Demi untuk mendapatkan pengakuan dari keluarga Tan, Claudia bersedia menikah dengan pria misterius yang penyakitan demi mengganti posisi Pricilia kakak tirinya.
Claudia lahir dari sebuah kesalahan ibunya yang hamil di luar nikah oleh ayahnya Morgan Tan.
Tidak pernah mendapatkan kasih sayang sejak kecil dan kerapkali mendapatkan hinaan, Claudia tumbuh menjadi wanita yang cantik dan percaya diri.
Takut akan rumor dan kondisi buruk Edward, kelurga Tan sengaja menukar anak gadisnya Pricilia dengan anak haram Morgan Tan yaitu Claudia. Apalagi terdengar rumor pria tersebut memilki penyakit aneh dan istri-istrinya meninggal secara misterius.
Lalu, bagaimana kah nasib Claudia di tangan kelurga Chen?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suamiku Edward Chen
Aroma anti septik menguar di Indra penciuman ku. Aku membuka mataku perlahan dan menatap langit-langit berwarna putih. Di sisi kanan terdapat infusan yang mengalir ke tangan ku. Aku masih merasakan sakit dan ngilu pada telapak tangan ku yang sudah di perban.
Aku menoleh ke samping, samar melihat sosok pria sedang duduk di sofa sambil membulak-balikan berkas di tangannya. Wajah pria itu sangat familiar, aku terus mengingatnya dan aku terkejut setelah ingatan ku tertuju pada sebuah kecelakaan mobil.
Pria itu, bukan kah yang aku tolong waktu kecelakaan di jalan sepi? Kenapa tiba-tiba dia ada di sini? Dan semalam bukan kah pria ini yang datang menolong ku?. Aku masih terus berpikir dan menebak-nebak, belum sempat menemukan jawabannya, pria itu melihat ku sudah tersadar, ia menaruh berkas-berkasnya di atas meja dan bangun dari duduknya, lalu berjalan ke arahku.
"Kamu sudah bangun?" tanyanya lembut, aku tertegun dan benar-benar tidak menyangka ternyata pria tampan ini yang pernah aku tolong. Aroma parfum maskulin menguar di indra penciuman, mengalahkan wangi anti septik
Dia menarik kursi dan duduk di samping ku. Seketika jantung ku berdebar tak karuan, aku membeku di tempat ku tidur. Irama jantung ku berdetak lebih cepat saat pria itu menatap ku.
"Sudah lebih baik?" tanyanya lagi, bibir ku tergagap, suara ku tercekat, bahkan untuk mengucapkan sepatah kata pun tidak mampu. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Maafkan aku datang terlambat, andaikan saja tepat waktu. Semua ini tidak akan terjadi." katanya merasa bersalah.
"Ka-u tu-an Chen?" tanya ku dengan suara tercekat.
Pria itu terdiam, menatap dalam bola mata ku yang coklat. Aku dapat merasakan tatapan dingin itu menusuk ke hulu hati ku. Auranya begitu tenang tetapi sangat nyaman. Lalu pria itu mengangguk. "Iya!"
Seketika bola mataku membulat sempurna. Aku benar-benar tidak menyangka kalau pria di depanku adalah suamiku Edward Chen. ku pikir dia hanya orang lain yang tidak sengaja aku temukan di pinggir jalan karena tertabrak pohon besar. Dan akupun berpikir kalau dia adalah tamu di keluarga Chen dan tiba-tiba mendengar teriakkan ku, lalu menolongku. Aku benar-benar aku tidak menyangka kalau dia adalah tuan Chen.
"Jangan takut aku tidak jahat, kau Jangan berpikir apapun tentang ku."
Aku tidak tahu harus berkata apa? apakah aku harus senang atau sedih dengan perasaanku ini. Namun, aku merasa tidak pernah diinginkan di dunia ini. Selalu mendapatkan penolakan dan penderitaan oleh orang-orang yang tidak menyukai ku. Tanpa terasa butiran bening mulai berjatuhan di sudut mataku. aku menerawang jauh ke depan menatap masa depan yang tidak aku ketahui ujung nya.
