NovelToon NovelToon
3 Ratu Sakti

3 Ratu Sakti

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / Epik Petualangan / Perperangan / Dendam Kesumat / Fantasi Wanita
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Rudi Hendrik

Ratu Ani Saraswani yang dihidupkan kembali dari kematian telah menjadi "manusia abadi" dan dianugerahi gelar Ratu Sejagad Bintang oleh guru ayahnya.

Aninda Serunai, mantan Ratu Kerajaan Siluman yang dilenyapkan kesaktiannya oleh Prabu Dira yang merupakan kakaknya sendiri, kini menyandang gelar Ratu Abadi setelah Pendekar Tanpa Nyawa mengangkatnya menjadi murid.

Baik Ratu Sejagad Bintang dan Ratu Abadi memendam dendam kesumat terhadap Prabu Dira. Namun, sasaran pertama dari dendam mereka adalah Ratu Yuo Kai yang menguasai tahta Kerajaan Pasir Langit. Ratu Yuo Kai adalah istri pertama Prabu Dira.

Apa yang akan terjadi jika ketiga ratu sakti itu bertemu? Jawabannya hanya ada di novel Sanggana ke-9 ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudi Hendrik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Rahasia Pengawal

Ketua Tujuh Perguruan Tunas Mahkota, Eba Kemayi, menyambut tamunya dengan minuman dingin sedingin es, yang jika diminum, usus-usus sampai menggigil. Sebelum Ketua Tujuh menemui tamu-tamunya, minuman dingin yang lebih dulu menjamu para tamu.

Para tamu yang semuanya wanita itu tidak lain adalah Ani Saraswani yang kini menyandang gelar Ratu Sejagad Bintang. Ia dalam tampilan pakaian berlapis serba biru muda dengan permata biru tertanam di dahinya dan giwang yang bermata biru pula. Yang sangat mencolok adalah sepasang matanya yang berpupil biru muda terang.

Ani Saraswani datang bersama ibunya, Titir Priya. Mereka dikawal oleh Nyai Bale, Cira Keling, serta Surina dan kesepuluh anak buahnya.

Eba Kemayi sendiri adalah sosok wanita separuh baya, tampil berwibawa dengan pakaian serba putih. Dia ramah karena suka tersenyum. Meski dia salah seorang ketua di Perguruan Tunas Mahkota itu, dia tipe orang yang mudah tersenyum kepada siapa saja, termasuk kepada para murid-murid perguruan.

Sebelum Eba Kemayi datang, para tamu sudah lebih dulu dijamu dengan minuman khas perguruan, yaitu teh kesejukan, yang di masa depan dikenal dengan nama es teh. Hanya bedanya, yang di masa kini ini tidak memakai es batu atau kulkas sebagai pendingin, tetapi didinginkan menggunakan tenaga dalam murid-murid perguruan yang sedang melatih ilmu Pukulan Titik Beku.

Saking nyes-nya di tenggorokan dan perut yang dipadu rasa manis, Cira Keling yang baru kali ini minum teh kesejukan, minta tambah dua gelas lagi kepada murid perguruan yang melayani mereka.

Setelah otak dan usus para tamu dingin, barulah Eba Kemayi datang dengan dikawal oleh dua murid perempuan yang jauh lebih muda darinya.

“Hormatku, Gusti Ratu, Gusti Permaisuri,” ucap Eba Kemayi sambil menjura hormat saat menemui Ani dan ibunya di sebuah pendapa yang luas. Dia tahu siapa adanya Titir Priya dan putrinya, terlepas dari kabar tentang berakhirnya masa kekuasaan Galang Digdaya di Kerajaan Pasir Langit. Yang dia tidak tahu adalah kabar kematian Ratu Ani Saraswani, yang belum sampai ke perguruan tersebut.

Eba Kemayi lalu duduk berhadapan dengan Ani Saraswani dan Titir Priya.

Sementara Nyai Bale dan Cira Keling yang berwajah hitam kelam duduk di belakang kedua junjungannya.

“Selamat datang, Nyai Bale,” ucap Eba Kemayi menyapa Nya Bale seraya tersenyum. Dia mengenal wanita gemuk itu sebagai salah satu pendekar sakti di Teluk Busung. Namun, dia tidak mau kepo untuk tahu kebersamaan pendekar Teluk Busung bersama keluarga Kerajaan Pasir Langit.

