Alexa Alvarez, seorang gadis yang tomboi, ceria, ahli bela diri, jenius tapi sangat ceroboh.
Javier Hernandez, tunangan asli Alexa yang belum pernah ditemuinya, Zaidan Hernandez, pria datar, kejam dan arrogan, Dia CEO ZH, Crops, yang juga Paman Javier, dan pria yang tidak sengaja tidur dengan Alexa.
Sampai suatu saat, Alexa salah mengenali, Zaidan sebagai tunangannya dan Javier sebagai CEO ZH, Crops.
Kisah mereka pun dimulai, antara Alexa, Zaidan dan Javier yang salah target.
Bianca, adik sepupu dari Javier, musuh dalam selimut Alexa.
Bianca orang yang hidup kembali, jadi Dia tahu cerita selanjutnya, yang selalu berusaha untuk membunuh Alexa agar bisa menjadi Nyonya besar Hernadez.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vhiy08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab23 kekalahan Katrina dan Kemarahan keluarga Lee
"Kau...! Kau... Bagaimana bisa?!" Ucap Katrina tergagap dan terkejut sambil menutup mulutnya, saat melihat Alexa yang langsung melepaskan 3 anak panah sekaligus, dan ketiganya tepat dititik tengah papan target yang berwarna merah.
"Tapi... Tapi, bukankah tadi kau meleset?" Tanya Katrina dengan wajah yang memucat.
"Hehehe... Tadi, Kami hanya bermain dengan bertukar papan target," Sahut Han sambil tersenyum puas.
"Mengapa kalian tidak memberi tahuku jika kalian sedang bertukar target?" Tanya Katrina dengan emosi.
"Bagaimana? Apakah Nona Lee takut?" Tanya Zio dengan senyum mengejeknya.
"Bukankah tadi sangat yakin?" Timpal Zul.
"Tidak akan, tidak ada kata takut dalam kamus seorang Nona muda Lee." Sahut Katrina dengan congkak, sedangkan Alexa hanya menatap keempat adik angkatnya itu dengan menggelengkan kepalanya saja.
"Tiga anak panah sekaligus kan? Aku juga bisa," Ucap Katrina sambil mengambil anak 3 anak panah sekaligus, lalu segera menarik tali busurnya.
Alexa hanya melihat itu dengan datar, satu hal yang paling tidak disukainya, orang luar yang ikut campur dalam urusan pribadinya, itu garis bawahnya.
Dan Katrina sudah menyentuh garis itu, jadi Alexa tidak akan melepaskannya dengan mudah.
"Hanya tinggal satu panah terakhir, dan kita semua tahu, jika papan itu hanya mampu menahan 1 anak panah lagi, jika lebih maka papan itu akan hancur dengan sendirinya." Ucap Kelvin.
Katrina tersenyum melihat itu, dan dengan gerakan cepat Katrina langsung menarik busurnya dan melepaskan panahnya.
Tapi, tanpa dia duga dari arah sampingnya, muncul satu anak panah yang telah diluncurkan melebihi kecepatan anak panah miliknya. Dan hanya berselang 5 detik dari anak panah miliknya.
"Baiklah, sepertinya sudah larut, aku pulang dulu..." Ucap Katrina beralasan dan melangkah cepat dari tempat itu.
"Tunggu... Nona Lee tentunya tidak lupa dengan taruhan kita bukan?" Tanya Alexa menghentikan langkah Katrina.
"Kenapa? Semua batal, kau telah curang dengan menyembunyikan kemampuanmu." Ucap Katrina emosi.
"Dan, Kau menginginkan satu mataku ini, apa kau berani menanggung resikonya jika menyinggung keluarga Lee?" Tanya Katrina sambil tersenyum miring.
"Mengapa? Apa kau merasa keluarga Hernandez tidak mampu memikulnya, hanya satu mata kan? Aland!" Ucap Kenzo cepat, memotong kalimat yang akan dikeluarkan Alexa.
Lalu, tampak Aland berjalan tegap menuju Katrina yang berdiri mematung menatap Kenzo tidak percaya.
Tubuhnya mendadak kaku, dan rasa takut tidak dapat Dia tutupi lagi.
Lalu, dengan gerakan secepat kilat, Aland menusuk mata kiri Katrina dengan menggunakan anak panah yang dia ambil dari Zio.
"Akhhhh!!! Tidak!!!" Teriak Katrina tidak bisa berbuat apa-apa, karena tubuhnya ditahan 2 orang bodyguard Kenzo.
"Keluarga Hernandez yang akan menanggung nya," Ucap Kenzo datar sambil menggerakkan tangannya pada Aland, dan detik berikutnya terdengar teriakan Katrina menggema disana.
*
*
*
"Gar... Apakah aku harus menghubungi Alexa?" Tanya Javier sambil menatap layar ponsel yang tertera nomor Alexa.
