NovelToon NovelToon
SISTEM MEMINDAH JIWAKU KE TUBUH GADIS BODOH

SISTEM MEMINDAH JIWAKU KE TUBUH GADIS BODOH

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Transmigrasi / Permainan Kematian / Sistem
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: chiisan kasih

Kinara, seorang pejuang akademis yang jiwanya direnggut oleh ambisi, mendapati kematiannya bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah misi mustahil. Terjebak dalam "Sistem Koreksi Generasi: Jalur Fana", ia ditransmigrasikan ke dalam raga Aira Nadine, seorang mahasiswi primadona Universitas Cendekia Nusantara (UCN) yang karier akademis dan reputasinya hancur lebur akibat skandal digital. Dengan ancaman penghapusan jiwa secara permanen, Kinara—kini Aira—dipaksa memainkan peran antagonis yang harus ia tebus. Misinya: meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna dan "menaklukkan" lima pria yang menjadi pilar kekuasaan di UCN.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chiisan kasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DAYA TARIK ABSOLUT DAN PERTARUHAN ETIKA

Pagi itu, kampus terasa seperti panggung teater yang ditinggalkan. Cahaya matahari belum sepenuhnya membuang bayangan panjang, dan aku duduk di perpustakaan yang kosong, hanya ditemani buku-buku tebal dan notifikasi Sistem yang berkedip-kedip di pandangan retinaku.

Misi Seri 2 Kritis: Dekati Target 4 (Bapak Surya). Dapatkan undangan pribadi. Kesulitan S+.

Aku menelusuri detail Randomizer Skill baruku: ‘Daya Tarik Sosial Absolut’. Itu bukan sekadar mantra kecantikan atau pesona fisik. Itu adalah kemampuan untuk memanipulasi ruang sosial di sekitarku, mengubah cara orang memproses kata-kataku. Bagiku, ini terasa seperti hipnotis sosial yang legal.

Kinara benci manipulasi. Aku menghabiskan waktu berbulan-bulan di tubuh Amara untuk melawan narasi yang memanipulasiku. Sekarang, Sistem memaksaku menggunakan senjata musuh terbesarku. Jika aku mengandalkan pesona yang dipaksakan untuk mencapai tujuan mulia, apakah aku berbeda dari Serena yang menggunakan data untuk memanipulasi reputasi?

Aku memejamkan mata, menghela napas. “Sistem, seberapa besar risiko etika dari skill ini?”

Sistem merespons dengan singkat: [Risiko Etika: Tinggi. Penggunaan berlebihan dapat mengakibatkan disonansi kognitif pada Target.]

Disonansi kognitif. Itu berarti aku bisa membuat Target 4 melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kepentingannya sendiri, hanya karena dia terpesona. Ini bukan lagi permainan strategi intelektual, ini adalah perangkap psikologis.

Aku harus bertemu Pak Arka dan Rendra. Aku membutuhkan dua kutub moral yang berbeda untuk menimbang risiko ini.

Kami bertemu di sebuah kedai kopi di luar kampus, yang cukup jauh dari mata-mata Serena. Pak Arka duduk di satu sisi, memegang buku sosiologi usangnya. Rendra, yang sekarang tampak sedikit lebih lelah dan kurang arogan, duduk di sisi lain. Transformasinya dari Target 2 menjadi sekutu potensial terasa sangat cepat, dipicu oleh keterkejutannya bahwa sistem yang dia lindungi ternyata lebih kotor dari yang ia kira.

“Jadi, Gala Bapak Surya,” Rendra memulai, langsung ke intinya. “Itu adalah acara formalitas tertinggi di sini. Hanya petinggi kampus, dewan direksi, dan keluarga penyandang dana yang diundang. Bagaimana rencanamu mendapatkan undangan pribadi?”

Aku menjelaskan misi S+ dari Sistem, tanpa menyebutkan detail skill. “Aku tidak bisa datang sebagai mahasiswa biasa, Rendra. Aku harus datang sebagai seseorang yang memiliki nilai—nilai yang tidak bisa diabaikan Surya.”