Nyai Bale hanya mengangguk dan balas tersenyum. Dia juga mengenal Eba Kemayi selaku orang sakti dan ketua di perguruan itu.

“Mohon maaf, Gusti. Apa tujuan kedatangan Gusti Ratu dan Gusti Permaisuri ke mari?” tanya Eba Kemayi dengan sangat santun dan merendah.

“Kami mencari Pangeran Tirta Gambang. Apakah putraku ada di sini?” jawab Titir Priya yang kemudian bertanya.

“Pangeran Tirta Gambang sudah berada di sini sejak beberapa hari yang lalu. Dia ingin mengulang latihannya untuk menguasai ilmu Panah Dewanya Dewa. Selama latihan tersebut, Pangeran Tirta tidak bisa menghentikan latihannya meski sejenak,” jelas Eba Kemanyi.

“Bagaimana, Ibunda?” tanya Ani Saraswani.

Titir Priya menarik napas lebih panjang. Lalu katanya, “Jika adikmu memang tidak bisa meninggalkan latihannya, tidak mengapa. Biarkan dia tenang di sini. Yang penting kita tahu dengan pasti keberadaannya.”

“Jika demikian, kita segera pergi,” kata Ani Saraswani.

“Apakah tidak sebaiknya Gusti Ratu dan Gusti Permaisuri bertemu dulu dengan Guru Besar Panji Kubilang?” tawar Eba Kemayi.

“Tidak perlu, Ketua. Kami terdesak oleh waktu untuk kembali ke Pasir Langit.” Yang menjawab adalah Ani Saraswani.

“Baik,” ucap Eba Kemayi tanpa mau memaksa.

Singkat cerita, Ratu Sejagad Bintang meninggalkan Perguruan Tunas Mahkota, perguruan yang banyak menampung anak-anak bangsawan dan penguasa dari berbagai kerajaan.

Untuk meninggalkan perguruan tersebut, mereka harus diangkut menggunakan perahu menyeberangi sungai. Di seberang, kuda-kuda mereka sudah cukup lama menunggu.

Kelima belas wanita itu melanjutkan perjalanannya dengan berkuda.

Sesuai rencana awal, Titir Priya akan kembali ke Sungai Rindu Keramat untuk mendampingi suaminya dalam masa proses memiliki kesaktian kembali. Sementara Ani Saraswani akan pergi ke perbatasan utara Kerajaan Teluk Busung dan selatan Kerajaan Pasir Langit.

Mereka akan berpisah di pertigaan jalan kaki bukit. Namun, sebelum mereka sampai ke titik perpisahan, ada sekelompok orang yang menghadang mereka.

Di saat rombongan Ani Saraswani melewati jalan yang diapit oleh dua lahan ilalang setinggi dada, tiba-tiba ada sekitar dua puluh lelaki berpakaian putih-putih berlompatan ke tengah jalan dan memenuhi lebar jalan. Semua lelaki itu telah menghunuskan pedang.

Rombongan wanita berkuda yang jaraknya masih sejauh beberapa tombak, segera menarik tali kekang kuda, melakukan pengereman.

Melihat kelompok berpedang berseragam putih itu, membuat Ani Saraswani teringat masa indahnya. Bukan masa indah bersama mereka, tetapi masa indah bersama Joko Tenang ketika menolongnya dari serangan enam lelaki berpedang berpakaian putih-putih.

Ani segera menerka bahwa para lelaki yang menghadangnya kini adalah kelompok yang sama dengan penyerang di Rumah Makan Muara Jerit.

Penghadangan itu juga diam-diam membuat Nyai Bale dan Cira Keling terkejut. Karena terkejutnya diam-diam, hanya sepasang mata mereka yang mendelik tanpa suara.

“Kalian jangan cari penyakit!” seru Cira Keling lantang kepada para lelaki penghadang.

Namun, tidak ada balas kata dari seorang pun lelaki di depan sana.

“Apakah kau mengenal mereka, Keling?” tanya Ani Saraswani.

“Mereka adalah kelompok Bayangan Putih, Gusti Ratu. Mereka kelompok pembunuh bayaran,” jawab Cira Keling.

