NovelToon NovelToon
Di Mana Tempat Itu

Di Mana Tempat Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Bukan kita menginginkan lahir ke dunia ini. Bukan kita yang meminta untuk memiliki keadaan seperti ini.
Sudah bertahan begitu lama dan mencoba terus untuk bangkit dan pada kenyataannya semua tidak berpihak kepada kita?
Aira yang harus menjalani kehidupannya, drama dalam hidup yang sangat banyak terjadi dan sering bertanya siapa sebenarnya produser atas dirinya yang menciptakan skenario yang begitu menakutkan ini.
Lemah dan dan sangat membutuhkan tempat, membutuhkan seseorang yang memeluk dan menguatkannya?
Bagaimana Aira mampu menjalani semua ini? bagaimana Aira bisa bertahan dan apakah dia tidak akan menyerah?
Lalu apakah pria yang berada di dekatnya datang kepadanya adalah pria yang tulus yang dia inginkan?
Mari ikutin novelnya.
Jangan lupa follow akun Ig saya Ainuncefenis dan dapatkan kabar yang banyak akun Instagram saya.
Terima kasih.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 26 Masalah Besar Untuk Aira

Arfandi yang mengobrol dengan tamunya tiba-tiba saja tidak fokus dengan kepalanya berkeliling yang seperti mencari seseorang di tengah keramaian orang-orang yang berdiri sembari mengobrol dan juga minum.

"Di mana Aira!" batinnya.

"Tuan Arfandi mencari seseorang?"tanya salah satu rekan yang berbicara itu ketika memperhatikan gerak-geriknya.

"Oh, tidak!" jawab Arfandi yang mungkin merasa tidak enak.

Gadis yang dicarinya sekarang sedang berada di dalam kamar mandi yang terlihat begitu gelisah sembari menelpon.

"Aku benar-benar tidak percaya kamu bisa melakukan semua ini. Aku sangat mempercayaimu Tari dan kau..." ucap Aira memegang kepalanya dengan suaranya yang tampak menekan yang benar-benar merasa luar biasa akan semua hal itu.

"Kau harus bertanggung jawab!" teriak Aira.

Tut-tut-tut-tut-tut-tut.

Panggilan Tari berakhir secara sepihak yang membuat akhirnya benar-benar kaget.

"Tari, aku belum selesai bicara!"

"Tari!" Aira berteriak histeris dengan air matanya yang keluar

Entah masalah apa yang sekarang dia hadapi yang membuatnya tidak mampu mengendalikan diri.

"Arghkkkkk!" Aira memukul kedua tangannya di pinggir wastafel yang tampak begitu frustasi.

"Bagaimana ini?"

"Apa yang harus aku lakukan!"

"Kenapa semua seperti ini,"

Tadi Aira sangat bahagia sekali dan bahkan dengan semangat datang ke pesta dan tiba-tiba saja terjadi masalah yang membuatnya sekarang sudah terduduk dengan menangis sesenggukan.

Arfandi yang masih berada di acara pesta tersebut dengan kepala yang terus berkeliling mencari keberadaan Aira. Bahkan Arfandi melihat Nana bersama orang lain.

Akhirnya wanita yang dia cari muncul juga, melihat Aira berjalan begitu sangat buru-buru sembari tangannya yang dengan lincah mengetik di ponselnya. Ekspresi wajah Aira juga terlihat menegang.

"Tuan saya permisi sebentar!" ucap Arfandi.

Rekan bisnis Arfandi menganggukkan kepala.

"Aira!" langkah Aira terhenti yang keluar dari Perusahaan. Aira memejamkan mata.

"Kamu mau kemana?" tanya Arfandi saat Aira masih tetap tidak membalikkan tubuhnya.

"Aku harus pulang, aku tidak nyaman berada di sini," jawabnya dengan suara bergetar.

"Kenapa?"

"Acaranya belum selesai Aira?" tanya Arfandi.

Aira tidak mengatakan apapun lagi dan langsung pergi.

"Aira tunggu!" Arfandi yang mengejar Aira dan berhasil menahan tangan wanita itu.

"Lepaskan!" ucapnya dengan membalikkan tubuh dan melepaskan tangannya.

Barulah Arfandi melihat wajah Aira yang sedikit berantakan, dan bahkan air mata Aira masih ada di pipinya.

"Kamu kenapa?" tanya Arfandi.

Aira mengalihkan wajahnya ke sana ke mari dan bahkan mengusap air mata yang mungkin sejak tadi memang sengaja menghindari Arfandi.

"Aira ada apa jawab aku?" tanya Arfandi khawatir.

