih."

Abizam terkekeh dan kemudian masuk ke kamar mandi. Aqila mengambil kan pakaian joging Abizam. Tidak berapa lama kemudian suami istri itu turun dari kamarnya. Aqila sudah lengkap dengan atribut kampusnya. Mereka melihat kedua orang tua Abizam yang sudah bangun dan sedang olahraga ringan di halaman belakang.

"Waah pagi-pagi bener semua sudah siap makanan nya."

Abizam melihat di atas meja makan yang terdapat nasi goreng lengkap dengan pilihan topingnya. Ada telur rebus, telur dadar, bawang merah goreng, keju.

"Yang keju punya Leon. Nanti kakak bantu kasih untuk Leon ya."

"Ini semua kamu yang siapkan??"

"Qila bangun pagi buat nyiapin ini semua."

Mama Abi menghampiri anak dan menantunya di meja makan.

"Entah bangun jam berapa dia. Waktu mama keluar dari kamar semua sudah tersedia di meja makan."

Aqila terkekeh.

"Sudah kakak katanya mau joging."

"Iya kakak mau jalan-jalan sama Atlas."

Abizam menuju ke kandang Atlas. Tetapi tidak mendapati Atlas di sana.

"Atlas di atas???"

"Iya. Dia sohib nya Leon."

"Apa boleh buat. Daripada ganggu Leon, kapan-kapan aja jalan sama Atlasnya. Kamu mau berangkat sekarang??"

"Iya. Qila sama sopir aja kak. Kakak nikmati aja waktu kakak."

"Oke. Kabari kakak kalau kamu butuh apa-apa."

"Siap bos. Ma, Pa, Qila berangkat dulu ya."

"Baru jam enam sudah berangkat??"

"Iya ma. Jam tujuh sudah harus sampai di kampus. Nanti Qila harus ambil nomor urut juga. Jadi Qila harus datang pagi. Perjalanan juga makan waktu dua puluh menit kalau gak macet."

"Sama sopir kan???"

"Iya ma. Mana mungkin kak Abi membiarkan Qila berangkat sendirian."

Aqila pun berpamitan dengan mama, papa dan Abizam. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih tiga puluh menit, Aqila pun sampai di kampusnya yang sudah ramai dengan para mahasiswa baru. Aqila pun langsung berjalan menuju ke gedung fakultasnya. Di sana sudah ada meja kecil yang digunakan untuk mengambil nomor antrian nya. Aqila mendekati meja kecil yang dijaga oleh seorang mahasiswi.

"Nama??"

" Aqila kak."

"Aqila. Ini nomernya. Pasang di dada ya. Dan ini alat yang diperlukan untuk ospek nanti."

"Terima kasih kak."

Aqila memasang nomor dadanya yang bertuliskan nomor dua ratus tiga belas.

Dilihatnya alat-alat yang baru saja di terima. Ada alat tulis, air mineral, snack dan roti. Aqila memasukkan kembali ke dalam keranjang yang diterima nya tadi.

"Hai..."

Seseorang menyapa Aqila. Aqila pun menyunggingkan senyumnya.

"Hallo. Namaku Aqila. Kamu siapa??"

"Aku Dita. Andita nama ku."

"Oh ya. Salam kenal."

"Dilihat dari warna pita, kita dari fakultas yang sama."

"Iya. Kamu dari luar kota ya??"

"Iya. Aku dari jawa tengah."

"Oh iya. Pantesan logatnya beda dari sini. Hehehe."

Handphone Aqila berdering. Aqila pun segera mengangkatnya. Andita sedikit terperangah saat melihat handphone keluaran terbaru dengan logo apel milik Nirmala.

"Hallo."

"Mami ke mana?? Kok sudah gak ada??"

Suara Leon menyapa indera pendengaran Aqila.

"Maaf. Mami sudah berangkat ke kampus. Leon baru bangun??"

"Leon sudah cakep di meja makan."

"Sudah makan sama papi?? Bekal Leon sudah mami siap kan. Untuk bekal snack nya mami sudah siapkan yang banyak. Nanti di bagi sama Alicia ya."

"Iya mami. Mami jadi gak bisa antar jemput Leon lagi??"

"Maafkan mami. Untuk satu minggu ke depan mami gak bisa antar jemput Leon. Nggak apa-apa kan sayang??"