“Berarti ada orang yang membayar mereka untuk membunuh kita,” kata Titir Priya.

“Mungkin orang yang membayar mereka adalah orang yang sama yang menginginkan kematian Putri Ani Saraswani,” kata Ani, merujuk kepada dirinya di waktu masih berstatus sebagai putri.

Sing sing sing!

Surina dan kesepuluh anak buahnya segera mencabut pedang masing-masing.

“Kalian tidak perlu turun pedang. Tugas kalian melindungi Ibunda!” perintah Ani kepada para pengawal ibunya.

“Baik, Gusti Ratu!” sahut Surina.

Jleg!

Tiba-tiba Nyai Bale telah mendarat di tanah, di depan para lelaki berpedang. Dia membelakangi posisi para kuda dan penunggangnya.

Ketika Nyai Bale mendarat di tanah, terasa bahwa tanah yang mereka pijak agak berguncang, seolah-olah yang mendarat adalah sesosok wanita raksasa.

“Pergilah kalian, atau mayat kalian akan terkapar di jalanan ini!” ancam Nyai Bale.

“Itu tidak mungkin kami lakukan setelah kami menerima bayaran, Nyai,” kata seseorang dari sisi paling belakang para lelaki berpakaian putih.

Orang itu adalah seorang pemuda yang tidak tampan, dalam arti ketampanannya biasa-biasa saja karena tidak sopan jika menyebutnya “orang jelek”. Jelek itu relatif. Karena itu pula dia bernama Ganteng Susa, Ketua Bayangan Putih.

Ganteng Susa berjalan maju ke depan rekan-rekannya yang merupakan anak buahnya. Dia kemudian berdiri dua tombak di depan Nyai Bale.

“Ganteng Susa, menyingkirlah dari jalan ini!” perintah Nyai Bale dengan tatapan tajam tanpa senyum.

“Jika harga sudah dibayar, nyawa tidak akan kami biar, Nyai. Jika Nyai jadi penghalang, jangan sesalkan jika nyawa ikut melayang,” kata Ganteng Susa.

“Anak muda memang suka lupa diri,” kata Nyai Bale datar.

“Sesungguhnya aku terkejut karena ternyata Nyai dan Cira Keling menjadi pengawal Ratu Ani yang sama-sama ingin kita bunuh,” kata Ganteng Susa dengan intonasi suara lebih ditinggikan, dengan maksud agar Ani Saraswani dan Titir Priya mendengar lebih jelas.

Dan maksud dari perkataan Ganteng Susa berhasil. Dia tidak hanya membuat Nyai Bale dan Cira Keling mendelik marah, tetapi juga membuat Ani Saraswani dan ibunya, serta para pengawal terkejut.

“Apa maksudmu, Kisanak?” seru Titir Priya bertanya. “Apa maksudmu dari kata ‘kita’?”

“Hahaha! Kami sama-sama orang bayaran yang pernah mengacau dan membunuh di ibu kota Pasir Langit. Bagaimana bisa Gusti Ratu menjadikan mereka berdua pengawal?” jelas Ganteng Susa yang didahului dengan tawanya.

Terkejut Ani Saraswani dan Titir Priya.

Karena rahasianya dibongkar oleh Ganteng Susa, Nyai Bale langsung bertindak.

Dak! Sest! Tangs!

“Akk!”

Wanita gemuk itu menghentakkan kaki kanannya satu langkah ke depan. Dari ujung kaki itu tiba-tiba melesat sebulat sinar putih ke dada Ganteng Susa.

Refleks Ganteng Susa menamengi dadanya dengan lintangan pedangnya. Dia pun terpental jauh ke belakang bersama jeritannya.

Jlegk!

Namun, pemuda cukup umur itu mampu mendarat dengan kedua kakinya, meski sempoyongan. Dua orang anak buahnya bertindak cepat menahan punggung Ganteng Susa agar tidak jatuh.

“Bunuh semua!” teriak Ganteng Susa dengan mulut penuh oleh cairan merah.

“Serang!” teriak satu anak buah menindaklanjuti perintah ketuanya.

“Hiaaat!” teriak semua lelaki berseragam putih itu beramai-ramai sambil berlari dan melompat menyerbu Nyai Bale dan wanita lainnya.