"Kenapa menangis?" tanya tuan Chen.
kutelan salivaku, aku terdiam sambil menyelami perasaanku sendiri. aku mulai takut melihat ketampanan suamiku Edward Chen. Sudah pasti aku hanya di jadikan koleksi olehnya. Hanya menjadi istri keempat pria tampan di depan ku, dan sebentar lagi aku akan di buang olehnya seperti istri-istrinya terdahulu. lalu ia mencari lagi wanita perawan untuk di nikahi. Aku tertawa hambar dalam hati, memikirkan semua yang akan terjadi.
Ku hela napas panjang sebagai jawaban ku.
"Kamu istrahat lah, mungkin kau tidak ingin terganggu oleh kehadiran ku." katanya yang langsung berdiri.
"Apa tuan akan membawa ku pulang kerumah nenek Chen, atau kerumah kelurga ku?" tanya ku tiba-tiba, ucapan itu keluar begitu saja dari bibir ku.
Pria itu menoleh dan berkata "Kau istri ku, tentu saja akan pulang bersama ku ke mansion."
Aku menatapnya penuh tanya "Bagaimana bila nenek melakukan hal buruk lagi pada ku? Aku tidak sanggup_"
"Jangan takut aku akan menjagamu." sahut nya.
Edward duduk kembali di samping ku "Kamu tidak usah khawatir, aku akan sewa orang khusus untuk menjaga mu. seseorang wanita yang bisa ku percaya."
Aku bernafas lega, akhirnya mendapatkan jawaban yang ku inginkan. Walaupun aku kembali tinggal bersama nenek Chen, tetapi aku tetap aman, sebab Edward sendiri yang akan sewa penjaga untuk ku.
"Terima kasih." ucap ku pelan.
Suara ketukan pintu mengalihkan pandangan kami. Edward menyuruh untuk masuk. Ternyata pria yang pernah bertemu dengan ku saat di rumah sakit. Dia tidak datang sendiri tapi bersama seorang wanita yang terlihat matang.
"Tuan, saya sudah membawa kandidat untuk nyonya Pricilia."
Aku tertegun, baru saja dibicarakan oleh suami ku Edward, sudah hadir wanita itu sebagai penjaga ku.
Austin berjalan mendekat kearah ku dan membungkuk hormat "Selamat siang nyonya." sapanya sopan, ia terlihat sungkan di depan ku. Tetapi aku tidak membalas ucapannya, hanya mengangguk pelan.
Edward menerima berkas dari tangan asistennya, yang sudah aku ketahui namanya Austin. Sebab ia pernah bertemu dengan ku saat datang kerumah sakit, aku menitipkan ponsel pria yang kecelakaan padanya. Aku sungguh kesal bila ingat semua itu, Kenapa Austin tidak jujur padaku kalau pria yang aku selamatkan adalah suamiku sendiri.
"Kamu bisa ilmu bela diri?" tanya Edward, tatapannya masih tertuju pada berkas yang ia baca.
"Bisa tuan!
"Baiklah, mulai besok kamu sudah bisa menjaga istri ku."
"Baik tuan, terima kasih." ucap nya tegas. Wanita ini terlihat tomboy dan perawakannya mirip laki-laki.
Wanita itu berjalan mendekat kearah ku dan membungkuk hormat. "Perkenalkan nama saya Janeta, bisa juga di panggil Tata."
Aku hanya mengangguk sebagai respon, setelah itu wanita itu pergi bersama Austin meninggalkan ruangan rawat inap ku yang super mewah.
Aku berasa seperti mimpi, semua datang begitu cepat dan tiba-tiba. Edward Chen yang sudah memperlihatkan jati dirinya kepada ku, Austin asisten suami ku datang membawa bodyguard wanita untuk ku. Andaikan saja kebahagiaan ini hanya ada di dalam mimpi, sepertinya aku tidak ingin terbangun lagi.
TERUS IKUTI KISAH SELANJUTNYA SAYANG 💜 Bantu LIKE setelah membaca, beri VOT/GIFH dan kasih bintang 5 di karya ini. BERIKAN JUGA KOMENTAR KALIAN, agar Bunda tambah semangat menulis 🥰🥰
"
hiks sakit bnget yah Claudia tau kebenaran tentang suamimu yg sabar yah clau