“Nilai intelektualmu sudah diketahui publik setelah debat nasional,” sela Pak Arka, menyesap kopinya. “Tapi Surya tidak mencari nilai intelektual murni. Dia mencari aset yang bisa dia kendalikan, atau, jika dia gagal, dia ingin tahu cara menghancurkannya.”

“Tepat,” kataku. “Rendra, kau adalah Ketua BEM. Kau memiliki akses ke daftar tamu dan, yang lebih penting, kau mengenal cara kerja administrasi kampus. Kita bisa memanipulasi dokumen undangan, tapi risikonya terlalu besar jika Surya memeriksanya.”

Rendra menyilangkan tangan, ekspresinya serius. “Mencuri undangan atau memalsukannya sama saja bunuh diri. Surya memiliki tim keamanan yang lebih baik daripada Rektorat. Dia akan tahu. Tapi aku bisa membantumu dari jalur resmi.”

“Jalur resmi apa?” tanyaku.

“Aku tahu ada satu slot 'Mahasiswa Teladan Pilihan Rektorat' yang selalu kosong untuk jaga-jaga. Slot itu seharusnya diisi oleh Serena, tapi dia sudah memiliki undangan dari jalur keluarga. Aku bisa menggunakan pengaruh BEM dan sedikit pemerasan pada Sekretariat Rektorat untuk memastikan nama Amara terdaftar di slot itu. Tapi itu hanya memberimu akses ke pintu depan, bukan undangan pribadi.”

“Itu sudah cukup,” aku mengangguk. “Aku akan mengurus sisanya.”

Pak Arka menatapku tajam. “Amara, ‘sisanya’ itu adalah bagian yang paling berbahaya. Surya adalah seorang maestro psikologis dalam bisnis. Dia akan melihat kelemahan tersembunyi. Kau tidak bisa menggunakan kritik sosiologismu di Gala. Kau harus menjadi apa yang dia inginkan, setidaknya untuk satu malam.”

“Dia ingin aku menjadi aset,” jawabku. “Seorang mahasiswa cerdas yang baru sadar betapa mahalnya kekuasaan. Aku akan memberinya ilusi itu. Aku akan membiarkannya berpikir dia bisa membeliku.”

Rendra mendengus. “Itu risiko yang gila. Begitu kau masuk ke domainnya, dia akan mengira kau terkesan dengan kekayaan dan kekuasaannya. Dia akan mulai melihatmu sebagai trofi baru, bukan sebagai reformator.”

“Bukankah itu yang kuinginkan?” tanyaku, membalikkan pertanyaan itu kepadanya. “Agar dia merasa cukup percaya diri untuk menunjukkan tempat dokumen rahasianya?”

Pak Arka menyandarkan punggungnya, matanya menyipit. “Kita perlu membahas etika, Amara. Misi ini menuntutmu untuk melakukan hal yang bertentangan dengan prinsip Kinara. Kau harus merayu. Kau harus mempesona. Dan kau memiliki alat untuk melakukannya. Jika kau menggunakan 'Daya Tarik Sosial Absolut' untuk membuatnya terikat secara emosional, kau sama saja menghancurkan integritas Target 4 untuk tujuan yang lebih besar.”

“Apakah reformasi struktural tidak membenarkan sedikit pengkhianatan emosional?” aku bertanya, mencoba menguji batasan moral Pak Arka.

“Dalam sosiologi kritis, tujuan tidak pernah membenarkan alat yang menindas,” jawab Pak Arka tegas. “Jika kau menindas Surya secara emosional, kau telah menjadi bagian dari sistem yang kau benci. Aku ingin kau menang, Amara. Tapi aku tidak ingin kau kehilangan dirimu sendiri.”

Rendra, yang selama ini mendengarkan, angkat bicara. “Aku tidak seidealistik Pak Arka, tapi aku tahu rasanya dimanipulasi. Serena memanipulasi BEM dan seluruh narasi kampus. Jika kau menggunakan ‘pesona’ untuk mendapatkan data, itu adalah taktik yang cerdas, tapi kau harus punya garis batas. Kau harus tahu kapan harus berhenti sebelum daya tarik itu menjadi nyata.”

