5 tahun bukan waktu yang lama bukan untuk membuka hati lagi setelah merasakan rasa sakit yang pernah di kecewakan dan sia siakan oleh sang kekasih yang di anggap tulus tapi tidak pada kenyataanya.
Rasa muak dan tidak akan percaya cinta di rasakan oleh wanita muda yang cantik dan mandiri bernama caramel ardiana namun dirinya mulai kembali terjebak dalam cinta yang rumit, dirinya bertemu dengan seorang pemuda yang menyakinkan bahwa masih ada cinta yang tulus tapi lagi dan lagi ucapan manis hanyalah di awal.
pria yang di temui caramel masih terperangkap dalam masalah lalunya. selalu berbicara mengenai masalalunya,selalu menyamakan caramel dengan masalalunya,dan membuat caramel merasa dirinya hanyalah bayang bayang wanita di masalalunya.
akankah caramel tetap bertahan bersama pria itu?? atau caramel memilih untuk pergi??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon karavel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BDTA 022
Selesai masak caramel duduk di samping alan memainkan handphonenya berusaha menghubungi aldo yang sama sekali tak bisa dirinya hubungi cemas ada,sakit ada,bingung ada perasaannya kacau caramel mencoba menghubungi lily dan dara tapi sama sekali tak bisa di hubungi perasaannya kalang kabut membuatnya tak tenang perlahan caramel meletakan handphonenya dan menyenderkan punggungnya di punggung sofa miliknya memijat keningnya hingga handphonenya bergetar membuatnya segera meraihnya dan mengangkatnya.
"hallo mam"
"halo kamel kenapa sayang maaf mama baru ngabarin kamu kenapa?"
"mama? Mamah kenapa kaya panik gitu ada apa ma?"
"gak papa kamel kamu kenapa tumben telepon mama berkali kali?"
"gak apa mam,kamel cuman mau tanya kabar aldo dia sudah pulang kah ma? Soalnya dari tadi aku telepon gak di angkat² aku chat juga cuman centang 1"
"aldo sudah pulang kok kamel,gak papa mungkin ajah dia mau tenangin diri dulu nanti kalo udah tenang pasti bakal kabarin kamu,udah ya jangan sedih
"ya sudah kalau gitu mam, maaf"
"gak usah minta maaf,ya udah mama mau jemput dara dulu dia lagi main soalnya"
"iya mam hati hati"
Telepon mati namun perasaan caramel tetap tak tenang seperti ada yang di sembunyikan oleh lily,jelas terdengar suaranya seperti orang ketakutan,panik,cemas, khawatir. Apa ada yang terjadi sama aldo?? Atau dara?? Perasaan caramel di buat kacau perlahan caramel mencoba untuk tenang dan meyakinkan bahwa tidak ada yang perlu di khawatirkan
Suara tangisan cello membuat caramel segera masuk kedalam kamar namun langkahnya di perlambat melihat alan yang sudah menggendong cello menatap betapa hangatnya cello di pelukan alan, meskipun dirinya bukan cello tapi entah kenapa caramel bisa berbicara bahwa ada kehangatan di pelukan alan.
"hay pendekar apa kamu sudah lelah tidur"kata alan sambil menatap wajah cello yang mulai membuka matanya dan memejamkan matanya kembali
"sepertinya kamu pelor ya bangun tidur lagi hey bangun masa pendekar jam segini tidur"sambung alan dengan senyum di wajahnya caramel hanya menggelengkan kepalanya berjalan menuju dapur untuk menyiapkan makan malam.
Bita yang sendari tadi berdiri di depan pintu masuk menatap langsung ke arah alan yang menggendong cello dengan hati hati bita melangkah menuju dapur dan melihat caramel yang sibuk membereskan piring kotor dan menyiapkan makan malam
"lama lama kaya suami istri ya di liat liat"kata bita membuat caramel dan alan kaget dan menatap ke arah bita yang tersenyum lebar kepadanya
"ngaco kamu tuh,udah kaya tuyul tau gak"kata caramel menatap tajam ke arah bita yang masih tersenyum ke arahnya.
"pisss,wahh ayam mendu"kata bita excited dan duduk di meja makan
"iya aku tau kamu udah lama kan gak makan masakan aku jadi aku masakin makanan kesukaan kamu"kata caramel membuat bita tersenyum manis kepadanya
"macaciw tambah cayang deh tama tamu"kata bita membuat caramel menepuk jidat lebar bita dan berjalan menuju cello dan alan
"sakit araa"kata bita sambil memegangi kepalanya
Caramel menatap alan yang masih bermain dengan cello ya akhirnya cello terbangun dari tidurnya membuat caramel tersenyum dan melangkah mendekat ke arah alan
"biar cello sama aku kamu makan dulu ajah"kata caramel sambil mengambil cello dari gendongan alan
"lu gak makan juga?"tanya alan sambil mengerutkan keningnya
"ya makanlah masa gak makan"kata caramel berjalan meninggalkan alan yang masih kebingungan.
Alan mengikuti langkah kaki caramel menuju dapur dan duduk di hadapan caramel sedangkan bita duduk di samping caramel sambil menggoda dan menjahili cello.
