pemuda biasa
semua tentang reno
romansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anable, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
"Kalian lagi ngapain" tanya Nina kepada Reza dengan nada yang menyindir.
"Amelia tadi ingin masuk kedalam hutan, gue nahan dia karena bahaya kalo dia masuk hutan larut malam gini" Reza mencoba menjelaskan.
Joni yang mendengar itu segera menghampiri Amelia, dia mengelus kepala Amelia dengan lembut.
"Lo jangan gegabah ya Mel, Reno pasti aman ko, Lo gak usah khawatirin dia, dia itu kuat" Joni mencoba menghibur Amelia.
Jika tadi Nina yang menatap Amelia tajam, sekarang giliran Fani yang menatapnya tajam,
'Dasar cewe gak tau malu, dia kan udah punya Reno, tapi dia ngebiarin cowok lain pegang pegang dia' rutuk Fani dalam hatinya.
Nina dan Fani belum mengetahui kalau Amelia adalah adik Reno, yang mereka tahu Amelia adalah pacar dari Reno.
Amelia merasa sedikit tenang setelah mendengarkan ucapan Joni.
"Kak Joni bener, Kak Reno itu kuat, gak mungkin dia kenapa napa didalam hutan kaya gini" Amelia mencoba tersenyum.
Joni juga membalas senyuman Amelia, dan hal itu benar benar membuat Fani kesal.
"Ckk, gausah senyum senyum kaya gitu juga kali" cibir Fani tak suka.
Mereka semua menoleh ke arah Fani, Nina tau jika Fani sedang cemburu, sama sepertinya tadi, Reza juga menyadari itu, 'apa si Bila suka sama si Joni ya?' pikir Reza.
Sedangkan Joni justru merasa heran dengan cibiran Fani. 'emangnya kenapa kalo gue senyum?,..lagian tadi gue cuma mau nenangin Amelia aja' bingung Joni.
Amelia yang pintar, langsung menyadari jika Fani memiliki perasaan kepada Joni.
"Maaf kak Fani, aku tadi cuma sedikit tenang aja pas kak Joni ngomong kaya gitu" maaf Amelia tulus.
"Iya, tapi Lo udah punya Reno, walaupun Joni itu temen deketnya Reno, Lo gak boleh biarin dia nyentuh kepala Lo seenaknya" tatapan Fani mulai menajam ketika menatap netra milik Amelia.
Amelia menunduk, tapi dalam hatinya dia merasa sedikit lucu, Fani benar benar cemburu kepadanya.
"Gue laporin Lo sama Reno" ancam Fani kepada Joni.
"Ckk, terserah Lo aja, lagian gue ngelakuin itu cuma buat nenangin dia, Reno gak mungkin marah kalau dia tau alesannya" jawab Joni.
Fani berdecak kesal ketika mendengar jawaban Joni, 'Zal kapan sih Lo bisa peka sama perasaan gue?,..' batin Fani.
"Udah, udah, ini udah larut banget, sebaiknya kita istirahat sekarang, biar besok bisa cari Reno sama Reva" ucap Reza kepada mereka.
"Kita gak tidur bareng Za?" Goda Nina sembari terkekeh.
Mereka semua menutup mulut ketika mendengar ucapan Nina yang sangat vulgar.
"Untuk sekarang gak dulu, tapi nanti gue bakal tidurin Lo, sampe Lo gak kuat buat berdiri" jawab Reza balik menggoda Nina.
Wajah Nina langsung memerah ketika mendengar itu, dia bergidik ngeri ketika mendengar apa yang dikatakan Reza.
Fani dan Joni malah tertawa ketika melihat muka Nina yang memerah, sedangkan Amelia hanya menggelengkan kepalanya.
"Lo.." ucapan Nina terputus karena dia terlalu malu untuk berbicara.
Dia langsung menarik tangan Fani dan mengajaknya pergi dari sana.
"Eh tunggu,, ni ajak Amelia sekalian, nanti dia tidur di tenda kalian" ujar Reza kepada mereka.
Nina dan Fani menghentikan jalannya dan berbalik.
"Yaudah ayok" ujar Nina cepat, dia ingin segera meninggalkan tempat itu agar Reza tidak melihat wajahnya yang memerah, walau tadi Reza sudah melihatnya.
"Lo tidur sama mereka dulu ya Mel, besok kita bakal cari Reno kedalam hutan, sekarang Lo istirahat dulu, oke?" Ujar Reza.
"Baik, kak" jawab Amelia, dia menghampiri Nina dan Fani, lalu berjalan bersama mereka ke arah tenda.
Reza dan Joni memandang punggung mereka yang mulai menjauh.
"Amelia pasti cemas banget sama si Reno" ujar Joni setelah para gadis pergi.
