NovelToon NovelToon
AKULAH ANTAGONIS IDAMAN

AKULAH ANTAGONIS IDAMAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Fantasi Wanita
Popularitas:976
Nilai: 5
Nama Author: Monacim

Felisha Rumi adalah seorang siswi SMA yang mendapatkan gelar ratu sekolah. Kecantikan yang kekayaan yang ia miliki sangat menunjang hidupnya menjadi yang paling dipuja. Namun sayang, Felisha merasa cinta dan kasih sayang yang ia dapatkan dari kekasih dan teman-temannya adalah kepalsuan. Mereka hanya memandang kecantikan dan uangnya saja. Hingga suatu hari, sebuah insiden terjadi yang membuat hidup Felisha berakhir dengan kematian yang tragis.

Namun, sebuah keajaiban datang di ambang kematiannya. Ia tiba-tiba terikat dengan sebuah sistem yang dapat membuatnya memiliki kesempatan hidup kedua dengan cara masuk ke dalam dunia novel yang ia baca baru beberapa bab saja. Dirinya tiba-tiba terbangun di tubuh seorang tokoh antagonis bernama Felyasha Arumi yang sering mendapatkan hinaan karena bobotnya yang gendut, kulit yang tak bersih, dan wajah yang banyak jerawat. Terlebih ... dirinya adalah antagonis paling tak tahu diri di novel itu.

Bagaimanakah Felisha menjalankan hidup barunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Monacim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SEDIKIT PERUBAHAN

Sendrio mengikuti Felya dari belakang. Mereka sekarang ada di toko bahan pembuatan kue terbesar di kota ini. Ada banyak sekali bahan untuk membuat kue dengan berbagai vaiarian dan merek. Melihatnya saja sudah membuat Sendrio pusing. Untungnya ada Felya yang bersedia membantunya. Tugasnya hanyalah mendorong trolli dan membacakan pesanan dari ibunya.

"Margarin dua bungkus," ucap Sendrio.

"Oke. Margarin keknya ke sebelah sana deh. Yuk!" Felya berjalan menuju ke rak sebelah dengan cukup cepat. Terpaksa Sendrio juga mempercepat langkahnya.

"Nyokap lo maunya merek apa, Sen?" tanya Felya sambil menunjukkan banyak margarin di hadapannya.

Sendrio menggendikkan bahunya tak peduli. "Gue nggak tau. Lo ambil aja sembarang yang penting Margarin."

"Ck, harusnya tanya kali," decak Felya merengut.

Dua orang ibu-ibu memperhatikan mereka sambil senyum-senyum. Kurang ajarnya mereka tak berbisik, melainkan bersuara seperti biasa hingga membuat Felya dan Sendrio mendengar dengan jelas.

"Jarang banget ya ada pasangan yang timpang sebelah kayak gini. Kebanyakan sih ceweknya cantik, cowoknya malah jelek. Ini beda loh. Ceweknya nggak cantik, tapi cowoknya guanteng poll."

"Iya, ya. Cowoknya mirip anakku lho, Jeng. Si Kevin. Tapi anakku pacarnya cantik, badannya bagus. Anak anggota dewan pula."

"Ya harusnya kayak gitu. Ini emang agak lain," ujar Ibu perkaian hijau tua.

"Ya namanya juga anak muda. Paling nggak serius. Paling bentar putus, nyari pacar lagi. Gitu aja terus. Anak muda cuma nyari rasa."

"Betul tuh. Bosen sama yang cantik, mau nyoba sama yang biasa aja. Pikir rasanya bakal sesuatu kali ya, Jeng. Padahal mah jelas beda punya pasangan cakep dan nggak cakep."

Felya mengambil dua margarin merek terbaik, lalu memasukkannya ke trolly dengan lesu. Obrolan ibu-ibu tersebut benar-benar membuatnya teramat geram sekali.

Tak jauh berbeda dengan Felya, Sendrio gemas juga mendengarnya. Pertama ia tak suka dengan pendapat ibu-ibu tersebut dan yang kedua kesal karena tak bisa menjaga intonasi suara.

"Bu, gosib mulu dari tadi. Di kasir ntar jangan lupa minta scan dosanya juga. Udah banyak nggak kekumpul ngegunjing orang," sindir Sendrio.

Dua ibu-ibu itu sontak mebokeh pada Sendrio yang bersedekap sambil menatap mereka dingin.

"Kenapa sih, Dek? Suka-suka kamilah mau ngomong apa. Emang kami ada nyebut nama kalian berdua?" kata ibu dengan kemeja hitam.

"Tau. Anak muda zaman sekarang emang sok berani sama yang lebih tua. Nggak ada sopan santun," ujar ibu yang satunya.

Sendrio berdecih. "Bicara soal sopan santun mending ibu-ibu dulu yang belajar. Nyindir orang emangnya sopan? Pakek ngehina fisik lagi. Kalau saya laporin ibu-ibu ke polisi nyangkut lo. Ibu-ibu melakukan perlakukan tidak menyenangkan. Paling enggak tiga hari nemenin sel tidur."