"Harus, Tuan... Anda harus menunjukkan ketulusan Anda, jika Anda masih ingin melanjutkan perjodohan ini," Ucap Gara meyakinkan Javier.
"Baiklah..." Dan dengan ragu-ragu Javier mencoba menekan tombol hijau diponselnya.
"Emmm... Dengan Alexa?" Tanya Javier gugup.
#####
"Kak... Ada panggilan dari ponsel Kak Lexa!" Teriak Axel saat melihat ponsel Alexa bersuara.
"Dari siapa?" Tanya Alexa dari dalam.
"Tidak tahu, tidak ada namanya, Kak," Sahut Axel lagi.
"Hallo..." Ucap Alexa menerima panggilan itu.
"Emmm... Dengan Alexa?" Terdengar suara pria dari sebrang telpon itu.
"Iya..." Sahut Alexa singkat sambil mengerutkan dahinya saat mendengar suara pria itu yang seakan familiar.
"Ini, Javier... Apakah aku ada waktu Minggu besok?" Tanya Javier.
"Ada apa?" Alexa balik bertanya.
"Ada sesuatu yang harus aku jelaskan, dan juga ada yang harus kita bicarakan langsung," Sahut Javier.
"Baik... Kirimkan saja alamatnya," Sahut Alexa tenang.
"Berjanjilah bahwa kau akan datang..." Ucap Javier dengan suara yang pelan.
"Akan aku usahakan." Jawab Alexa sambil melepaskan handuk yang membungkus rambutnya.
"Jangan lupa, hari ke tiga minggu kedua." Ucap Javier mengingatkan.
"Honey... Apa kau sudah siap!" Ucap Kenzo dari luar.
"Si... Siapa... Disana kau bersama siapa?" Tanya Javier dengan emosi.
"Tunggu sebentar lagi...! Maaf aku sedang terburu-buru," Ucap Alexa cepat lalu segera memutuskan sambungan telepon itu.
"Baik... Santai saja... Lagi pula ini baru saja pukul 18.15. Masih ada waktu beberapa menit lagi sampai pukul 19.00." Sahut Kenzo dengan suara yang terdengar riang.
"Aneh... Masih ada waktu beberapa menit lagi, kenapa terburu-buru memanggil." Gerutu Alexa sambil mengambil gaun yang sudah disiapkan oleh Morgan untuk dirinya.
#####
"Ingat! Jangan jauh-jauh dariku, jangan banyak tersenyum, jangan menyapa pria lain, jangan..." Ucap Kenzo posesif.
"Baiklah... Baiklah... Aku sudah mengerti, aku hanya harus diam disisimu, tidak makan dan minum sembarangan, tidak mudah menerima pemberian dari orang lain, selain darimu..." Sahut Alexa cepat sambil meletakan jari telunjuknya didepan bibir Kenzo.
"Bagus... Pintar... Kau pantas mendapatkan hadiah," Ucap Kenzo dengan senyum liciknya sambil terus memegang jari tangan Alexa yang masih berada didepan bibirnya, dan detik berikutnya tanpa Alexa duga, Kenzo memajukan kepalanya dan mengecup jari telunjuk Alexa dengan hangat dan penuh perasaan, membuat Alexa terkejut.
"Kau... Kau, Apa yang kau lakukan," Ucap Alexa terkejut dan dengan cepat menarik jari telunjuknya lalu segera memalingkan wajahnya kesamping dengan wajah yang telah memerah.
Sedangkan Kenzo hanya tersenyum puas, dan berpura-pura tidak bersalah, sambil melihat pada kaca spion melihat Aland yang juga masih dengan raut wajah yang terkejut melihat apa saja yang baru dilakukan oleh Tuannya itu, Kenzo hanya memasang wajah datar dan sorot yang mengancam.
"Jika aku tahu kau juga menjadi tamu undangan diacara ini, aku tidak akan mengabulkan permintaan mu untuk menemani ku keacara ini." Ucap Alexa kesal setelah Dia tahu, jika Kenzo juga adalah tamu undangan dalam acara itu.
"Ini kejutan untukmu, apa kau senang?" Sahut Kenzo sambil menaik-turunkan alisnya menggoda Alexa yang terlihat kesal padanya.
"Sudah berapa lama kau ikut bergabung diDistrik 2?" Tanya Alexa lagi sambil memperhatikan sikap para tamu undangan yang lain, yang tampak sangat menghormati dan segan pada Kenzo.
"Dari usia 18 tahun aku bergabung dalam didistrik ini, awalnya aku hanya ingin melatih dan memperkuat fisik saja, tapi, lama kelamaan aku menemukan dunia lainnya disini, apa lagi saat 4 tahun lalu, aku tahu ada anggota baru didistrik 1." Ucap Kenzo sambil melirik Alexa.
