NovelToon NovelToon
Aku, Suami Dan Sahabatku

Aku, Suami Dan Sahabatku

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Duda / Selingkuh / Pelakor / Wanita Karir / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:25.1k
Nilai: 5
Nama Author: Susanti 31

Namanya Diandra Ayu Lestari, seorang perempuan yang begitu mencintai dan mempercayai suaminya sepenuh hati. Baginya, cinta adalah pondasi rumah tangga, dan persahabatan adalah keluarga kedua. Ia memiliki seorang sahabat yang sudah seperti saudara sendiri, tempat berbagi rahasia, tawa, dan air mata. Namun, sebaik apa pun ia menjaga, kenyataannya tetap sama, orang lain bukanlah darah daging.

Hidupnya runtuh ketika ia dikhianati oleh dua orang yang paling ia percayai, suaminya, dan sahabat yang selama ini ia anggap saudara.

Di tengah keterpurukannya ia bertemu ayah tunggal yang mampu membuatnya bangkit perlahan-lahan.

Apakah Diandra siap membuka lembaran baru, atau masa lalunya akan terus menghantui langkahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Persidangan kedua

Diandra memijit pelipisnya pelan dengan kedua tangan. Deretan angka di hadapannya membuat iya pusing tidak terhingga. Proyek pembangunan hotel yang pernah Ramon diskusikan padanya menelan dana cukup besar lebih dari perkiraannya.

"Kenapa dananya bisa sebanyak ini sedangkan bangunannya belum setengah jadi," gumam Diandra.

Ia terus menggesar foto-foto proyek yang dikirimkan sekretarisnya. Bagunan tersebut belum membentuk sebuah hotel.

Diandra menekan interkom di atas meja. "Panggil kepala keuangan dan manajer proyek ke ruangan saya sekarang!" ujarnya kemudian kembali sibuk pada laporan.

Berharap semuanya hanya kesalahpahaman data saja. Sebab jika ini benar terjadi posisinya sebagai CEO baru akan dipertanyakan oleh para pemegang saham mayoritas.

Beberapa menit kemudian dua orang yang di panggil tiba di ruangan Diandra. Kedua pria itu tampak tegang berdiri di seberang meja, apalagi saat CEO baru itu melepar dokumen ke atas meja dengan tatapan mematikannya.

"Saya baru meninjau laporan terakhir proyek dan menemukan biaya pembangunan dua kali lipat dari kontrak awal, padahal bangunan itu belum selesai. Kemana semua dana dialirkan?"

"Bahan-bahan bangunan naik Bu, dan kami mengusahakan bahan berkualitas. Dan ada beberapa perubahan desain yang diminta pihak arsitek," ucap manajer proyek

"Perubahan desain? Siapa yang menyetujuinya?"

"CEO sebelumnya, Bu."

"Kami ... menerima dokumen revisi dari pihak kontraktor Bu, mereka mengklaim sudah disetujui oleh pihak manajemen," ucap kepala keuangan.

Diandra menghela napas panjang, jelas hal ini bukan ranahnya lagi sebab disetujui oleh CEO sebelumnya. Jika ingin menyelidiki lebih lanjut ia harus bertemu Ramon untuk mempertanyakan semuanya.

"Baik." Diandra menatap kepala keuangan dan manajer Proyek tajam, berusaha tegas agar tidak ada yang meremehkannya di perusahaan ayahnya sendiri karena terbilang baru. "Saya ingin semua salinan kontrak revisi desain, dan tranfer dana. Saya akan meninjau proyek secara langsung."

"Kalian boleh pergi," lanjutnya.

Diandra langsung menjawab panggilan yang masuk ke ponselnya. Berjalan menuju dinding kaca dan memperhatikan langit berwarna biru yang sangat cerah.

"Maaf jika saya menganggu waktu sibuk bu Diandra, tapi ada hal penting yang harus kita bicarakan."

"Apa sidang keduanya nggak berjalan lancar?"

"Bisa dibilang begitu Bu."

"Saya akan datang langsung ke kantor Michio," ujar Diandra dan memutus sambungan telepon.

Hari ini adalah persidangan keduanya dan sepertinya rencana yang ia susun bersama Gerald tidak berjalan lancar sehingga ia tidak sabar untuk bicara empat mata.

"Bu Diandra ...."

"Letakkan saja berkasnya di atas meja, saya akan kembali beberapa jam lagi." jawab Diandra pada sekretarisnya.

"Baik, Bu."

***

"Masuk!" Gerald berdiri dan mempersilahkan Diandra duduk di sofa empuk khusus klien. Ia ikut duduk di hadapan wanita itu usai melepas kancing jasnya.

"Apa yang terjadi di pengadilan Pak?"

