Mei Lin, seorang dokter muda dari tahun 2025, sedang dalam perjalanan darurat untuk menyelamatkan nyawa seseorang ketika sebuah kecelakaan tak terduga melemparkannya ke masa lalu. Terhempas ke laut dan terbangun di tengah medan perang, ia menemukan dirinya berada di kamp Pangeran Mahkota Rong Sheng dari Dinasti Xianhua, yang terluka parah dan sekarat.
Dengan insting medisnya, Mei Lin menggunakan alat-alat modern dari ransel besarnya untuk menyelamatkan nyawa sang pangeran, mengira ini hanyalah lokasi syuting drama kolosal. Namun, kesalahpahaman itu sirna saat anak buah Rong Sheng tiba dan justru menangkapnya. Dari situlah, takdir Mei Lin dan Rong Sheng terjalin.
Di tengah intrik istana dan ancaman musuh, Mei Lin harus beradaptasi dengan dunia yang sama sekali asing, sementara pengetahuannya dari masa depan menjadi kunci bagi kelangsungan hidup dinasti. Bisakah seorang dokter dari masa depan mengubah takdir sebuah kerajaan kuno?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R. Seftia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25: Diinterogasi
Tidak butuh waktu yang lama untuk menyebarkan rumor tentang hubungan terlarang antara Pangeran Rong Sheng dan Mei Lin. Sesuai dengan perintah yang diberikan oleh Rui Xi, para pelayan mulai menyebarkan rumor itu, membuat nama baik Mei Lin menjadi kotor karena tuduhan penggoda suami orang lain.
Rumor tentang hubungan terlarang antara Pangeran Rong Sheng dan Mei Lin kini mulai menjadi-jadi. Banyak bumbu yang ditambahkan dalam rumor itu. Perkembangan rumor itu membuat Rui Xi merasa senang dan sangat puas.
Tidak seorangpun di istana yang tidak mengetahui tentang hubungan terlarang antara Rong Sheng dan Mei Lin. Bahkan, kini berita itupun telah didengar oleh Kaisar Wu Jiang. Rumor itu berhasil sampai kepada Kaisar Wu Jiang, membuat Rui Xi sangat senang akan hal itu. Karenanya, kini Rui Xi hanya tinggal berakting seakan-akan dia adalah korban yang tidak berdaya.
***
Karena rumor itu, Rong Sheng dan Mei Lin dipanggil untuk menghadap Kaisar Wu Jiang.
Rong Sheng dan Mei Lin berdiri dengan jarak yang jelas diantara mereka.
"Kalian berdua pasti sudah mendengar mengenai rumor yang beredar di kalangan para pelayan istana, dan bahkan, dari kudengar, rumor itu telah tersebar sampai ke luar istana!" Kaisar Wu Jiang tampak tidak senang. Bisa dilihat dari ekspresi wajahnya.
"Rumor itu tidak benar, kaisar. Tidak ada hubungan apa-apa antara diriku dan Pangeran Rong Sheng. Kami berdua hanya sebatas teman. Pangeran Rong Sheng merasa berhutang budi kepadaku, karena itulah dia banyak membantuku. Hubungan diantara kami tidak seperti rumor yang beredar." Mei Lin berusaha untuk menjelaskan, tidak ingin kesalahpahaman ini makin berkembang tidak jelas.
"Jika memang benar seperti itu, lalu, ada kepentingan apa Pangeran Rong Sheng di dalam kamarmu? Dan itupun untuk waktu yang lama? Bukankah tidak pantas jika seseorang yang sudah memiliki istri, masuk ke kamar wanita lain? Jelas saja orang lain akan berpikir yang bukan-bukan tentang hubungan kalian berdua," ucap Kaisar Wu Jiang.
"Tentang itu...." Mei Lin tidak bisa memikirkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan itu. Karena biar bagaimanapun, ia pun juga tahu bahwa hal itu tidak pantas. Tapi, tidak mungkin bagi Mei Lin untuk mengatakan apa saja yang telah dirinya dan Rong Sheng lakukan di kamarnya saat itu.
"Kau tidak bisa menjawab?" Kaisar Wu Jiang menggesak Mei Lin untuk memberikan jawaban.
Mei Lin benar-benar kehabisan kata-kata. Ia tidak bisa menjawab, dan Rong Sheng? Dia hanya diam saja tanpa mengatakan apa-apa. Benar-benar keterlaluan! Padahal semua masalah ini terjadi karena keegoisan dirinya, tetapi dia malah diam saja dan tidak membantu untuk memberikan penjelasan kepada semua orang.
Ketika tidak ada lagi yang bersuara di dalam ruangan itu, Rui Xi tiba bersama dengan beberapa pelayanannya. Rui Xi datang memenuhi panggilan Kaisar Wu Jiang. Biar bagaimana pun, Kaisar Wu Jiang merasa Rui Xi perlu tahu tentang masalah suaminya dan Mei Lin. Kaisar Wu Jiang tidak tahu bahwa Rui Xi lah orang yang telah menyebarkan rumor itu hingga rumor itu berkembang menjadi sangat menyeramkan.