"Tidak apa-apa. Kamu masuklah dan lanjutkan acaranya. Aku harus pulang," ucapnya yang tetap keras kepala.

"Tidak Aira, kamu jangan menghindar lagi dariku dan jangan menutupi apapun dariku dan katakan padaku apa yang terjadi?"

"Apapun terjadi tidak ada urusannya denganmu dan jangan mengganggu ku!" tegas Aira yang langsung pergi.

"Aira!"

"Arfandi!" panggil Sulastri yang membuat Arfandi tidak bisa menyusul Aira.

"Aira mau kemana?" tanya Sulastri yang sudah menghampiri putranya.

"Entahlah, Mah, tadi dia baik-baik saja dan aku memperhatikan perubahan sikapnya yang seperti ada sesuatu terjadi padanya. Aku juga mencarinya sejak tadi dan dia terlihat baru saja menangis," jawab Arfandi.

"Ya. Ampun ada apa dengan Aira?" Sulastri juga terlihat tanpa khawatir.

"Ya. Sudah sebaiknya kamu susul Aira takutnya terjadi sesuatu padanya," ucap Sulastri memberikan saran

"Bagaimana acara ini?" tanya Arfandi yang memang tidak mungkin meninggalkan.

"Ada Mama dan Papa yang akan handle semuanya. Kamu sendiri yang mengatakan bahwa Aira gadis yang suka memendam masalah dan Mama juga khawatir padanya. Apalagi dia tinggal sendiri. Jadi kamu pergi dan susul Aira!" Sulastri terus memberikan saran yang terbaik untuk putranya.

Arfandi tidak ragu melakukan hal itu yang langsung bergegas pergi memasuki mobilnya, karena dia dan Sulastri melihat Aira sudah menaiki Taxi.

Sulastri menghela nafas, "semoga Aira baik-baik saja," gumam Sulastri.

Taxi yang ditumpangi Aira sudah berhenti di depan rumahnya. Setelah bayar ongkos dan mengucapkan terima kasih yang akhirnya Aira turun dari taksi tersebut.

"Kak bagaimana ini, Kak?"

"Apa yang harus kita lakukan?"

"Orang itu akan semakin merajalela dan mungkin semua keluarga besar akan tahu?"

Aira sejak tadi berbalas pesan dengan adiknya Dinda

"Dinda minta tolong untuk kamu kendalikan keluarga. Kakak tidak tahu harus bertindak apa," ucap Aira.

"Aira!" langkah Aira terhenti ketika suara wanita memanggilnya dan ternyata itu adalah Tari teman kampusnya.

Aira yang menahan amarah pada gadis sebayanya itu langsung menghampiri dengan langkah yang sangat cepat.

Plakkkk.

Tanpa basa-basi Aira langsung memberikan tamparan.

"Kau benar-benar gila Tari. Aku sudah mempercayaimu dan kau berani-beraninya bertindak seperti ini kepadaku hah!" tegas Aira.

"Aku bener-bener minta maaf Aira. Kamu bisa marah padaku dan aku memang benar-benar kepepet saat itu," ucapnya.

"Tari yang kamu lakukan bukan hanya menghabiskan uang yang sudah aku percayai kepadamu untuk disimpan. Kamu sudah menghabiskan puluhan juta Tari dan lebih parahnya lagi kau menggunakan data-dataku untuk mengambil pinjaman pada rentenir. Kau gila Tari!" pekik Aira dengan menekan suaranya.

Bagaimana dia tidak marah, dia sudah merasa tenang dengan bantuan Arfandi yang menyelesaikan masalah perekonomiannya. Aira memiliki teman satu kampusnya yang memang cukup dekat dengannya.

Aira akan membantu wanita itu menyelesaikan permasalahan ekonomi yang juga dia alami. Sisa uang yang diberikan Arfandi yang ternyata disimpan kan Aira pada Tari dan siapa sangka Tari menyalahgunakannya dan sekarang Aira yang harus bertanggung jawab atas semua uang-uang itu dan belum lagi hutang yang emangnya tidak dinikmati Aira.

"Aku berusaha untuk mencari pinjaman agar bisa membayar keseluruhannya," ucap Tari yang juga tampak takut.

"Kau enak sekali berbicara, tidak tahu apa yang sudah mereka lakukan hah! Aku sudah menjadi korban dari perbuatan mereka yang memang sangat kejam. Sekarang keluargaku dan seluruh orang-orang terdekatku akan menjadi sasaran!" tegas Aira.

"Aku tidak tahu apalagi yang kau berikan kepada mereka dan sampai mereka mengetahui seluruh isi dalam rumahku. Tari bagaimana kau bisa melakukan semua ini!" Aira sudah tidak sanggup berkata-kata lagi.