"Saya terlalu meremehkan lawan." Gerald menjeda. "Ramon dan kuasa hukumnya menolak untuk melanjutkan perceraian dan menuduh bu Diandra ingin bercerai bukan karena dia selingkuh melainkan bu Diandra mencintai pria lain."

"Tapi bukti yang kita miliki sudah cukup kan Pak? Foto yang tidak sengaja Grace ambil bahkan jauh lebih dari cukup," balas Diandra.

"Bu Diandra benar tetapi saya kesulitan di sidang kedua sebab ibu nggak hadir dan nggak ada saksi. Semuanya diluar rencana kita."

"Mereka memiliki bukti?"

Gerald mengangguk ragu. "Foto kita."

"Foto kita? Saya dan pak Gerald?" Kelopak mata Diandra melebar.

"Sepertinya Ramon terus membuntuti kemanapun bu Diandra pergi sehingga ...."

"Kapan sidang ke tiga?"

"Satu minggu lagi."

"Saya akan hadir. Dan untuk sementara mungkin saya dan pak Gerald nggak bertemu."

"Itu keputusan yang terbaik Bu."

Gerald melepas simpul dasinya secara kasar usai kepergian Diandra, menyandarkan tubuhnya pada sofa dan memejamkan mata. Untuk pertama kalinya dia kalah debat di persidangan. Bukan karena lawannnya kuat melainkan dirinya yang melemah melihat Alice di kubu lawan.

"Maaf Diandra," lirihnya. "Aku merusak semua rencana hanya karena masa lalu yang nggak bisa aku imbangi,"

Entahlah, selain rasa bersalah itu Gerald seolah enggang menjaga jarak dengan Diandra. Mendengar wanita itu tidak ingin bertemu demi menghindari omong kosong Ramon membuatnya kesal.

"Sudah aku katakan bukan, kamu nggak bisa melawanku di pengadilan."

Gerald menghela napas panjang mendengar suara menyebalkan itu, ia lantas mengambil ponselnya tanpa melirik wanita yang baru saja tiba di ruangannya.

"Seret Alice keluar dari ruangan bahkan gedung Michio. Masukkan dalam daftar hitam pengunjung!" perintah Gerald.

Tidak lama Hansen datang bersama dua pria berbadan tegas.

"Maaf Bu Alice tapi saya hanya melaksanakan perintah," ujar Hansen dan mengkode dua orang yang ia bawa untuk menyeret Alice.

"Jauhkan tangan kalian!" bentak Alice. "Saya bisa pergi sendiri," ujarnya kemudian meninggalkan ruangan Gerald.

"Hansen."

"Iya pak?"

"Kamu nggak mau jujur tentang sesuatu pada saya?"

"Itu ...."

"Kamu tahu kan posisi Grace dalam hidup saya?"

"Maaf Pak, tapi saya sangat mencintai Grace lebih dari yang bapak kira. Saya berjanji nggak akan menyakitinya dan membuatnya menangis."

"Akhiri hubungan kalian, saya nggak mau adik saya satu-satunya pacaran dengan asisten pribadi saya."

***

"Mas apa ini?" tanya Olivia dengan wajah kesalnya. Sebuah kontrak kerjasama dengan pengacara. "Kamu menyewa pengacara mahal-mahal untuk perceraian? Kenapa membuang-buang uang seperti ini. Tinggal bilang iya di pengadilan semuanya selesai."

"Atau jangan-jangan mas menyewa pengacara biar nggak pisah sama Diandra?"

"Aku lelah, buatkan kopi."

"Jawab dulu pertanyaanku, kamu masih mencintainya kan?"

"Kalau aku masih mencintainya aku nggak mungkin menikahimu Olivia."

"Lalu kenapa?"

"Harta, aku menginginkan harta Diandra."

"Hanya itu?"

"Iya Sayang, apa lagi hm?"

"Aku takut kamu selingkuh." Olivia memeluk Ramon. Ia lega tahu bahwa Ramon tidak lagi mencintai Diandra. Terlepas dari harta dia memang mencintai Ramon sebab Diandra juga mencintainya.

"Karena hari ini aku senang, kita makan malam di luar."

"Serius mas?"

"Iya Sayang."

"Habis makan malam kita jalan-jalan ya mas, sudah lama aku nggak belanja."

"Iya Sayang." Ramon mengecup kening Olivia.

Meski tidak bisa sebebas dulu berfoya-foya bukan berarti Ramon tidak bisa menikmati hidupnya. Gajinya masih cukup jika untuk makan atau belanja beberapa kebutuhan. Hanya saja harga dirinya dipertaruhkan.

"Mas mau pesan apa?"

"Aku mau ...."

Ucapan Ramon berhenti, bukan karena berpikir melainkan wajahnya baru saja disiram oleh jus yang entah dari mana asalnya.

