Fania adalah sosok perempuan yang harus membiayai kedua orang tua dan adiknya setiap hari. Dia hanya wanita sederhana bahkan pekerjaannya hanya sebagai petani.
Dia tinggal di pedesaan yang menyejukkan. Fania sangat kaget ketika dia disukai laki-laki terkaya di desanya--- bisa dibilang CEO.
CEO itu menyukai Fania dan menikahinya. Pernikahan diantara mereka itu dijodohkan. Kenapa dijodohkan? karena Fania tidak menyukai sosok CEO itu.
Setelah menikah, kehidupan Fania jauh lebih bahagia dan mudah. Semua urusan yang dia jalani pun berkurang. Mereka berdua sangat berbahagia.
Setelah beberapa tahun, Baskara meninggalkan Fania untuk selamanya. Sehingga kehidupan Fania menjadi hancur dan hilang arah.
Padahal Fania sedang mengandung.
saksikan selengkapnya di 'Perjodohan Yang Tak Ku Inginkan'
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon butterfly56, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Kini Fania masih memakan masakan Bi Aruna. Tak lama kemudian, Fania sangat merasa kenyang. Dia sekarang menunggu suaminya pulang.
Jam sudah menunjukkan pukul 09:00 WIB. Fania sangat bosan dirumah, dia tidak tahu mau berbuat apa.
Tiba-tiba saja.... ting!
Ponsel Fania berbunyi pertanda ada yang mengirimkan pesan kepadanya.
ponsel.
Sela: Oyy Fania. Ini gua Sela, kabar lo gimana? Sekarang gua udah di desa nih. Gua kerumah lo ya
Fania: Ini Sela? Ngapain kamu ke desa?
Sela: Gua pengen ketemu lo. Gua otw kerumah lo ya, masih di JL Godean kan?
Fania: E-enggak
end...
Fania segera meletakkan ponselnya kembali. Dia sangat bingung apa yang harus Fania katakan. Dulu dia bersama Sela sudah berjanji akan menikah di waktu yang sama.
Tapi kenyataannya? Sekarang Fania sudah menikah, dan pastinya Sela belum menikah.
kring.. kring.. kring..
Terdengar bunyi telepon dari Sela. Fania langsung mengambil ponselnya dan mengangkatnya.
panggilan dalam telepon..
"Woy! Lo tinggal dimana sih sebenarnya sekarang? Apa jangan jangan lo udah nikah?" ucapnya di dalam telepon.
"Jahat banget lo Fania, lo ingkar janji" sambungnya.
"Apa sih Sel. Udah deh lo gak usah aneh-aneh, dari dulu masih sama aja lo. Gada berubah-ubah nya" ucap Fania.
"Ya maaf. Gua sekarang ke rumah lo ya. Gua otw, TITIK!"
panggilan berakhir..
Sela mematikan teleponnya, sepertinya apa yang dikatakan Sela itu benar. Semua pernikahan Fania pasti akan terbongkar dan pastinya itu akan membuat Sela marah.
Fania merasa bersalah karena dirinya sudah ingkar janji kepada teman dekatnya.
Disisi lain Sela....
Sela kini bergegas menuju rumah Fania yang berada di JL GODEAN. Sela tahu jika Fania tinggal disana, tapi sekarang tidak lagi.
Sela datang kerumah Fania dengan menaiki taxy. Tak lama kemudian, Sela sudah sampaikan dirumah Fania. Disana ia mengetik pintu terlebih dahulu.
tok! tok! tok!
Pintu itu langsung dibukakan oleh Mama Fania. Sela mengintip-ngintip ke dalam rumah Fania, disana dia tak melihat Fania. Padahal Fania tahu jika dirinya akan kerumahnya tapi kenapa tidak keluar?
"Fania ada gak ya Tante?" tanya Sela.
"Eh Sela, apa kabar kamu? Gimana keadaan kamu selama dikota?" tanya Mama Fania.
"Baik Tante. Fanianya mana Tan?"
"Fania udah gak tinggal disini lagi setelah dia menikah. Sekarang dia tinggal bersama suaminya di JL Glugur Nawr" jelas Mama Fania.
"Menikah? Fania sudah menikah?" ucap Sela kaget.
"Iya Nak. Memangnya kenapa?"
"Gak apa-apa Tan. Yaudah Sela pamit ya" ucap Sela langsung pergi.
Sela langsung menuju dimana tempat Fania sekarang berada. Tak lama kemudian, Sela pun sampai. Disana Sela melihat banyak bodyguard yang menjaga rumah itu. Betapa besar rumah itu.
Rumah itu terlihat mewah dan sangat besar. Sela tahu pasti suami Fania sangat kaya. Disana Sela mendekat ke arah gerbang rumah Fania yang ditutup.
"Pak! Buka Pak!" perintah Sela.
"Maaf anda siapa? Kami tidak diperbolehkan membukakan pintu untuk sembarangan orang" ucap salah satu bodyguard itu.
"Saya teman Fania. Saya mau bertemu dengannya, kalau ga percaya tanya aja sendiri" jawab Sela.