Felya nyaris tertawa mendengar kata-kata cowok itu. Dilihatnya dua ibu-ibu itu menjauh dengan tampang julid mereka. Tak berani dengan Sendrio yang memasang raut wajah tak suka.

"Frontal banget lo, Sen. Kabur tuh ibu-ibunya," gurau Felya.

"Salah sendiri banyak omong. Ck, lanjut aja deh. Tinggal dua bahan lagi nih. Pewarna makanan pandan sama meses warna-warni," kata Sendrio kembali memperhatikan ponselnya.

"Oh, oke. Ntar gue ke rak sebelah sana," ucap Felya berlari kecil menuju tempat yang ia tunjuk barusan. Sendrio juga ikut mendorong trolly menuju arah rak tersebut.

Usai berbelanja bahan kue, Sendrio memutuskan untuk mengantar Felya pulang ke kostan. Tak mungkin Sendrio mengantar Felya ke festival buku lagi. Lagipula Citra pasti sudah pulang ke rumah.

Sesampai di kostan, Felya turun dari motor cowok itu. Raut wajahnya tampak sumringah sambil berdiri di samping motor Sendrio.

"Thank you, ya. Udah mau bantu gue beli bahan kue," ucap Sendrio.

"Sama-sama. Gue seneng kok bisa bantu. Apalagi beli bahan kue. Lain kali kalo nyokap lo nyuruh, minta bantu gue aja," kata Felya.

"Next time mungkin enggak. Kan ada Citra. Dia pasti mau bantu gue. Yang ini ... cuma karena nggak ada pilihan lain lagi," ujar Sendrio sambil menyalakan motornya.

Felya merotasikan matanya. Baru saja ia menganggap Sendrio tak semenyebalkan Randy, eh malah kembali lagi sikapnya. Kalem tadi rupanya hanya karena tak enak Felya sudah mau membantunya.

"Terserah lo deh mau ngomong apa. Lo pasti nggak suka sama gue karena gue sering jahat sama Citra. Oke fine, gue nggak masalah sama sekali tuh. Gue sekarang cuma mau ngelakuin apa yang gue pengin lakuin. Dan nggak semua hal yang gue pengin itu soal kejahatan doang. Pasti ada hal yang bermanfaatlah. Udah ya, gue masuk dulu ke dalam. Bye!"

Sendrio memperhatikan Felya yang berjalan ringan menuju kamar kostan miliknya. Jika dilihat-lihat, cewek itu auranya tak seperti dulu. Helaan napas terdengar dari mulut cowok itu.

"Huh, gue nih kenapa sih. Padahal tuh orang udah mau bantuin gue. Tapi tetap aja sih dia pantes ngedapetin perlakukan kayak gitu. Itu buah dari perilakunya juga selama ini," monolog Sendrio seraya menjalankan motornya meninggalkan kostan Felya.

Felya memasuki kamar kostan. Ia berlari kecil menuju nakas, lalu menarik sebuah timbangan di bawah nakas tersebut. Felya dengan percaya diri menaiki timbangan badan itu. Senyumannya melebar melihat ada pengurangan berat badan yang lumayan karena misinya dapat ia selesaikan dengan baik.

"Yes! Berat badan gue udah turun sedikit. 75.25 sih lumayan. Berarti berat badan gue tadi berkurang sebanyak lima kilo dong? Yeeeeaaay!"

Felya menatap dirinya di cermin. Tubuhnya sedikit lebih kurus dari sebelumnya, terutama pada lemak di pipinya yang benar-benar berkurang.

"Gue harus makin gencar nih deketin Sendrio. Gapapa deh kesannya ngemis cinta ke Randy. Toh, yang ini bukan Randy. Tapi Sendrio!"

Felya duduk di kursi depan meja rias sambil menatap wajahnya yang sekarang.

"Muka Felya ini sebenernya cantik sih. Cuma karena jerawat dan kelebihan berat badan. Terus nggak bisa ngerawat diri juga. Ck, kayaknya selain ngerubah alur hidupnya nih cewek gue juga harus ngerubah penampilan juga. Ya walau bukan raga gue tapi kan gue yang nempatin badan dia sekarang. Jadi gue harus rawat Felya sebagaimana gue ngerawat diri ketika menjadi Felisha, diri gue yang asli," ucap Felya dengan mantap. Ia berdiri tegak dengan penuh percaya diri. "Oke! Gue harus bergaya sepenuhnya kayak Felisha. Mulai besok, gue bakal jadi Felya yang beda. Ya walau berat badan gue belum sekurus Felisha, tapi it's okay. Gue bisa terlihat cantik dengan kondisi fisik bagaimanapun asal gue bisa membangun penampilan menarik dan kepribadian yang keren."

Felya tersenyum senang. Akankah ia berhasil melakukan hal tersebut besok?

1
Gedang Raja
Luar biasa
Mona_cim: thank u
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!