NovelToon NovelToon
Madu CEO Koma

Madu CEO Koma

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / Konflik etika / Nikah Kontrak / Pihak Ketiga / Pernikahan rahasia
Popularitas:35.9k
Nilai: 5
Nama Author: Realrf

"Jika memang kamu menginginkan anak dari rahim ku, maka harganya bukan cuma uang. Tapi juga nama belakang suami mu."
.... Hania Ghaishani .....


Ketika hadirnya seorang anak menjadi sebuah tuntutan dalam rumah tangga. Apakah mengambil seorang "madu" bisa menjadi jawabannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pilihan

Sinar mentari tak mampu menembus pekatnya gelap awan. Langit Jakarta seolah menangis tanpa suara. Air langit turun menyapa bumi dengan derasnya sejak dini hari, menampar jendela-jendela besar mansion seperti irama kesedihan yang tak kunjung selesai. Suara air menetes dari atap mengalun lambat, menggantikan nyanyian burung yang biasanya menyambut sapaan sang surya. Tapi hari ini, tak ada sinar. Tak ada hangat. Hanya basah, dingin, dan sunyi yang mencekam.

Kamar Brivan tak berubah. Hening, diam, dan terlalu sempurna untuk disebut ruang manusia. Mesin tetap berdetak, infus masih menetes, dan tubuh lelaki itu—masih terbaring diam seperti patung yang bernafas pelan. Hanya helaan nafas yang menjadi bukti keberadaan pria itu di mansion.

Hania duduk di sisi ranjang, selimut wol menutupi lutut, tangannya yang mungil menggenggam jari Brivan dengan harap dan doa yang tak bersuara. Matanya sembab, tapi tak menangis. Ia sudah melewati malam-malam lebih parah dari ini. Malam dimana keputuasaan dan gelisah menemani tiap ia ingin terlelap.

Derit pintu membuat Hania menegkkan badannya, Pintu terbuka pelan. Hania menatap wanita berseragam putih yang berdiri diambang pintu, dengan wajah datar. Sejenak kilasan kejadian semakam telintas, tubuh Hania membeku ragu. Pikirannya terombang-ambing pada apa yang Fira katakan. Apa semua itu nyata atau sekedar berhalusinasi Hania, mungkin karena Hania begitu putus asa sampai memikirkan itu.

Suster Fira masuk, dengan langkah tenang, susana tiba-tiba berat untuk pagi sepagi ini. Rambutnya masih sedikit basah. Seragam putihnya sedikit kusut, dan wajahnya… kosong. Tak ada gurat kekhawatiran. Tak ada kelelahan. Bahkan tak ada empati. Yang tersisa hanya dingin yang menular pada udara di sekitarnya.

Di tangannya, ia membawa baki logam kecil, dan di atasnya—ampul kecil berisi cairan berwarna biru pucat hampir transparan.

Obat yang seperti biasanya. Obat yang membuat Brivan tetap terlelap, menenggelamkan kesadarannya dalam tidur paksa yang tak berujung. Tapi pagi ini… ada yang berbeda.

Tanpa suara, Fira berjalan mendekat, Hania sedikit bergeser, memberi ruang pada Fira untuk lebih dekat. Tak ada yang mengeluarkan suara, hanya hening yang canggung menggantung diantara ke dua wanita itu. Lalu dengan gerakan perlahan, Fira mengambil ampul itu dan meletakkannya di tangan Hania

Tubuh Hania menegang seketika, menelan ludah untuk membasahi tenggorokan yang tiba-tiba kering. Hanya sepasang mata Fira menatapnya lelah, lalu sebaris kalimat yang mengguncang ia ucapkan.

“Sekarang ini milikmu. Mau kau suntikkan… atau tidak, itu terserah kamu, Hania.”

Hania menatap cairan dalam ampul itu seperti menatap dosa.Tubuhnya seketika panas meski udara begitu dingin. Seperti ada bara dalam dadanya. Ia ingin menangis, ingin teriak… tapi yang keluar hanya napas memburu dan keringat dingin yang merembes dari pelipis.

“Ke-kenapa kamu… melakukan ini?” bisiknya dengan ragu yang bergelayut.

Fira hanya menatap. Tatapan kosong yang tak ada emosi yang terlihat.

“Aku sudah kehilangan satu-satunya alasan aku bertahan,” jawab Fira pelan.

“Sekarang… mungkin sudah waktunya aku melakukan sesuatu yang benar.”

Lalu wanita itu berbalik. Langkahnya menjauh, tanpa sepatah kata pun lagi. Tak menunggu reaksi. Tak berharap terima kasih. Ia hanya pergi.