Pertanyaan Rendra menyentuh inti terdalamku. Apakah Amara (yang diaktifkan oleh skill Sistem) bisa jatuh cinta pada Target 4? Kinara tahu dia tidak boleh. Tapi Sistem terus mendorong Misi Romansa Tersembunyi.

“Garis batasnya adalah dokumen rahasia,” kataku, berusaha meyakinkan diriku sendiri. “Begitu aku mendapatkan data tentang Proyek Phoenix, permainan selesai. Tidak ada kontak pribadi lagi. Rendra, aku butuh bantuanmu untuk hal yang lebih penting dari sekadar undangan.”

“Apa itu?” tanya Rendra.

“Keamanan. Jika aku berhasil mendapatkan dokumen itu di Gala, Surya akan panik. Aku harus memastikan bahwa begitu aku keluar dari gerbangnya, aku memiliki jalan keluar yang aman, yang tidak bisa dilacak oleh tim keamanannya. Aku butuh tim yang bisa dipercaya.”

Rendra terdiam sejenak. Menyiapkan jalur evakuasi untuk Kinara berarti dia secara terbuka menyatakan perang terhadap Bapak Surya, penyandang dana utama BEM dan universitas.

“Kau memintaku mempertaruhkan karier politik dan pendidikanku, Amara,” kata Rendra, suaranya pelan.

“Aku memintamu memilih, Rendra,” balasku, mencondongkan tubuh ke depan. “Kau melihat data Serena. Kau tahu bagaimana Surya menggunakan kampus ini untuk menyaring dan menghancurkan mahasiswa yang kritis. Kau sudah menjadi 'Potensi Sekutu Tinggi' di mataku. Tapi sekarang, kau harus menjadi sekutu sejati. Apakah kau ingin menjadi Ketua BEM yang efisien di bawah tiran korporat, atau kau ingin menjadi pemimpin mahasiswa yang berjuang untuk reformasi sejati?”

Rendra menundukkan kepala. Ada pergolakan batin yang nyata di matanya. Aku tahu dia mendambakan kekuasaan, tapi aku juga tahu dia mulai muak menjadi boneka.

“Aku akan mengaturnya,” kata Rendra, akhirnya mengangkat kepala. “Aku akan menggunakan koneksi lama dari organisasi kampus di luar BEM. Mereka loyal padaku, bukan pada uang Surya. Tapi kau harus memberiku dua jam setelah Gala dimulai. Aku akan menyiapkan 'kebakaran palsu' di salah satu gedung universitas sebagai pengalihan perhatian, yang akan menarik keamanan utama kampus dan Surya.”

“Sebuah kebakaran?” Pak Arka terkejut. “Rendra, itu tindakan kriminal!”

“Bukan kebakaran sungguhan, Pak,” Rendra memperbaiki. “Hanya alarm kebakaran palsu yang cukup besar untuk menarik perhatian. Jika kita ingin melawan hiu, kita harus bermain kotor sedikit. Amara benar, idealismemu tidak akan membawamu ke gerbang keluar dengan selamat.”

Pak Arka menghela napas. “Aku tidak menyetujui metode ini, tapi aku mengerti strateginya. Aku akan menunggu di luar kampus sebagai titik kontak. Jika ada yang salah, hubungi aku. Aku akan menggunakan pengaruh akademis saya untuk menarik perhatian media, menjadikannya krisis PR jika mereka mencoba menyakitimu.”

Aku merasakan gelombang dukungan yang hangat. Dikelilingi oleh seorang sosiolog kritis yang berprinsip dan seorang politisi yang sedang bertobat, aku merasa siap menghadapi Target 4.

“Terima kasih, Pak Arka, Rendra,” kataku. “Tiga minggu. Aku akan mulai fokus mempersiapkan penampilan dan mental. Aku harus benar-benar menjadi Amara yang diinginkan Surya. Elegan, cerdas, dan yang paling penting, terlihat rapuh di bawah tekanan kekuasaan.”