"Apa yang kamu lakukan!" bentak Olivia pada dua wanita yang tiba-tiba datang mengacaukan makan malam mereka. Sedangkan Ramon sibuk mengeringkan wajah dan pakaiannya dengan tisu. Jujur ia merasa di permalukan terlebih ada banyak orang di restoran tersebut.

"Masih bertanya lagi, nggak liat teman aku lagi buang sesuatu ke tempat sampah?"

"Grace!" Olivia mengepalkan tangannya, sekarang dia mengerti kenapa Diandra banyak berubah ternyata ada Grace di sisinya. Wanita yang dulu sangat Olivia benci sebab selalu menghalangi jalannya untuk menyakiti Diandra.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Ramon.

"Olivia, apa kamu nggak takut kalau suamimu kembali padaku?" tanya Diandra, melangkah semakin dekat dan menyentuh rambut dan pipi wanita itu dengan senyuman. "Dia melakukan banyak cara untuk menghentikan perceraian. Jangan lupa bahwa kamu hanya seorang pelakor sebelum kami resmi berpisah."

"Aku bukan pelakor."

"Lalu apa? Pagar makan tanaman?" ejek Grace. "Sudah Diandra, nggak ada gunanya kita bergaul sama mereka." Menarik tangan sahabatnya agar segera meninggalkan restoran. Keduanya sudah selesai makan malam dan berniat pergi tetapi malah melihat Ramon dan Olivia bermesraan. Padahal baru membuat Diandra kesal akibat memfitnahnya di pengadilan.

.

.

.

.

.

1
Rahma Inayah
semoga dilancarkan persidngan cerai diandra.agar bs segera terlepas bebas dr manusia benalu spt ramon
Nena Anwar
terusin lah Thor masih betah banget aku 💪
Dewi
lanjut kak
Maria Kibtiyah
buta si geral terlalu cinta ma si alice dr wonderland🤣
Arsyad Algifari.
masih lah ka mau nambah malah😁😁
Bucinnya Nunu ☆•,•☆: jangan maruk🔪
total 1 replies
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
lagi dong upnya🥰🥰
dyah EkaPratiwi
move on gerald
Ma Em
Diandra semoga gugatan cerainya bisa kabulkan sama pengadilan , dan untuk Gerald jgn ingat terus yg sdh berlalu move on dan bangkitlah tunjukan pada Alice bahwa Gerald bisa melupakannya jgn sampai karena kamu msh cinta sama Alice nanti jadi Diandra yg rugi karena kalah dlm sidang melawan Alice dan Diandra sdh percaya sama kamu Gerald jgn sia siakan kesempatan untuk membuat Diandra bangga padamu Gerald .
luvita luvita
masih
Adi Sudiro
keluar dari rumah orang tuanya
ni manusia oon apa terlalu pintar ya🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ma Em
Diandra mempercayakan perceraian nya pada pengacara Gerald tapi karena pengacara Ramon adalah mantan istrinya jadi Gerald kalah di pengadilan kalau begitu yg rugi Diandra akibat pengacaranya yg tdk bisa memisahkan masalah pekerjaan dgn masalah pribadinya , lbh baik Diandra ganti pengacara saja daripada nanti malah Ramon yg menang dipersidangan dan Diandra kalah gara2 pengacara nya tdk kompeten .
Maria Kibtiyah
alot bgt kayaknya kasusnya
Nena Anwar
move on dong Gerald masa lalu ya masa lalu kenapa harus dibawa2 ke pekerjaan jika seperti itu terus yg ada Alice merasa menang dari kamu dan merasa masih dicintai,,,ayo Diandra tunjukan taringmu ada Grace yg akan membantu kamu cukup selama ini kamu dibodohi oleh Ramon dan Olivia kini waktunya kamu melawan
Rahma Inayah
semoga pengadilan ke 3 diandra bs hadir dan bs memenagkan sidang pengadilan
Nena Anwar
jangan terlalu membanggakan diri Alice jika nanti kalah dipersidangan kamu akan nangis
Oma Gavin
semoga perceraian diandra bisa dimenangkan dan alice gantian menjerat ramon biar olivia ngereog
Dini Anggraini: setuju bunda 👍👍😍😍😍
total 1 replies
Ma Em
Semoga Diandra berjodoh dgn Gerald buang jauh jauh si Ramon orang cuma hdp numpang sama istri saja belagu Ramon lupa dia kira perusahaan yg Ramon kelola miliknya tdk tahunya setelah ketahuan selingkuh dgn Olivia hdpnya numpang sama Diandra mertuanya Diandra kira yg kaya si Ramon ga tahunya itu hartanya Diandra , sekarang menyesal Ramon nikah dgn Olivia karena hdp nya kembali seperti dulu lagi hdp susah .
Maria Kibtiyah
ulet bulunya banyak
Rahma Inayah
pede bener si ulat bulu bakal menangi kasus ramon...
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
apakah demitnya pengacara si Ramon😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!