Dan di tangan Hania—ampul itu terasa seperti beban seberat dunia.

Tangannya gemetar saat membuka tutup suntikan. Jarum yang tipis dan tajam menyala dalam cahaya suram kamar, seolah mengerti makna dari keputusan ini.

Hania menatap wajah Brivan. Lelaki yang bahkan belum pernah memanggilnya dengan lembut. Yang hanya ia kenal dari luka dan diam. Tapi di balik diam itu, entah kenapa… hatinya percaya, Brivan adalah satu-satunya cahaya yang harus diselamatkan.

“Aku tidak tahu ini salah atau benar…” bisiknya, nyaris tak terdengar.

“....aku hanya ingin kamu membuka mata…”

Jarum itu menyentuh kasur. Pelan, lalu ditekan hingga cairan obat keluar perlahan dan mengalir sia-sia ke busa. Hania menggigit bibir. Matanya memejam kuat.

Dia sudah memilih.

Dia sudah menolak menjadi bagian dari kebohongan yang memperpanjang tidur seseorang yang harusnya hidup. Hania meletakkan suntikan kosong itu di baki, lalu menggenggam tangan Brivan lebih erat. Dunia di luar mungkin masih hujan,tapi di dalam hatinya… sebuah musim baru mulai tumbuh.

Meski Hania tidak tahu apa yanga kan terjadi saat Brivan benar-benar bangun dan sadar. Hania akan semakin tersisi atau justru lebih punya tempat di penjara mewah ini. Semua masih abu-abu. Hania tidk berharap Brivan melihatnya sebagai seorang istri, karena nyatanya hubungan yang mengikat hanya sekedar janji diatas hitam putih. Dia hanya ingin Brivan tahu, dia pernah ada di sisinya, menjadi salah satu tokoh dalam perjalanan hidupnya. Meski peran Hania tidak lebih dari seorang figuran.

1
Aulia Zahra
Audy ibu mertua mu sayang sama Kamu ko sampe hati bohongin mereka
Aulia Zahra
Audy ingin brivan tidur lebih lama lg
anisa nurul Zanah
Ceritanya bagus tapi lama update nya
Nor aisyah Fitriani
kak kapan up
Azlina85
Plz update. Silakan terima kopinya
Jasmine
Gimana reaksinya nyonya Annelies saat tau hania mengandung anaknya brivan . Mendukung atau menolak ya
Milda_ynt
Hayo lhoo skrg bangga, tapi apa akan tetap bangga jika mertuamu tau kalau ada wanita lain yg sedang mengandung benihnya brivan
Puput Assyfa
Brivan ada kemajuan semoga ini pertanda baik segera sadar dr tidur panjangnya
Biancilla
kiraen beneran ibu mertua Audy horor dan menutut hal2 yg membuat menantunya merasa terpuruk dan menyedihkan ini ternyata baik dan menerima Audy dengan baik
Nina Ananda
Audy kalau ibu mertuamu tau sekarang kamu sudah g hamil lagi, apakah dia bakalan bersikap baik lagi sama kamu, kaya nya gak bakalan deh apalagi kalau tau semua kebenaran yg ada d mansion itu wahh bisa² kamu, Mario dan ivana langsung d tendang keluar
Nina Ananda
moga aja gak lama lagi brivan bangun, supaya kebusukan nya si Mario terbongkar
nur asiah
panik nggak tuh Audy and Gank👍👍👍 kedatangan nyonya besar yang sesungguhnya
jimin park
apa hania juga ada didalam...gimna reaksi nyonya annelies y kalo liat hania...apa yg akan dikatakan hania,,kenapa juga audy harus mengatakan hal yg tidak benar pada hania tentang ibu mertuanya
Yanti99
ternyata si Audy bohong pada Hania😒
ga sabar nunggu waktu nya tiba ibu nya brivan tau apa ygenantunya Audy lakukan pada anaknya
Queen shy
ntah siapa yang benar dan salah..yg pasti pernyataan Audy yg diceritakan ke Hania masih penuh teka-teki.
Sahidah Sari
banyak banget ya kebohongan yg di lakukan sama Audy.kira kira bakal tau ga ya nyonya besar.
Fitri HY
.nyonya,anda yakin Audy masih hamil?
Fitri Herra
.nyonya,smga pro Hania
kieky
jadi selama ini apa audy bohong pada hania...apa tujuannya...lihat saja, smp dimana kepura puraanmu bisa ditutupi audy...dan mario aku tau sebenarnya kau menaruh rasa ke audy kan...mungkin sejak lama
Dim45 😍
koq bisa omongan Audy sama Hania tak sebanding dengan kenyataan tentang ibu mertuanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!