NovelToon NovelToon
Pedang Terkutuk Pemulung Misterius

Pedang Terkutuk Pemulung Misterius

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan / Roh Supernatural / Pusaka Ajaib / Balas Dendam
Popularitas:625
Nilai: 5
Nama Author: Black _Pen2024

"Takdirnya ditulis dengan darah dan kutukan, bahkan sebelum ia bernapas."

Ling Yuan, sang pewaris yang dibuang, dicap sebagai pembawa kehancuran bagi klannya sendiri. Ditinggalkan untuk mati di Pegunungan Sejuta Kabut, ia justru menemukan kekuatan dalam keterasingan—dibesarkan oleh kuno, roh pohon ajaib dan dibimbing oleh bayangan seorang jenderal legendaris.

Kini, ia kembali ke dunia yang telah menolaknya, berbekal dua artefak terlarang: Kitab Seribu Kutukan dan Pedang Kutukan. Kekuatan yang ia pegang bukanlah anugerah, melainkan hukuman. Setiap langkah menuju level dewa menuntutnya untuk mematahkan satu kutukan mematikan yang terikat pada jiwanya. Sepuluh tahun adalah batas waktunya.

Dalam penyamarannya sebagai pemulung rendahan, Ling Yuan harus mengurai jaring konspirasi yang merenggut keluarganya, menghadapi pengkhianat yang bersembunyi di balik senyum, dan menantang takdir palsu yang dirancang untuk menghancurkannya.

Akankah semua perjuangan Ling Yuan berhasil dan menjadi Dewa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1 Tempat Asing...

Kegelapan Pegunungan Sejuta Kabut menelan setiap jejak cahaya. Di jurang yang dingin, tempat kabut beracun tidak pernah tersentuh matahari, seorang anak laki-laki berusia sepuluh tahun dilemparkan seperti sampah. Ling Yuan, si penerus sah klan Yang, terbatuk keras saat udara dingin menusuk paru-parunya yang lemah. Punggungnya menghantam batu yang runcing; rasa sakit itu hampir tidak terasa dibandingkan dengan rasa pengkhianatan yang membekukan.

Sepasang tangan kasar, milik seorang pengawal yang dulu sering membawakan mainan, adalah yang terakhir menyentuhnya. Namun, kali ini, sentuhan itu penuh dengan ketakutan dan jijik. "Pergilah, si Pembawa Kutukan! Jika kau mati di sini, klan akan selamat!" bisikan yang mematikan itu bergema di benaknya, lebih tajam dari angin gunung.

Ling Yuan tidak menangis. Air matanya telah kering bertahun-tahun yang lalu, digantikan oleh bara api kebencian yang samar-samar. Ia ingat hari ketika ramalan itu diumumkan. Selir Sin, dengan wajah yang dihiasi kesalehan palsu, berdiri di atas altar kuno, menunjuk bayi yang baru lahir itu—dirinya sendiri.

“Anak ini membawa Racun Kehancuran,” suara Selir Sin terdengar megah dalam ingatan. “Dalam dua puluh tahun, ia akan merobohkan Klan Yang, menghapus nama kita dari sejarah. Dia adalah Kutukan yang lahir dari Darah Yang.”

Ramalan palsu. Ling Yuan tahu itu. Ia ingat kilasan singkat dari mata ibunya, Ji Yue, yang dipenuhi keputusasaan dan kasih sayang yang mendalam, sebelum kematiannya. Ji Yue, seorang kultivator berbakat, telah menguras habis energi spiritualnya sendiri untuk menanamkan segel pelindung, meskipun sia-sia, pada janinnya. Pengorbanan itu hanya menunda eksekusinya, dan mempercepat kematian Ji Yue, tak lama setelah suaminya, Jendral Yong, gugur dalam perang yang mencurigakan.

Jendral Yong, ayahnya, gugur bukan karena keberanian, tetapi karena pengkhianatan yang rapi di medan perang. Sebuah laporan palsu, umpan yang ditanamkan Selir Sin melalui jaringan mata-mata klan, memastikan Yong terperangkap di Lembah Seribu Pedang. Ling Yuan tahu, Jendral Yang—kakeknya—telah mengizinkan semua ini terjadi, takut pada ramalan dan terlalu lemah untuk melawan pengaruh Selir Sin.

“Kebencianmu adalah racun yang sama mematikannya dengan kutukan yang mereka tanamkan padamu, Nak.”

Suara itu datang dari belakangnya, berat dan serak, tetapi membawa otoritas medan perang yang tak terbantahkan. Ling Yuan tersentak, mencoba merangkak menjauh dari kabut yang perlahan membentuk sosok. Sosok itu tinggi, mengenakan baju zirah kuno yang usang, dan matanya memancarkan cahaya biru keperakan yang menembus kegelapan Pegunungan Kabut.

“Siapa... siapa kau?” Ling Yuan merintih, suaranya hampir tidak terdengar.

Sosok spektral itu berlutut, aura kekuatannya membuat kabut di sekitarnya menghilang. “Aku adalah bayangan seorang guru, Jendral Mao. Atau yang kau kenal sebagai paman dari ayahmu, yang diasingkan dan dilupakan oleh klan Yang.”

