Saat berumur lima tahun orang tua Santika membuangnya namun 12 tahun kemudian orang tuanya berusaha mencarinya. Hingga pada akhirnya mereka dipertemukan kembali.
Namun dua tahun kemudian dirinya di paksa untuk menggantikan Adik Tirinya yang dijodohkan dengan seorang pria yang terkenal dengan kekejaman dan dingin namun lebih parahnya pria tersebut ternyata lumpuh.
Awalnya Santika menolaknya namun orang tuanya mengancamnya akan menghentikan biaya rumah sakit Nenek angkatnya membuat Santika terpaksa bersedia menikah dengan pria tersebut.
Santika sama sekali tidak menyangka kalau banyak rahasia keluarga suaminya yang selama ini tidak diketahui oleh orang luar. Rahasia apakah itu?
Apakah Santika bahagia menikah dengan suaminya atau berakhir bercerai mengingat keluarga suaminya sangat membenci suaminya dan juga dirinya? Ikuti yuk novelku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kalah Cepat
Di tempat yang berbeda lebih tepatnya di tempat kediaman Diego. Di mana Diego sedang duduk sendirian sambil menikmati bintang-bintang di langit di halaman depan.
"Makan malam sudah datang." Ucap Santika sambil berjalan ke arah suaminya dengan senyuman manisnya.
Diego yang melihat istrinya tersenyum membuat dirinya membalas senyumannya. Hingga dirinya melihat Satya membawa sesuatu yang sangat asing karena baru kali ini dirinya melihatnya.
"Sayang, ini apa? Kenapa Aku belum pernah melihatnya?" Tanya Diego penasaran sambil menatap benda tersebut.
Di mana benda tersebut berbentuk mangkok ukuran agak besar namun di tengahnya ada cerobong. Selain itu Diego juga melihat di sekeliling pinggirannya ada air mendidih.
"Ini namanya hot pot. Di mana kita bisa memasak dengan menggunakan hot pot ini kemudian setelah matang kita bisa memakannya." Jawab Santika sambil mengambil sumpit.
"Sekarang Aku akan memasukkan sayuran yang masih mentah ke dalam hot pot ini. Nanti kalau sudah matang suamiku bisa memakannya." Sambung Santika sambil mengambil beberapa sayuran mentah.
Kemudian Santika memasukkannya ke dalam hot pot hingga bebeberapa saat Santika mengambil sayuran yang sudah matang dengan menggunakan sumpit.
"Sudah matang, mana mangkoknya?" Tanya Santika.
Tanpa menjawab Diego langsung mengambil mangkoknya lalu diarahkan ke Santika. Santika langsung meletakkan sayuran matang tersebut ke dalam mangkok kecil tersebut.
"Sekarang makanlah." Ucap Santika.
Diego hanya tersenyum kemudian Diego memakannya dengan menggunakan sumpit tanpa ada rasa takut sedikitpun jika Santika akan meracuni dirinya.
Hal ini dikarenakan dirinya percaya kalau Santika tidak akan mungkin meracuni dirinya. Sedangkan Santika menatap Diego yang sedang makan sayur buatan dirinya.
"Bagaimana rasanya?" Tanya Santika penasaran.
"Sangat enak." Jawab Diego.
"Kalau begitu Aku coba yang lain." Ucap Santika sambil kembali memasukkan bahan makanan di hot pot.
"Satya, ayo kita makan bersama." Ajak Santika.
Satya hanya terdiam sambil menatap ke arah Diego sedangkan Diego yang mengerti arti tatapan hanya menganggukkan kepalanya.
Satya tentu saja sangat senang karena dirinya juga ingin merasakannya. Hal ini dikarenakan Diego dan Satya jarang makan di luar di tambah waktu mereka dihabiskan untuk bekerja dan memperluas perusahaan.
Selain itu mereka juga disibukkan dengan dunia bawah di mana banyak musuh yang ingin membunuh Diego di tambah Ibu Wulan dan kedua adik tirinya yang sangat ingin Diego mati.
Diego dan Satya pernah melihat orang makan dengan menggunaan hotpot. Namun kedua pria tampan tersebut sama sekali tidak tertarik di tambah membuang waktu, mengingat waktu mereka sangat berharga.
Mereka bertiga akhirnya makan malam bersama hingga lima belas menit kemudian mereka sudah selesai makan dan minum.
Satya kemudian memerintahkan pelayan untuk membawa hot pot dan semua peralatan makan yang ada di meja.
Hingga lima menit kemudian meja tersebut bersih bersamaan kedatangan satu orang pelayan sambil membawa nampan yang berisi satu set teko yang berisi teh hangat.
("Aku pikir makan dengan menggunakan hotpot hanya membuang-buang waktu tapi ternyata tidak juga." Ucap Diego dan Satya).
("Istriku, terima kasih. Kehadiranmu sangat berarti buatku dan Aku bersyukur bisa menikah denganmu." Ucap Diego).
("Nyonya Muda Diego, terima kasih karena berkat kehadiranmu membuat Tuan Muda Diego sembuh dari penyakitnya di tambah kini Tuan Muda Diego terlihat sangat bahagia dan sering tersenyum." Ucap Satya).
Santika dan Diego kemudian mengobrol sambil menikmati teh hangat sedangkan Satya berdiri di belakang Satya sambil berjaga-jaga.
"Bunuh mereka!" Teriak seseorang yang tiba-tiba datang entah dari mana asalnya.
Hal itu tentu saja membuat mereka bertiga sangat terkejut hingga mereka bertiga melihat sepuluh pria berseragam hitam-hitam berjalan ke arah mereka dengan menggunakan golok, pentungan hansip dan kapak.
Satya yang tidak ingin Diego dan Santika terluka membuat Satya maju dan bertarung melawan para musuhnya.
"Istriku, jangan takut karena Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu." Ucap Diego sambil menggenggam tangan kiri Santika.
Santika sangat senang atas perkataan suaminya dan hal itu membuat dirinya tersenyum bahagia. Namun tanpa sepengetahuan Diego dan Satya kalau tangan kanan Santika mengambil jarum perak yang diselipkan di ikat pinggangnya.
Santika yang ingin membantu Satya tidak jadi pasalnya salah satu dari mereka tiba-tiba ingin menyerang dirinya. Di mana orang tersebut menghunus kapak dan golok ke arah Santika.
Diego yang melihat hal itu langsung berusaha berdiri karena dirinya tidak ingin istrinya terluka.
Diego dengan gerakan cepat menahan golok tersebut dengan menggunakan tangan kanannya bersamaan darah keluar dari telapak tangannya.
Hal itu membuat Santika kaget dan ingin membunuh penjahat tersebut dengan melempar jarum perak namun gerakannya kalah cepat.
mudh membunuh mafia juga diego sdh siao sedia dgn pengawal bayangannya