"Baguslah kau datang tepat waktu, Rui Xi. Kau memang sepantasnya ada di sini untuk mendengar penjelasan dari Pangeran Rong Sheng dan Mei Lin. Kau adalah korban dari masalah ini. Kuharap kau bisa bersabar dengan hal ini." Kaisar Wu Jiang menujukan rasa kasih sayangnya kepada Rui Xi yang benar-benar tulus.
"Sekarang, apakah tidak ada yang ingin kalian berdua katakan? Jika kalian tidak bicara, itu artinya sama saja kalian membuktikan bahwa rumor yang beredar itu benar!" Kaisar Wu Jiang mulai meninggikan suaranya. "Pangeran... katakan sesuatu! Jangan diam saja seperti itu. Berikan penjelasan untuk membantah rumor itu!"
"Apakah aku harus melakukannya? Jika aku melakukannya... apakah hal itu akan membuat orang-orang percaya? Mereka semua hanya ingin mempercayai apa yang mereka inginkan. Jika aku berdalih, mereka hanya akan mengatakan jika itu adalah sebuah alasan. Jadi, kurasa lebih baik aku tidak mengatakan apa-apa," jawab Rong Sheng.
"Jika pangeran tidak ingin menjawab, tidak masalah. Tapi, Mei Lin bisa menjawabnya bukan? Tolong beritahu kepada kami semua, apa saja yang telah kalian lakukan di dalam kamarmu saat itu? Jujur saja, saat mendengar rumor itu, aku benar-benar terpukul. Menurutmu bagaimana perasaanku saat itu? Kita sama-sama perempuan, jadi, kau pasti bisa mengerti lebih dari siapapun mengenai perasaanku." Rui Xi berakting dengan sangat baik, membuat siapapun yang melihatnya percaya dengan kata-katanya.
"Tidak, tidak. Kami berdua tidak melakukan apa-apa. Kami berdua hanya berbicara saat itu. Tuan Putri Rui Xi, tolong percaya dengan kata-kataku. Hubungan diantara kami berdua tidak seperti yang orang-orang katakan. Itu hanya rumor kosong tak berdasar. Pangeran Rong Sheng sangat mencintai Tuan Putri Rui Xi!" Mei Lin berusaha untuk membuat semua orang percaya dengan kata-katanya.
"Benar 'kan, pangeran? Pangeran, tolong katakan sesuatu. Diammu tidak akan membuat situasi saat ini menjadi lebih baik. Tolong, tolong katakan sesuatu," pinta Mei Lin kepada Rong Sheng.
Rong Sheng menatap Mei Lin untuk beberapa saat. Mei Lin tidak mengerti apa yang ingin dilakukan Rong Sheng, tetapi yang jelas, rasanya itu bukan sesuatu hal yang baik.
"Tidak. Yang kau katakan itu tidak benar. Aku tidak mencintai Putri Rui Xi. Aku bahkan tidak pernah memiliki perasaan seperti itu kepadanya," ungkap Rong Sheng, membuat seisi ruangan terkejut karenanya.
"Pangeran...." Rui Xi tidak menyangka. Benar-benar tidak menyangka jika Rong Sheng akan mengatakan hal itu. Membuatnya merasa malu dan harga dirinya diinjak-injak hanya karena perkataan sepele itu.
"Seperti yang semua orang tahu, pernikahan antara diriku dan Putri Rui Xi bukanlah keinginanku. Semuanya telah diatur, membuatku tidak bisa berkutik. Yang jelas, aku tidak memiliki perasaan kepadanya. Tidak pernah sekalipun!" tegas Rong Sheng.
"Seumur hidupku, aku hanya pernah jatuh cinta sekali dan akupun hanya mencintai satu orang...." Rong Sheng tak melanjutkan kalimatnya, membiarkan kalimat itu menggantung diudara untuk beberapa saat.
Merasakan ada sesuatu yang tidak beres, Mei Lin menatap Rong Sheng, takut karena memikirkan apa yang mungkin Rong Sheng katakan selanjutnya. Apakah dia akan mengumumkan kepada seluruh dunia bahwa orang yang dia cintai itu adalah Mei Lin? Jika benar, maka semuanya akan hancur!
"Kau mencintai orang lain, pangeran? Katakan kepadaku, siapa orang itu!" titah Kaisar Wu Jiang. "Apakah dia orang yang kita kenal? Atau... mungkinkah, orang itu adalah tabib itu? Mei Lin? Benar begitu?"
Mendengar kecurigaan Kaisar Wu Jiang, Mei Lin langsung membantah hal itu.
"Tidak! Tidak mungkin kaisar! Tidak mungkin Pangeran Rong Sheng memiliki perasaan kepadaku. Itu tidak benar!" Mei Lin berusaha keras meyakinkan Kaisar, tetapi usaha sia-sia. Semuanya sia-sia karena Rong Sheng.
"Benar. Yang kaisar katakan itu tidak salah. Memang benar, aku menyukai Mei Lin. Hanya Mei Lin yang aku inginkan. Hanya dia yang aku cintai!" Rong Sheng dengan berani mengungkap hal itu dihadapan semua orang.
***
Bersambung.
aku jadi ngebayangin klw aku kayak gitu pasti sama takut nya ataw bahkan lebih dari itu