"Iya mami nggak apa-apa. Papi sudah jelaskan ke Leon."

"Kalau begitu Leon makan dulu ya."

"Iya mami. Mami hati-hati. I love you."

"I love you too sayang."

Aqila mengakhiri percakapan ditelepon dengan Leon.

"Kamu sudah punya anak???"

Aqila menganggukkan kepalanya. Andita dibuat sedikit terperangah. Karena Aqila terlihat seperti gadis baik-baik. Bukan yang menikah karena kecelakaan.

"Anak kamu sudah sekolah??"

"Iya. Hehehe."

"Usia berapa kamu sudah punya anak??"

Aqila mengedikan bahunya. Enggan menjawab lebih jauh. Saat mereka sedang terdiam, seseorang gadis menghampiri mereka dan mengajak berkenalan. Nama gadis itu Agatha. Selama masa ospek berlangsung hari itu, mereka selalu bersama-sama. Di saat mereka sedang istirahat makan siang, Aqila melihat Amanda yang mengenakan pita merah di rambutnya.

"Akhirnya ketemu kamu juga."

Amanda menghampiri Aqila dan kedua teman barunya.

"Kenalkan teman baru ku. Ini Andita dan ini Agatha."

"Hallo. Amanda. Semoga kita bisa berduet bersama dengan nama Band triple A."

Aqila terkekeh mendengar ucapan Amanda yang memang tanpa mereka sadari mereka memiliki huruf depan yang sama.

"Aku belum bertemu Irene. Kamu udah ketemu??"

"Belum. Apa warna pitanya?? Siapa tahu nanti bisa ketemu."

"Hayoo nyari aku ya?? Kangen sama aku ya??"

Irene datang dan merangkul pundak Aqila dan Amanda. Aqila pun kembali memperkenalkan kedua teman barunya. Pukul empat sore, ospek hari itu berakhir. Aqila sedang menuju ke parkiran mobil bersama Agatha. Karena Agatha membawa mobil sendiri.

"Kamu naik apa Qila??"

"Dijemput. Aku gak bisa naik mobil sendiri."

"Oh gitu. Mana yang jemput??"

"Lagi di jalan mungkin. Kamu duluan saja. Banyak barang yang harus kita bawa besok."

"Iya. Susu hijau. Di mana aku harus mencarinya coba. Ckck ada-ada saja."

"Nanti kalau aku menemukannya. Aku belikan sekalian buat kamu. Nanti aku kabari kamu."

"Beneran ya. Aku mau cari snack hijau. Kalau snack hijau masih banyak. Kalau susu hijau harus ke supermarket besar dulu."

"Beres. Nanti aku kabari."

Mobil merah Agatha meninggalkan pelataran kampus. Tepat saat mobil Abizam berbelok memasuki parkiran kampus. Abizam menjemput dengan Leon dan Atlas. Aqila tersenyum melihat mereka.

"Mami...."

"Guk... guk..."

Aqila pun segera masuk ke dalam mobil. Abi mengecup kening Qila. Lalu Leon mengikuti dengan mencium pipi Aqila.

"Terima kasih sudah jemput Mami."

"Leon kangen mami."

"Oh ya??"

"Iya dong."

"Kita langsung pulang??"

"Bisa mampir ke supermarket besar kak?? Qila mau cari beberapa keperluan untuk ospek besok."

"Apa keperluan untuk besok??"

"Snak hijau, roti hijau dan susu hijau."

"Wow ada susu hijau??"

"Di supermarket besar ada kak. Susu melon."

"Oh iya. Ayo kita ke sana."

"Leon nanti boleh minta snack mami??"

"Nanti mami belikan ya. Tapi Leon sama papi tunggu di mobil aja."

"Kenapa mami??"

"Masak Atlas mau ditinggal sendirian??"

"Memang nggak boleh di bawa masuk ya mami?"

" Iya dong. Hewan peliharaan nggak boleh sembarangan dibawa masuk."

" Oh gitu. Oke deh. Leon tunggu di mobil sama papi. Nanti Snack buat Atlas juga ya mami."

" Siap."

Mereka pun menuju ke supermarket besar.

1
luisuriel azuara
Bagus banget, semoga mendapat banyak pujian dan dukungan!
Tri Wahyuni: makasih kak 🙏
total 1 replies
María Paula
Characternya bikin terikat! 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!