"cello ganteng banget yaa, tapi matanya dia sama ke kamu ra sipit"kata bita membuat caramel memutar bola matanya
"cello manggil kamu siapa ra?? Mama?? Ibu?? Tante?? Bunda??"tanya bita membuat caramel tersedak
"minum"kata alan dan bita bersamaan memberikan gelas milik mereka masing masing membuat caramel bingung dan memilih minum miliknya
"bisa gak kita makan ajah gak usah bahas yang lain lain"kata caramel membuat bita mengangguk dan diam.
Mereka makan dengan sunyi dan diam meskipun begitu caramel juga memikirkan sesuatu di pikirannya meskipun mulut diam otak dan hatinya seperti membaca mantra.
Di sisi rumah sakit lampu operasi masih menyala lily khawatir jika akan terjadi sesuatu oleh aldo, sebenernya ingin sekali dirinya memberitahukan kepada caramel jika aldo kecelakaan ketika pulang ke rumah tapi apa boleh buat aldo meminta lily untuk tidak memberitahu kepada caramel.
Lily hanya bisa diam membeku,menangis dan memikirkan apakah operasi aldo berjalan dengan lancar atau tidak. Bukan hanya nyawa aldo yang di ambang bayangannya kini nyawa dirinya pun terasa ingin copot dari raganya. Tak bisa di pungkiri dirinya begitu menyayangi aldo mau sekeras apapun dirinya kepada aldo tapi rasa sayang kepadanya melebihi segalanya.
Lampu operasi mati lily dan dara segera bangun dari duduknya dan segera berdiri tepat di samping pintu operasi menunggu dokter keluar. Perlahan pintu terbuka dokter keluar dari ruang operasi melepas masker wajahnya dan menatap ke arah lily dengan wajah yang tak bisa di artikan.
"gimana ke adaan anak saya dok?"tanya lily dengan kecemasan dan ketakutan akan terjadi kepada aldo.
"operasi berjalan dengan lancar tapi aldo mengalami koma dan kita belum tau pasti kapan dirinya akan sadarkan diri. Komanya aldo ini diakibat benturan yang keras di kepalanya dan membuat dirinya pendarahan dan untuk tangan yang patah sudah kami pasang implan jadi ibu tenang saja"jawab dokter membuat lily merasa lega namun merasa sesak bagaimana bisa dirinya menerima melihat anaknya berbaring tak berdaya untuk jangka waktu yang tak pasti
"apa saya boleh liat kondisi anak saya dok?"tanya lily yang gemetar dan menangis
"untuk saat ini aldo belom bisa di temui kami akan bawa aldo ke ruang pemulihan sampai dirinya benar benar stabil dan baru bisa di temui"jawab dokter membuat lily semakin tersiksa
"kalau begitu saya permisi"kata dokter dan pergi meninggalkan lily dan dara
Seharusnya caramel di sini bersamanya caramel adalah obat kekuatan untuk mereka tapi kenapa aldo meminta untuk tidak memberitahu kepada caramel? Lily hanya bisa menghembuskan nafasnya dan berjalan menuju ruangan pemulihan aldo.
"kenapa harus kamu aldo, seharusnya biar mamah ajah kamu kenapa selalu seperti ini"kata lily sambil menatap aldo dari kaca kamar
"ma kakak gak apa apa kan ma"tanya dara sambil menangis memandangi aldo
"kakak gak papa kakak kamu kuat percaya sama mama doain ya"kata lily dan di anggukan oleh dara.
"aldo kamu tau semarah apapun caramel sama kamu dia masih khawatirkan kamu,dia masih mau tau kabar kamu,dia masih perduli sama kamu nak,ayo bangun kejar lagi caramel mama lebih baik jadi miskin daripada kamu harus kehilangan kehidupan kamu sayang"batin lily sambil menangis dan memeluk erat tubuh dara.
Setelah selesai makan alan pamit untuk pulang caramel hanya mengantarkan sampai depan pintu kamar itu juga karena alan yang menyuruhnya sebenernya ingin caramel antar sampai depan tapi alan hanya meminta sampai depan kamar jadi jadi ya syudah. Setelah kepergian alan caramel berjalan menuju bita yang bermain bersama cello sampai detik ini hatinya tak tenang masih ada yang mengganjal di hatinya tapi apa?? Caramel terus memikir apa yang sebenernya terjadi apa yang di tutupi oleh lily??
"kamu kenapa?"tanya bita yang melihat wajah caramel pucat
"aku gak papa cuman ada sedikit perasaan ku yang gak enak ajah"kata caramel sambil tersenyum dan ikut bermain bersama cello
"aldo? Kenapa lagi sama dia?"tanya bita dengan nada yang jengah dan tak suka
"jangan gitu,aldo pergi juga salah aku. Dia gak ada kabar sama sekali tapi aku udah telepon mamah katanya dia udah di rumah cuman suara mama lily kaya orang khawatir takut cemas gitu jadi tambah aku gak tenang"kata caramel sambil meneteskan airmatanya
"doain ajah semoga dia tidak apa apa,aku yakin kok dia gak papa mungkin dia lagi sibuk sama selingkuhannya itu udah positif ajah"kata bita membuat caramel terdiam
Ada benarnya juga apa dia lagi sibuk dengan caca?? Atau bahkan sibuk dengan yang lain? Kenapa semakin tak tenang perasaan caramel. Caramel mencoba untuk meredakan pikirannya dengan bergabung bermain bersama cello yang mulai tertawa dan menggeliat menatapnya membuat caramel sedikit tenang dan nyaman.
Bersambung