Jendral Mao, seorang kultivator yang dicurigai sebagai pemberontak karena menentang ramalan kuno, telah menghilang sepuluh tahun lalu, tepat sebelum kelahiran Ling Yuan. Kini, ia hanya berupa arwah yang terikat pada kekuatan terlarang di pegunungan ini.

“Kau tidak dibuang karena ramalan, Ling Yuan. Kau dibuang karena warisan,” Jendral Mao menjelaskan dengan nada dingin, yang menuntut perhatian penuh. “Ibunya, Ji Yue, telah menggunakan sisa hidupnya untuk menyegel energi Kutukan Agung di dalam dirimu, agar kau memiliki waktu. Dan aku, telah menunggu di sini, terikat pada Pedang Kutukan Mao, senjata yang ditakuti seluruh Kekaisaran.”

Mao mengangkat tangannya, dan kabut itu merespons, membentuk bayangan hitam dari sebuah buku tebal yang tertutup debu. “Ini adalah Kitab Seribu Kutukan. Bukan buku sihir hitam, tetapi Kitab Penebusan. Kitab ini mencantumkan sepuluh Kutukan yang mengikat darah Yang, kutukan yang membuat klanmu korup, arogan, dan akhirnya, buta terhadap kebenaran.”

Mao menatap tajam ke mata Ling Yuan yang dipenuhi trauma. “Selir Sin menanamkan kutukan ke-nol—Kutukan Racun, agar klan Yang menolakmu. Tetapi Ji Yue berhasil memutusnya, menunda kehancuranmu selama sepuluh tahun ke depan. Waktumu sudah dimulai, Ling Yuan. Sepuluh tahun, dan tidak lebih.”

“Dalam sepuluh tahun, kau harus mematahkan sepuluh kutukan itu satu per satu, menggunakan Kitab ini dan Pedang Kutukan yang akan segera kau temukan. Jika kau gagal, energi kutukan yang kau bawa akan menghancurkan jalur kultivasimu, merobek jiwamu, dan kau akan menjadi apa yang mereka sebut—monster penghancur,” suara Mao mengeras. “Dan yang lebih buruk, jika kau gagal, Selir Sin akan menggunakan energi kutukanmu untuk membuka Gerbang Dimensi Terlarang.”

Anak berusia sepuluh tahun itu, yang baru saja dilemparkan ke dalam kematian, kini diberikan tugas yang mustahil: menyelamatkan klan yang telah membuangnya, dan pada saat yang sama, menyelamatkan dirinya sendiri dari takdir yang ditentukan.

“Aku… aku tidak tahu bagaimana harus melakukannya,” bisik Ling Yuan, kedinginan mulai merenggut kesadarannya.

Jendral Mao menyentuh dahi Ling Yuan dengan jari spektralnya. Energi dingin, tetapi penuh dengan janji kekuatan yang terlarang, mengalir masuk. “Kau akan belajar. Selama sepuluh tahun ke depan, Pegunungan Kabut ini akan menjadi kuilmu, dan Pedang Kutukan akan menjadi jiwamu. Setiap tetes air mata, setiap gigitan rasa sakit, akan menjadi kekuatan. Balas dendammu bukan hanya tentang darah, Ling Yuan. Ini tentang keadilan dan penebusan.”

Tiba-tiba, arwah Mao berdiri tegak, memancarkan aura yang tak tertandingi. “Sekarang, buka matamu. Latihan dimulai. Babak pertama dari Kitab Seribu Kutukan adalah bertahan hidup. Jika kau tidak mampu bertahan dari dinginnya malam ini, kau tidak layak menjadi pewaris Pedang Kutukan Mao.”

Saat fajar mulai menyentuh puncak gunung, Ling Yuan kecil, yang hampir mati, menarik napas dalam-dalam. Di sekelilingnya, kabut mulai berputar, mengantisipasi pelatihan brutal yang akan mengubahnya dari anak yang dibuang menjadi senjata pamungkas. Sepuluh tahun, hanya sepuluh tahun, untuk menguasai Pedang Kutukan dan kembali ke Kota Kekaisaran. Dia harus melakukannya. Demi keadilan Jendral Yong dan Ji Yue. Dan demi kebencian yang masih murni di hatinya.

Ling Yuan mengepalkan tangan kecilnya, bersumpah dalam hati: Ia akan kembali. Dan ketika ia kembali, ramalan palsu itu akan menjadi kenyataan, tetapi ia akan mengarahkannya pada orang-orang yang benar-benar dan pantas menerimanya. Bukan pada orang orang yang tidak ada hubungannya dengan kehidupan malangnya ini. Tapi hanya pada orang orang yang tepat dan terarah!

Ling Yuan kecil, mempersiapkan dirinya, untuk melatih fisiknya, dan membuka segel kultivasi dan kekuatan yang seharusnya mengalir dalam darahnya.

"Paman Mao, aku siap!"

"Kau akan jadi guru Agung ku. Aku akan mempersiapkan diriku, seperti yang kau ingin aku lakukan. Demi nyawa kedua orang tuaku, dan orang orang yang seharusnya mendapatkan keadilan dan hukuman. Jadi... mohon bimbingannya!"

1
Nanik S
Cukup menarik diawal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!