Bodyguard rumah Fania langsung bergegas masuk kedalam rumah. Disana dia memanggil Fania untuk mengecek keluar.
Setelah keluar Fania melihat Sela yang berdiri didepan gerbang sana. Fania melihat wajah Sela yang memerah dan seperti sedang menahan emosi.
"Buka aja Pak. Dia teman saya" perintah Fania.
Gerbang itu segera dibuka. Kini Sela langsung masuk dan memeluk Fania.
"Akhirnya kamu udah nikah Fan. Selamat ya buat pernikahan lo. Semoga langgeng sampe nenek kakek" ucap Sela dengan tersenyum.
Fania benar-benar heran dengan Sela. Ternyata Sela tak marah kepadanya.
"Lo gak marah Sel? Kan gua udah ingkar janji sama lo" kata Fania mengerutkan keningnya.
"Sebenarnya gua juga udah nikah, tapi udah cerai juga. Gua salah milih cowo Fan, mantan suami gua bener-bener brengsek" jelasnya.
"Dia udah selingkuhin gua, dia lebih milih cewe yang lebih miskin dari gua. Dan selama pernikahan dia selalu kasar dan perhitungan. Apa-apa yang gua mau harus gua beli sendiri, bahkan kalo dia yang beliin pasti minta ganti" sambungnya.
"Ohh gitu ya, Sel. Yang sabar ya, nanti pasti dapat suami yang lebih baik lagi kok" Fania memeluk tubuh Sela dengan erat.
"Iya, terus suami lo dimana? Kok ga keluar? Apa dia selingkuh juga?" tanya Sela.
"Heh ngawur lo tuh kalo ngomong. Dia lagi kerja di kantor, paling bentar lagi juga pulang" jawab Fania.
Tiba-tiba saja sebuah mobil masuk kedalam gerbang. Ya, itu mobil Baskara. Kini Baskara sudah pulang. Baskara segera turun dari mobil dan mendekati Fania. Fania segera menyalami tangan suaminya.
Baskara melihat sosok perempuan pendek dan sedikit gemuk disamping istrinya.
"Dia siapa Sayang? Teman barumu?" tanya Baskara memegang kepala Fania.
"Bukan teman baru, tapi teman lama" jawab Fania memanyunkan bibirnya.
"Ohh teman lama, kok aku gak pernah liat?" tanya Baskara lagi.
"Iya soalnya dia selama ini ada di Kota. Dan sekarang baru balik ke desa lagi" jelas Fania.
Baskara, Fania, dan Sela kini sudah berada didalam rumah. Mereka saat ini sudah duduk di sofa ruang tamu. Bi Aruna yang melihat itu segera membuatkan minuman untuk mereka.
Mereka sangat asik mengobrol. Tak lama kemudian, Bi Aruna datang dengan membawa tiga cangkir teh hangat dinampan. Bi Aruna mendekat ke arah mereka bertiga dan memberikan minuman itu.
Sesudah memberikan minumannya, Bi Aruna qlangsung pergi ke dapur kembali.
"Diminum dulu Sel, pasti lo kehausan" ucap Fania.
Iya pas banget tenggorokanku kering nih" Sela langsung mengambil secangkir teh dan meminumnya dengan perlahan karena sedikit panas.
Begitupun Baskara dan Fania, mereka juga meminum air teh itu. Baskara segera menyalakan TV nya agar suasana disana tidak jenuh. Baskara menyetel film romantis.
"Suami lo pasti baik banget ya Fan. Enak ya jadi lo, gak kaya gua" ucap Sela.
"Kalo boleh tau mantan suami lo namanya siapa ya?" tanya Fania penasaran.
"Frans-"
Tiba-tiba saja Baskara menyemprotkan air minumnya. Baskara mencoba mencerna perkataan Sela baru saja. Apa dia tidak salah dengar. 'Frans?'
"Frans? Apa dia orang kaya, dan dia sangat perhitungan?" tanya Baskara.
"Iya kok tau, kamu kenal sama Frans?" tanyanya.
"Ya, dia teman dekatku. Sekarang dia tinggal di jln cempaka" jawab Baskara.
"Terus sekarang apa dia udah menikah lagi? Apa masih pacaran sama wanita miskin itu?" tanya Sela.
Ya, wanita miskin yang dimaksud Sela adalah Andira. Andira lah yang sudah merebut suaminya dulu.
"Apa yang kamu maksud Andira?" tanya Baskara.
"Ya itu, dia masih sama wanita itu?" tanya Sela lagi.
Baskara hanya menganggukan kepalanya. Sela tidak menyangka jika mantan suaminya masih bersama wanita miskin itu.
'Dasar laki-laki bodoh!' batin aSela.
Kini mereka menonton TV bersama. Sesekali Sela memainkan ponselnya. Sela ingin sekali bertemu dengan mantan suaminya lagi.
Sela segera berpamitan dari rumah Fania untuk pergi mencari Frans.
"Yaudah gua pamit dulu ya. Gua pengen ketemu sama Frans, gua penasaran sekarang dia kaya gimana" kata Sela segera ppergi