"Hmm, mau gimana lagi, Reno itu bisa dibilang sebagai pengganti sosok ayahnya, Lo tau sendiri kan Amelia itu manja banget sama si Reno" jawab Reza.
"Kita harus hubungi yang lainnya tentang ini!" Lanjut Joni.
"Gak, tunggu dulu, kita gak berhak buat ngasih tau mereka" timpal Reza.
"Lagian, gua yakin Reno pasti gabakal lama tinggal di hutan!" Lanjut Reza.
"Tapi.." Joni hendak berbicara tetapi Reza dengan cepat menyelanya.
"Daripada mikirin Reno, lebih baik kalau kita nyari info tentang Doni, gue yakin dia adalah dalang dibalik Kejadian ini" Reza memberikan pendapatnya.
"Lu bener, gak ada gunanya kita mikirin ketua kita yang sableng itu. Dan soal Doni, gua juga Setuju sama Lo, dengan adanya Dika dan Satria saja itu sudah membuktikan keterlibatannya, belum lagi para preman yang dia bawa itu." Ujar Joni setuju dengan Reza.
"Tapi, satu hal yang bikin gua heran, dia mungkin berani ngelawan Reno dengan adanya para preman itu, tapi kenapa dia juga ngelibatin Reva?,..Apa dia gak takut keluarga Wijaya bakal nemuin dia?" Reza sedikit merasa heran Dengan Doni, anak itu benar benar berani untuk menyinggung keluarga paling berpengaruh di Kota Jakarta.
"Iya juga ya, kalau keluarga Wijaya sampe tau hal yang sebenarnya, bukan cuma si Doni, tapi seluruh keluarga Prasetya bakal kena imbasnya. Mereka mungkin akan disingkirkan dari kota Jakarta" Joni juga merasa heran.
"Apa dia udah ngerencanain semuanya dengan matang, sampe sampe dia berani ngelakuin itu sama Reva?" Lanjut Joni memberi pendapat.
"Gak, dia gak sepintar itu, bahkan tadi ketika orang tua Reva dan bokap gue menginterogasi dia, dia sampe salah jawab, dan hal itu membuat keluarga Wijaya curiga sama dia" sanggah Reza.
"Terus sekarang gimana?" Tanya Joni.
"Dia sekarang ditahan sama para bawahan Tuan Wijaya" jawab Reza.
"Rasain, gue yakin cepat atau lambat, keluarga Wijaya bakal tau yang sebenarnya" Joni sepertinya sedikit merasa puas.
"Terus kita harus ngapain sekarang?" Lanjut Joni.
"Kita gak boleh tinggal diam, besok kita harus cari info tentang Reno, sekaligus menyelidiki Doni" ujar Reza.
Joni hanya mengangguk sebagai jawaban, setelah sedikit berdiskusi Mereka pun akhirnya masuk kedalam tenda mereka untuk beristirahat, karena besok akan menjadi hari yang sedikit berat untuk mereka.
Malam itu semua anak buah Boby Wijaya dan Hary melakukan pencarian besar besaran di dalam hutan.
Sinta terus merasa cemas terhadap putrinya, begitu juga dengan Boby, (putri yang mereka cemasin sekarang lagi tidur sambil pelukan sama Reno wkwk).
**
Malam pun akhirnya berlalu, dan matahari pun kembali bersinar.
Reno bangun dari tidurnya, dia merasakan seluruh tubuhnya sakit, mungkin efek dari luka luka kemarin masih ada. Ketika Reno membuka matanya, dia langsung terkejut dengan posisi tidurnya dengan Reva.
'semaleman gue tidur sambil peluk dia kaya gini?,.. pantes aja gue ngarasa anget, ternyata oh ternyata' batin Reno sedikit tidak percaya.
Lalu Reno pun melepaskan pelukannya dari Reva, dia melakukan itu dengan sangat pelan, takut Reva akan terganggu dengan gerakannya.
Setelah melepaskan pelukannya, dia segera bangun untuk melihat keluar, matahari yang baru saja terbit menciptakan suasana yang indah, dia mengambil belati dan botol air dari tasnya, lalu pergi masuk kedalam hutan, dia ingin mencari makanan sebelum Reva terbangun, karena kalau menunggu Reva bangun, Reva pasti akan memaksa ikut dengan Reno, jadi dia menggunakan kesempatan ini untuk mencari makan.
Setelah berjalan cukup jauh, dia akhirnya menemukan sebuah mata Air yang keluar dari tanah seperti sumur, airnya sangat bersih, Reno mencoba meminum air tersebut, dia merasakan sedikit rasa manis dari air itu, itu membuktikan bahwa air itu aman untuk dikonsumsi. Reno memasukan air itu kedalam botol dan menyimpannya, lalu dia melanjutkan perjalanan.