Dilihat dari gerakannya, terindikasi jelas bahwa mereka bukan pembunuh abal-abal. (RH)

1
❥⃟🦋ʷⁿᶜ𝓟𝓻𝓲𝓷𝓬𝓮𝓼 𝓕𝓪🍰🥑
BKN gadis? maksudnya apa/Slight/
❥⃟🦋ʷⁿᶜ𝓟𝓻𝓲𝓷𝓬𝓮𝓼 𝓕𝓪🍰🥑: ohh gituu/Joyful/
total 2 replies
❤️⃟Wᵃf🍁🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️🤎
permaisuri Kerling Sukma pasti terkejut karena dia yang sudah membunuh ratu Ani saraswani apalagi sekarang sedang ratu sudah abadi alias alias tidak bisa mati
❤️⃟Wᵃf🍁🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️🤎
yok kita juga mau ikutan lihat Kentang kebo bertarung melawan permaisuri Kerling Sukma siapakah yang akan menang nanti 🤔🧐
Om Rudi: yok ayok
total 1 replies
rajes salam lubis
gaassskan
rajes salam lubis
holeeee
rajes salam lubis
iya ya ya ya
rajes salam lubis
pasti ingat dong om
👣Sandaria🦋
rupanya bapak pacar yg mau dilamarnya seorang ustadz. kW pula tuh🤦😂
Om Rudi: hehehhee
total 1 replies
👣Sandaria🦋
iya iya.paham betul aku dengan kencang dan panjang ini, Om. gak usahlah Om tulis dua kali segala🙄
Om Rudi: tapi kan pasti dibahas pula sama Mak Imut
total 1 replies
👣Sandaria🦋
kecewa lah pasti Kerling, Om. madu yg dihabisi ternyata hidup lagi, dia dibuang, suami gak sayang, jatah ranjang hilang. alasan apa lagi yg menghalangi dia ganti suami, Om. segerakanlah!😆
Om Rudi: siap. tunggu tanggal mainnya
total 1 replies
👣Sandaria🦋
Kerling Sukma dapat jatah burung bergilir Joko setelah Tirana menyembuhkan penyakit burung loyonya kan, Om? lupa aku🤔😂
Om Rudi: hahahah. hanya Tirana yg menguasai terapinya.
total 1 replies
≛⃝⃕|ℙ$ ⍣⃝Avi(𝗢𝗙𝗙)
noted ku cuma tegang dan terengah doang/Chuckle/
≛⃝⃕|ℙ$ ⍣⃝Avi(𝗢𝗙𝗙)
ada soto dan tuyul juga😭
Om Rudi: hehehehe
total 1 replies
≛⃝⃕|ℙ$ ⍣⃝Avi(𝗢𝗙𝗙)
namanya gak elit banget om🤧
Om Rudi: hahahahahah ya demikianlah
total 1 replies
👣Sandaria🦋
cepat up, Om Sayang. udah lama ini aku enggak Om suguhi tarung tingkat tinggi. tarung pendekar maksudku. kalau tarung yg lain mah baru semalam😉🤣
Om Rudi: hehehehehe. saking tingginya sampai bingung ngebayangin
total 1 replies
👣Sandaria🦋
bohong itu. bukannya semalam Om baru saja bilang aku tanpa pakaian justru lebih cantik?🤔😂
👣Sandaria🦋
aduh. menggemaskan banget kamu, Om. pengen dihamili nih jadinya🤦🤣
Om Rudi: hmmmmm
total 1 replies
👣Sandaria🦋
sakit jantung ditemukan tahun berapa memangnya, Om? duluan mana dibanding pohon jengkol?🤔 tapi kalau dibandingin dengan alat kontrasepsi mah aku tahu. duluan pohon pete pasti🙃🙃😂
Om Rudi: hahahaha AU ah
total 1 replies
👣Sandaria🦋
ahahaha. kok enggak 7S saja, Om. siaga, santai, sambil, seruput, susu, sandaria, saja🤦🤣
Om Rudi: joahahahaha ini baru bikin ketawa
total 1 replies
👣Sandaria🦋
kok serius amat ukuran jaraknya, Om? udah rindu juga aku Om pakai sejauh lompatan kodok hamil atau sejauh tembakan kencing si Tomy gitu🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!