Privasi dirinya yang diketahui banyak orang dan Aira mungkin terlalu ceroboh dan terlalu percaya kepada orang lain.

"Aku baru saja mendapatkan kiriman foto saat aku tertidur. Kenapa orang-orang itu bisa mendapatkan foto-foto itu. Kau yang memberikannya?" tanya Aira.

Tari terdiam yang hanya menunduk.

"Arghkkkkk!" teriak Aira yang menutup kedua telinganya benar-benar frustasi dan tidak membayangkan apalagi yang akan dia terima saat ini.

"Kau benar-benar lancang Tari. Aku akan melaporkanmu ke kantor polisi. Karena sudah berani mencuri data-data pribadiku dan menyerahkan kepada orang lain dan kau juga berani memberikan foto-foto yang kau ambil secara cara diam-diam!" tegas Aira menunjuk tempat di wajah Tari.

"Aira aku mohon jangan lakukan itu. Aku tidak ingin dipenjara dan aku akan bertanggung jawab atas semuanya agar mereka tidak mengganggu kamu," ucap Tari yang menyatukan kedua tangannya yang benar-benar meminta belas kasihan.

"Kau pikir setelah melakukan semua ini apa akan ada gunanya lagi hah!" tegas Aira.

Tatapan mata Tari tiba-tiba saja fokus pada satu arah yang membuat Aira menoleh ke belakang dan ternyata sudah ada Arfandi berdiri di belakangnya.

Bersambung.....

1
Teh Euis Tea
sira belajarlah dari mia yg iklas menerima keadaannya, nasibmu lebih baik dari mia yg dihianati suami dgn 3 anak dan hidup susah
semoga sj afandi mau membantu mia
insyaallah aku mampir baca novel barumu thor
Teh Euis Tea
aira kenapa ga ngelaporin si ramon ke polisi sih, klu di biarin si ramon ga ada efek jeranya
itu arfandi ada apa ya ga keluar dari kantornya apa dia sibuk di dlm apa sakit, bikin penasaran aj
ChikoRamadani
aira tegas dong, lawan tuh nini sihir si natalie ganggu suasana aja....

jarang2 kan aira bisa sedekat itu sama arfandi biasanya dia selalu menjauh...
Teh Euis Tea
idihhh si nathali aneh orang arfandi yg menginginkan aira dekat dia, arfandi itu naksir aira bkn km nathalia
ChikoRamadani
natalie caper banget smaa arfandi....
tapi arfandi lebih menyukai aira,,,


setelah ini aira bisa tegas dalam berbicara apalagi lawannya si natalie... dan jangan terlalu insecure ... semua butuh proses
Teh Euis Tea
natali jgn sok perhatian sm afandi, afandi sendiri cm mengharapkan aira bkn km
Teh Euis Tea
semoga km sukses ya aira novelmu buming jd km ga merasa rendah diri lg, semangat untuk aira
Teh Euis Tea
nah gitu dong aira terbuka sm ortumu jd dpt dukungan jgn apa apa di pendem sendiri pdhal ga mampu yg ada malah makin pusing makin terpuruk hingga km mau bunuh diri
Teh Euis Tea
aira klu ketahuan paling di nikahin km sm arfandi😁
Teh Euis Tea
aira jarang loh yg tulus seperti afandi wlu udah 10thn berlalu msh perhatian sm kamu
Teh Euis Tea
kasian bgt sih aira, mudah"an aj sirsmon secepatnya di tangkap
Teh Euis Tea
si aira sok kuat padahal butuh bantuan
Teh Euis Tea
si tari teman ga tau diri
Teh Euis Tea
aira benar kt afandi jgn jd orang ga enakan klu km ga nyaman pergi ke acara itu ya jgn pergi dan harus berani menolak
Teh Euis Tea
natali km cemburu ya sm arfandi
Teh Euis Tea
mungkin karna teman" nya sombong jd aira merasa minder
Teh Euis Tea
emang sih ga enak bgt klu ketemu sm teman yg udah pd sukses trs ngomongin soal kerjaan sedangkan kita hanya pekerja biasa berasa di kacangin sih mau ikut nimbrung ngobrol ga tau ngomong apa
Teh Euis Tea
makin minder aj aira nih tp tetap sj km hrs semangat aira km itu butuh teman untuk keluh kesah km jgn di pendem sendiri dan akhirnya km jd minder
Teh Euis Tea
aira ayolah bergaul km jgn minder trs sm teman km
ChikoRamadani
ini cerita aira yang selalu dikejar debt collector tapi masalahnya sudah selesai karena dibantu arfandi....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!