"Naiklah... Saatnya kau menerima penghargaan ini, kau tahu..m acara ini sudah lama aku rencanakan, sebagai ucapan terima kasih atas kerja sama dan jasamu pada badan intelijen kami." Ucap Morgan
"Oh... Gadis kecilku, kau tahu? Malam ini kau seperti peri, gaun ini memang sangat cocok untuk dirimu, apa kau tidak merasa begitu," Ucap Morgan lagi, sambil menggandeng tangan Alexa dan membawanya kepodium, untuk menyampaikan beberapa patah kata untuk mewakili distrik mereka.
Alexa hanya tersenyum terpaksa mendengar pujian dari Morgan, yang juga secara tidak langsung memuji dirinya sendiri karena telah memilihkan gaun itu untuknya.
Alexa malam ini menerima penghargaan dari panglima tertinggi, karena telah berhasil menciptakan sistem keamanan tingkat tinggi, Al- Haico.
Dan, baru-baru ini, berhasil menangkap para hacker yang sangat meresahkan dunia, karena kelompok mereka sudah berhasil meretas dan membocorkan data rahasia milik beberapa negara lainnya, hingga kelompok ini dinyatakan telah menjadi buronan dunia.
"Aku dengar kau mendapatkan ganguan dari keluarga Lee?" Tanya Morgan saat mereka telah turun dari podium.
"Sedikit," Sahut Alexa.
"Apakah mereka terlalu menyusahkan mu? Haruskah aku turun tangan?" Tanya Morgan khawatir.
"Tidak perlu, hanya gangguan kecil, tidak sampai merugikan diriku." Ucap Alexa sambil tersenyum tipis.
"Bagaimana dengan obatmu? Apa kau masih mengkonsumsinya? Lalu bagaimana penyakitmu?" Tanya Morgan sambil berbisik pada Alexa, raut khawatir tidak bisa Dia sembunyikan dari wajahnya.
"Tenang saja," Ucap Alexa sambil menyerahkan kotak obat yang selalu dibawanya.
"Ini terlihat berbeda dari yang biasanya," Ucap Morgan.
"Racikan Kenzo... Tapi, sepertinya ini lebih mahal dari yang biasanya." Sahut Alexa sambil tersenyum saat melihat Kenzo yang melambaikan tangannya lalu berjalan mendekat kearahnya.
"Kenzo? Dia...?" Ucap Morgan terkejut.
"Iya... Apa kau mengenalnya? Aku dengar Dia dari distrik 2." Ucap Alexa sambil menyambut uluran tangan Kenzo.
"Jendral..." Ucap Kenzo menyapa Morgan dengan hormat.
"Panglima..." Ucap Morgan sambil menjabat uluran tangan Kenzo, dan Alexa terkejut mendengar ucapan Morgan yang memanggil Kenzo dengan sebutan panglima.
*
*
*
"Brengsek!!! Apa yang terjadi padamu, bajingan mana yang telah mengusik Adik ku," Ucap Albert emosi, saat melihat adik perempuan tersayang nya itu tergolek lemah diranjang dengan mata yang masih dibalut perban.
"Mengapa kau ceroboh... Pergi sendiri tanpa membawa bodyguard satupun." Lanjutnya lagi.
"Bukankah sudah aku katakan jangan mencari Kenzo..." Ucap Albert emosi melihat kondisi adiknya setelah melakukan operasi mata, setelah mendengar cerita dari Katrina.
"Beraninya mereka bermain-main dengan keluarga Lee... Mereka tidak tahu siapa kita..." Ucap Andrean sambil memukul sofa dengan rahang yang bergemeletukan dan urat-urat tangan yang menonjol keluar.
"Aku tidak akan melepaskan jalang itu, Dia harus membayar rasa malu yang aku dapatkan hari ini." Ucap Katrina pelan dengan emosinya.
"Kau tenang saja, biarkan aku yang menangani jalang itu." Ucap Albert dengan tatapan tajamnya.
"Kak... Jangan anggap remeh jalang itu, walau bagaimanapun Dia ketua tim distrik 1." Ucap Katrina mengingatkan.
"Tidak ada orang yang berani mengusik Albert Lee, dan aku tahu tidak ada orang tidak mempunyai kelemahan," Ucap Albert sambil tersenyum licik.
"Kau tenanglah disini, sampai matamu pulih lagi... Rahasiakan ini, jangan sampai terdengar ketelinga jendral Morgan." Ucap Andrea sambil menghembuskan asap rokok dari mulutnya.
"Dad, jangan usik Kenzo dan keluarganya, aku tidak ingin jika masalah ini akan semakin mempengaruhi hubungan ku dan Kenzo." Ucap Katrina.
"Kau tenang saja, urusan lainnya serahkan pada Kakak mu," Ucap Andrean sambil melangkah meninggalkan ruangan itu.