Kami menyelesaikan pertemuan. Pak Arka dan Rendra berpamitan, masing-masing membawa beban rencana dan moralitas yang berat. Aku tetap duduk sendirian, merenungkan betapa cepatnya aku menarik dua musuh utama ke sisiku. Ini adalah kekuatan Kinara: melihat celah di sistem dan mengisinya dengan kebutuhan akan reformasi.

Saat aku hendak bangkit, ponselku bergetar sekali lagi. Kali ini bukan notifikasi Sistem, melainkan pesan teks dari nomor tak dikenal. Pesan itu sangat formal, namun terasa dingin dan berwibawa.

Teks itu berbunyi:

Kepada Nona Amara.

Saya mendengar banyak hal tentang transformasi Anda yang luar biasa. Saya kagum. Intelektualitas yang Anda tunjukkan di Debat Nasional, ditambah dengan keberanian Anda menghadapi kesulitan pribadi, sungguh patut dihargai.

Universitas membutuhkan pemimpin masa depan yang berani mengambil risiko. Dan Proyek Phoenix adalah tentang masa depan.

Saya mengundang Anda secara pribadi ke Gala Ulang Tahun Kampus, bukan sebagai tamu Rektorat, tetapi sebagai tamu kehormatan saya. Saya ingin melihat Anda beraksi lebih dekat, dan mendiskusikan bagaimana potensi Anda bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Salam hormat,

S.

S. Bapak Surya. Target 4.

Aku tertegun. Undangan pribadi itu sudah kudapatkan, hanya beberapa jam setelah aku merencanakannya. Dia tidak hanya mengetahui pergerakanku; dia mengantisipasinya. Dia bahkan menggunakan nama 'Proyek Phoenix' untuk memancingku.

Dia tidak hanya ingin aku hadir. Dia ingin aku merasa istimewa. Dia ingin aku tahu bahwa dia adalah dalang yang mengendalikan panggung, dan dia telah memberiku kursi barisan depan.

Peringatan Pak Arka kembali terngiang: *“Dia akan menyerangmu dengan kesempatan, dengan janji reformasi yang cepat, yang akan terasa sangat menggoda.”*

Aku melihat pesan balasan yang sudah diketik oleh Sistem secara otomatis, siap dikirimkan dengan sekali sentuh:

[Teks Balasan Otomatis (Daya Tarik Sosial Absolut): "Sungguh suatu kehormatan yang tak terduga, Bapak Surya. Saya sangat menantikan diskusi kita. Saya percaya saya memiliki banyak hal yang bisa saya tawarkan kepada Proyek Phoenix."]

Kinara menarik jarinya. Aku tidak akan membiarkan Sistem mengendalikan dialog pertamaku. Aku harus mengirimkan pesan yang menunjukkan aku adalah lawan, bukan pengagum.

Aku menghapus teks otomatis itu dan mengetik balasan singkat, menguji batasan ‘Daya Tarik Absolut’ secara sadar:

[Teks Kinara: "Bapak Surya. Saya akan hadir. Saya harap diskusi kita akan membawa reformasi yang nyata. Karena saya, Amara, tidak tertarik pada ilusi kekuasaan. Saya tertarik pada kebenaran."]

Aku menekan kirim. Risiko besar telah dimulai. Aku telah melewatkan tahap ‘mendapatkan undangan’. Surya telah menembak langsung ke tahap ‘memancing’. Ini bukan lagi permainan kucing dan tikus. Ini adalah pertarungan harimau, dan aku baru saja memasuki kandangnya dengan gaun yang elegan.

Sistem memunculkan peringatan baru:

[Peringatan Kritis: Target 4 (Surya) telah melakukan kontak langsung. Misi Romansa Tersembunyi diaktifkan 70%. Kinara, bersiaplah menghadapi godaan yang mematikan.]

1
Tara
ini system kok kaga bantuin. kasih solusi kek bukan cuman ngancam aja🤭😱🫣
Tara: betul betul betul...baru kali ini ada system absurd😱😅🤔🫣
total 2 replies
Deto Opya
keren sekali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!